title: sweet killer.
⚪️⚪️⚪️
langit sore itu sangat cantik. warnanya biru muda yang dipadukan oranye dan merah muda karena matahari tenggelem di barat. lukisan tuhan yang sangat indah. ia bahkan tidak berhenti bergumam mengagumi pemandangan indah di depannya.
sedetik kemudian ia tersadar. ia berhenti tersenyum dan meremat kedua tangannya. ia kembali ke kamarnya. ia harus berada di kamarnya karena sebentar lagi ada rutinitas hariannya. ia jadi lebih murung. beberapa orang yang dilewatinya tadi menatapnya bingung. lima belas menit yang lalu, pemuda itu baru saja menyapa mereka dengan ceria. dengan senyuman paling menawan yang pernah ada. kenapa sekarang jadi murung seperti itu?
ia terkejut ketika membuka knop pintu kamarnya. ia melihat pria itu duduk di ranjangnya sembari membaca buku hariannya. jungwon mendekatinya dengan takut-takut.
"dari mana?" tanya pria itu dengan suara rendahnya.
"dari ruang santai." jawabnya berusaha tenang. karena ia melihat pakaian pria itu dilumuri darah segar. entah apa yang dikatakan pria itu pada pegawai di rumah sakit itu, jungwon tahu jenis darah apa itu.
"aku membawakan makanan manis. keik cokelat dan puding stroberi rendah gula." ujar pria itu dan menutup buku hariannya. pria itu menatapnya dengan memicingkan mata tajamnya. jungwon jadi takut.
"rambutmu sudah panjang. besok aku akan memotongnya." setelah mengucapkan kalimat itu, pria itu keluar dari kamar jungwon.
tubuh jungwon masih bergetar. ia mencoba menenangkan dirinya. ia membuka keik cokelat rendah gula dari pria itu. ia memakannya secara perlahan-lahan. berkat cokelat, perasaannya berangsur-angsur menjadi tenang.
"kalau dia membunuh banyak orang, kenapa tidak membunuhku juga?" gumamnya dengan bibir yang mengerucut lucu. menggemaskan.
/
hari ini pria itu datang dengan tas bingkisan yang besar. pakaian pria itu jauh lebih rapi daripada kemaren. lebih bersih. tidak ada bekas darah segar lagi. dan pria itu menyisir rambutnya ke belakang. jungwon selalu terpesona dengan pria yang sudah berkepala tiga itu. parasnya memang tampan, wajar kalau ia terpesona.
"hari ini aku tidak sempat membuat makanan manisnya sendiri. jadi aku membelinya selama perjalanan kemari." ujar pria itu sembari meletakkan tas bingkisan itu di meja nakas sebelah kasur. jungwon hanya berdehem pelan menanggapinya.
"malam ini aku akan menemanimu tidur." jungwon cukup terkejut dengan pernyataan itu. menemaninya? apa pria itu sedang gelisah? sehingga membutuhkannya?
"ada apa?" tanya jungwon pelan. ia mendekati pria itu dan membantunya melepaskan jaketnya. melipatnya dengan rapi dan meletakkannya di gantungan baju yang berada di sebelah lemari.
"selama seminggu, aku akan pergi ke luar negeri. aku tidak memberikan makanan manisnya tiap hari selama seminggu ke depan." jungwon mengangguk paham. oh, itu sebabnya pria itu memberikan bingkisan yang besar. ternyata untuk persediaan selama satu minggu.
"aku akan meminta bantal tambahan pada suster." jungwon hendak membuka pintu namun dicegah oleh pria itu. pergelangan tangannya digenggam erat. sampai jungwon merasa kesakitan.
"aku tidak akan kabur. janji." ucapnya. namun pria itu tidak peduli. ia menarik tubuh jungwon dan mendudukkan jungwon di ranjangnya.
"kau bisa menggunakan tanganku untuk menjadi bantalmu." jungwon hanya mengangguk menurutinya.
/
jungwon berlarian dari taman ke kamar rawat inapnya. wajahnya pucat. keringat dingin muncul di pelipisnya. jungwon harus segera sampai di kamarnya sebelum pria itu. jungwon tidak boleh terlambat. tidak boleh. ia merutuki dirinya yang terbiasa pergi ke taman sampai malam hari karena selama satu minggu ini pria itu tidak datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
dragoste eterna(jaywon)
Fanfictionkumpulan cerita pendek tentang jaywon yang juga dipublikasikan di platform lain.