2🍁

4 0 0
                                    

"Ba'da tahajud semua setor hafalan dengan ustadzah"

"Baik ukhti"

"Jangan ada yang tidur,semua di awasi oleh pengurus"

"Na'am ti"

"Ukhti mentari kalau yang halangan bagaimana??"
Ya wanita itu adalah mentari,mentari dengan sifat tegasnya.

"Ukhti halangan setoran hadis dengan saya"

"Baik ukhti"

"Kamu mau langsung ke kamar ri??"

"Enggak ca aku mau ke balkon aula dlu"

"Pasti mau lihat mentari iya kan"

"Hmm"ucap mentari dengan senyumnya

"Ya sudah aku dluan"

"Oke mba chacha"
Setelahnya mentari langsung pergi ke balkon aula,hanya untuk melihat matahari tapi menurutnya  bukan hanya matahari tapi ini adalah nikmat tuhan yang tak bisa didustakan
"Maka nikmat manakah yang engkau dustakan"

"Alhamdulillah... allah masih kasih aku kesempatan buat lihat matahari pagi ini"ucapnya sambil menghirup udara.
Itu semua tidak hilang dari pandangan seseorang,ada senyum yang terlihat saat ia memperhatikan mentari.

"Ti mentari dipanggil ukhti meisya katanya suruh siap siap sekolah"

"Astagfirullah saya lupa...terimakasih sudah memberi tahu"

Ia bergeges menuruni tangga...niatnya hanya ingin melihat matahari sebentar namun kenapa ia mala melamun di balkon pondok

"Ayo ri GC...hari ini guru MTK tau"ucap meiysa saat mentari masuk ke kamar yang ia tempati

"Iya cha syabar dong"

"Heuh aku tunggu di luar ya...anak anak udh pada berankat"

"Iya cha"

Setelah siap mentari langsung menyusul meisya saat di cari keluar ternyata meisya sudah berangkat bersama yang lain

"Tuh kan chacha nyebelin"

"Belum berangkat??"

"Balum ustadzah"

"Knp blm??"

"Ini baru mau berangkat ustadzah"

"Barang saja dengan ustadzah dan faisal"

"Ah...tidak usah ustadzah mentari jalan kaki saja"

"Kamu sudah telat loh nak"

"Yasudah ustadzah mentari ikut dengan ustadzah"

"Ayo"

***
"Jar bangun....astagfirullah ini ana udh kaya kebo"

"Haduh ya masih malem tau"

"Malem malem...tahajud kalo ga ayah siram kamu"

"Eh...iya yah iya fajar bangun"ucap fajar mulai mengakat badannya dari kasur

"Wudhu...ayah tunggu kamu di kamar sholat"

"Iya yah"

"Jangan lupa...lanjutkan setoran hafalan kmu"

"Apa yah??"

"Juz 26 ...ayah tunggu"

"Ya allah ayah..."
Ya meskipun ayah dan ibunya di sibukan dengan pekerjaannya mereka tetap orang tua yang mendidik anak dengan ilmu agama. Terlebih ayahnya fajar lulasan pesantren membuat fajar di harusnya meneruskan ayahnya,meskipun ayahnya bukan ustad,bahkan kyai.

Setelah selesai tahajud fajar benar benar mensetorkan hafalannya...meskipun tak banyak ayahnya tetap senang dengan kemaun fajar menghafal tanpa paksaan.

Dulu saat kecil pun ia sudah di tempatkan di pesantren,bukan karna kemauan orang tuanya tapi murni kemaunnya sendiri.
Begitu juga dengan kemauan menghafal ia sudah mau menghafal sejak usian 7thn bahkan saat usianya 5 thn pun ia sudah mahir membaca al quran.

***
"Hari ini ujian hafalan!!"perintah ustad syam tibatiba

"Ya allah ustad dadakan bangat udh kaya tahu bulat"

"Belum lancarin ustad".

"Sudah tenang...saya akan membacakan ayat dan tugas kalian menjawab surah apa dan penjelasannya"

"Ya allah ustad masih pagi juga"

"Manaan belum sarapan"

"Manaan belum kawin"

"Jangan banyak membatah hanya 3 soal,dengarkan baik baik"

Tringgg.
"Gila si ri ustad syam ngasih soal ga mikir mikir"

"Iya ih gw ga ngerti sama sekali,lu si enak anak pondok"

"Sama ajh kalo kalian mau belajar,bukannya soal yang ustad kasih ayat yg udh kita hafal semua"jawab mentari santai

"Iya si...tapi gw ga inget ri sumpah"

"Fajar ganteng ya ri"

"Yeuh lu mah da kalo liat cowok ganteng dikit langsung dah"

"Emang ganteng kan "

"B ajh"ucap mentari

"Futhhh"aidah hanya bisa menahan tawanya.

"Ah kalian mah rese"

***
"Woy jar nanti sore futsalan lo bisa??"

"Ya bang gw ga bisa"

"Ya gw kira lo bisa"

"Lain kali ya bang kalo gw ada waktu"

"Oke deh jar"

"Mentari main basket yuk"teriak ryan pada mentaru

"Eh...ga deh kak masih ada urusan hehe"

"Yah yaudah deh..."

"Duluan kak"

"Yaps"

"Lu kenal di bang??"

"Kenalah, mentari bagaskara siswa aktif di sekolah dengan segudang pengalaman yang ia milili"

fajar untuk mentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang