bagian keenam; mereka budek?

10 0 0
                                    

Maaf untuk typo

Jangan lupa voment buat yang baca

______________

Hari pertama mereka didesa banyu merah, udah ada keributan aja kaya tiba tiba suara bersik tengah malem sama suara umpatan bilang gini 'anjing afk!.', itu sih bukan kerjaan makhluk halus tapi para jantan.

Kaya para cewe yang tiba disamperin ibu ibu yang nanya. "Neng cantik kok bisa disini?"

"Kita KKN bu disini."

Pagi ini mereka lagi pada siap siap buat ke SMA yang ada disana, kebetulan ga jauh dari penginapan.

"Heh tukang ngebut!."panggil Dante ke Hendri yang lagi manasin motor.

"Apaan te?"

"Gue nebeng lu lagi yak!."

Hendri memutar bola matanya malas terus ngangguk pasrah.

"benci Hendri banyak banyak."ucap Dante.

Hendri pelototin Dante terus timpuk kerikil yang ada dideket motor.

Nisya sama Shania cuman ketawa aja ngelitnya, jarang jarang mereka begini biasanya pada sibuk sama hp.

Motor yang dipake sama David bannya bocor tiba tiba.

"Gays ban motor gue bocor nih."seru David ngadu ke yang lain.

Mereka semua nyamperin David yang kebingungan, gimana ya pasalnya dia boceng Fanio.

"Dua motor harus boti."ujar Jenal. "Fanio boti bareng gue sama Bima, kalau David bareng Hanafi sama Satria."

"Yaudah boleh gue setuju sama Jenal."setuju Hanafi yang boti bareng Satria sama David.

"Bima gimana?"tanya Jenal ke Bima.

"Why not?"

Mereka mulai naik ke motor masing masing buat cus ke SMA.

Diperjalanan mereka lihat orang orang pada lakuin akifitas biasa kaya jalan atau naik sepeda. Oh iya mereka juga dapet makanan dari mas mas ganteng loh.

.

.

.

Dikelas 11 tempat Yulia, Satria sama David ngajar itu lumayan sunyi padahal kayaknya semua siswa dateng.

Mereka bertiga masuk dengan pikiran bingung.

"Selamat pagi!."sapa David mencoba sedikit mencairkan suasana.

Tapi mereka semua ga jawab sapaan David.

"Selamat pagi?!!."sahut Satria sedikit lebih tinggi suaranya dari David.

Tapi tetep ga dibales sapaannya, nyesek sih tapi mungkin mereka masih asing sama mereka apalagi ini desa bukan kota.

Itu yang ada dipikiran mereka.

"Jangan malu dong."ucap Yulia biar sedikit hangat ga sedingin ini.

Tok tok tok

Itu suara ketokan pintu, mereka nengok ke asal suara dan itu, Hanafi yang ketok.

"Permisi, David sini bentar."

David samperin Hanafi yang ada dipintu kelas, Hanafi langsung tarik tangan David keluar dari area kelas.

"Kenapa fi? kayaknya penting banget sampe disini."tanya David yang lihat raut muka Hanafi yang agak sedikit marah.

"Kenapa murid dikelas MIPA 2 pada diem sih anjir."

David kaget denger ucapan Hanafi yang sedikit prustasi itu. "Dikelas gue juga pada diem gue sapa fi."

Hanafi tatap kaget David yang bilang begitu.

"Really? Wow hahaha this school is so weird."

Lawan bicafa Hanafi juga mengangguk setuju sama ucapan Hanafi.

"It's been to long, gue mau balik ke kelas kasian Satria sama Yulia."pamit David mau balik ke kelas.

"Iya bule."

David tatap malas Hanafi terus balik ke kelas tinggalin Hanafi.

Balik lah David ke kelas takutnya Satria sama Yulia tertekan sama murid murid itu.

"Yul sat."panggil David sambil lambaiin tangan ke Yulia sama Satria.

Mereka berdua yang dipanggil nyamperin David yang masih diluar kelas.

"Kenapa vid?"tanya Satria.

"Kata hanafi murid dikelas dia juga pada ga nyaut disapa juga.:

Satria sama Yulia mandang satu sama lain.

"Dikelas kita ada yang jawab kalah ditanya, jadi ya mereka mah jawab kalau pertanyaan nya cuman buat satu orang."

David kebingungan sama ucapan Satria. Yulia tarik tangan David ke kelas terus samperin anak paling depan.

"Selamat pagi, kenalin nama kakak Yulia."

Lawan bicaranya itu senyum jawab ucapan Yulia. "Halo aku Ari."

David mulai ngerti sama ucapan Satria, mereka cuman jawab kalau ditanya satu persatu bukan semuanya.

.

.

Pas mereka pulang tuh gabut banget gak ada yang bisa diajak ngobrol, mana sinyal jelek dari semalem lagi.

"Ck laper bet gue."keluh Dante yang kelaperan.

"Makan aja sana didapur masih ada makanan yang dikasih mas mas tadi pagi."ucap Shania.

"Kalian percaya sama dia?"tanya Hendri yang jengkel.

Mereka semua tatap aneh Hendri yang tiba tiba nyeletuk begitu.

"Maksudnya hen?"sahut Fanio yang kebingungan.

"Ya kalian kenapa gampang percaya banget sih sama orang yang baru ditemuin."

"Kok lo gitu sih hen, okey gue ngerti lu masih was was sama kejadian beberapa hari yang lalu, tapi lo jangan prasangka buruk dulu sama orang itu."ujar Jenal.

Daniar tatap kagum Jenal, tumben ni anak bener omongannya.

"Okey terserah lo pada."

Hendri pergi dari ruang tamu masuk ke kamarnya.

"Kok Hendri jadi begitu sih?"heran Hanafi yang heran sama sahabat SMA nya itu.

"Dia mungkin masih was was sama kejadian beberapa hari yang lalu, kan lu liat sendiri gimana Dante kesurupan."ucap Satria yang bikin Hanafi sedikit mengerti sama keadaan sekarang.

Bima tiba tiba berdiri dari duduknya. "Gays gue mau keluar sebentar cari angin, ya gak jauh kok cuman muter sekitar sini."

Nisya tatap Bima yang lagi acak acak rambut. "Jangan sotoy bim kita baru kali ini kesini."

Bima cuman kasih tanda okey aja buat iyain ucapan Nisya.

Bunda able emang Nisya.

"Hati hati yo!"seru David yang lagi makan ciki.

"Okeh!"

Bima udah keluar buat cari angin.

Tbc.

Pendek dulu

KKN lintas duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang