Ikigai (生き甲斐) : Alasan untuk hidup; Sesuatu yang membuatmu untuk bangun di pagi hari.
🍁🍁🍁
Pagi hari, waktu dimana segala suara di dunia mulai berbunyi kembali.
Suara kicauan burung-burung Kutilang, suara tetesan air yang dari kran, suara pembawa siaran cuaca di televisi, desis angin yang berhembus pelan, serta suara-suara sayup keramaian aktivitas pagi lainnya, semua dapat kudengar dengan jelas selagi masih memejamkan mata.
Jangan salah sangka, Aku bukannya malas bangun, aku hanya tengah menikmati awal pagi dengan caraku tersendiri. Dibandingkan memfungsikan indera pengelihatanku, aku lebih memilih untuk melakukan pemanasan bersama indera pendengaran serta penciumanku terlebih dahulu.
Dan dengan berpura-pura masih terlelap inilah, suara pagi favoritku pasti akan datang sebentar lagi.
Tok.. Tok.. Tok.
Itu pasti suaranya yang sedang memotong sayur di dapur.
Blup...blup.. Blup.
Supnya sudah mendidih. Aku berani bertaruh lewat penciumanku yang tajam, pagi ini kami pasti akan Sup miso.
Tuk.. Tuk.. Tuk.
Ia mulai menata meja, menaruh segala alat makan dan lauk-pauk yang aromanya sedari tadi sudah mengundang rasa lapar. Kira-kira selain sup, dia memasak apa lagi ya? Mungkin omelette?
"Yosh! Saatnya membangunkan Kazuha! "
Bahkan sahutan monolog miliknya masih dapat aku dengar. Diam-diam aku terkikik geli, dia imut sekali jika bersemangat seperti itu.
Asalkan kamu tahu, aku sudah bangun sedari tadi, tahu?
Tap, tap, tap!
Langkah yang terburu-buru tersebut menuju kemari, sebentar lagi, hanya beberapa langkah lagi, dia akan datang.
Begitu suara pintu telah terdengar, maka penantianku akan selesai.
Krieet!
.....
Huh?
Dia tidak bersuara setelah membuka pintu, kukira dia akan memanggil namaku. Namun, aku masih dapat mendengar suara kakinya masih mendekati ranjang. Ngomong-ngomong, aku sengaja masih memejamkan mata karena penasaran apa yang ingin dia lakukan.
Awalnya semua terasa hening, sampai-sampai aku merasa sebuah sentuhan, tangan halusnya yang menyentuh pipiku.
Mungkin inilah saat yang tempat untukku membuka mata?
" Eeehh! maaf! Kau jadi terbangun ya? " Begitu membuka kedua netra ini perlahan, aku disambut dengan wajah panik seorang gadis yang cepat-cepat menarik tangannya menjauh.
" Aku berniat membangunkanmu nanti karena tampaknya kamu masih lelah, ta-tapi—! "
"—Tak apa-apa, aku sudah cukup segar, kok. " Aku berangsur duduk, tertawa pelan dan menepuk pucuk kepala si gadis.
"O-ooh, begitu... " Kikuknya terbata-bata, pipinya yang memerah seperti buah tomat masih terlihat jelas olehku karena disinari oleh cahaya mentari yang merambat masuk lewat jendela sebelah ranjang.
Imut, mungkin ia malu karena tertangkap basah karena ulahnya tadi, tetapi aku sama sekali tidak bermasalah dengan hal tersebut. Lagipula kami kan sepasang kekasih? menyentuh pipi pasti bukanlah hal aneh lagi.
"Y-yaa, Kalau begitu, Selamat pagi Kazuha! "
Oh, akhirnya dia mengatakannya padaku.
Inilah suara favorit yang kumaksud, sapaan pagi dari seorang gadis bernama Kaedehara [Name].
Suara riangnya selalu terdengar teramat menyejukkan melebihi embun pagi. Senyumnya yang semanis madu itu, tidak pernah gagal mendorong semangatku untuk melanjutkan hidup lagi hari ini.
Dengan kata lain, dialah alasanku saat ini untuk tetap bangun pagi. Lagi dan lagi.
Kecupan ringan dan pelukan erat yang selalu kuberikan padanya setelah ia menyapa adalah sejenis bayaran karena sudah membuatku senang, setidaknya aku pun ingin mengembalikan dengan memberi gadisku kebahagiaan dari hal-hal kecil juga.
Setelah melepas pagutan, aku menyandarkan dahiku pada dahinya, mengenggam erat kedua tangan hangatnya tersebut, kemudian berbisik sehalus angin musim semi,
"Selamat pagi juga, [Name]. "
KAMU SEDANG MEMBACA
⌗❏❜⋮ 𝙏𝙒𝙄𝙏𝙏𝙀𝙍𝙋𝘼𝙏𝙀𝘿; к.кαzυнα ﹆〻°
Fanfiction❝𝐴𝑘𝑢 𝑠𝑢𝑘𝑎 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔, 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑖𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑝𝑖𝑘𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑡𝑎. 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑠...