5🍁

0 0 0
                                    

Diruang dengan nuasa putih sedang berbaring lemah gadis cantik,gadis yang periang meski sedikit pendiam,soroton matanya yang tajam namun memiliki pancaran yang teduh kepada siapa saja yang ia tatap.  Mentari hampir mirip dengan matahari,matahari yang menyinari bumi dan ia menyinari kasih sayang kepada orang orang
yang ia miliki.
Jangan lupakan remaja tampan yang kini telah menunggunya pulih,sudah hampir sepuluh jam ia melihat mata cantik  itu terpejam.

"Huft lu kapan bangun mentari,bahkan matahari disana udah keluar dari rumahnya"ucapnya lesu melihat mentari yang tak kunjung membuka mata

"Cepet bangun,gw kangen liat mata luh yang cantik...eh maksudnya mata lu yang serem"

"Haduh kenpa keceplosan gini si kalo dia denger gimana?eh dia kan pingsan"ucapnya dalam hati

"Huh gw bete "ucap fajar

"Allahuma sholi ala syadina muhammadin tibbil qulubi wadawaihaa....
Wa'afiyatil abda niwa syifaaiha
Wanuril abshori...

***
Perlahan mentari mulai sadar dari tidurnya...namun matanya enggak untuk membuka,hanya bau bauan obat dan suara seseorang

"Allahuma sholi ala syadina muhammadin tibbil qulubi wadawaihaa....
Wa'afiyatil abda niwa syifaaiha
Wanuril abshori..."

"Kamu siapa??"

"Eh...lo udah bangun"

"Fa...jar??"

"Hmmm"

"Aku haus bisa tolong ambilkan air"

"Bentar"lalu fajar memberikan minum kepada mentari.

"Kenapa aku bisa disini??"

"Lo ketabrak gw"

"Trus kamu yang bawa aku kesini"

"Ya iyalah gw...masa motor gw"

"Ma'af"

"Gw yang minta maaf gara gara gw lo jadi di rawat begini"

"Iya aku maafin"
"Kamu dari tadi disini??kita berdua??"lanjutnya

"Loh ga usah takut,tadi anak santri ada yang kesini baru ajh mereka pulang mereka juga ngirimin makanan buat lu..oh iya kata mereka nanti lo dijemput sama orang tau lu"

"Ayah ummah aku??"

"Hmmm...lo makan dlu bair gw bantu"

"Aku bisa nyuap sendiri"

"Oke"

Fajar hanya menatap mentari yang memakan makanan nya dengan lahap . "Benar benar menggemaskan"ucap fajar dalam hati.

"Secantik itu ya aku sampe kamu ngeliatinnya kaya gini"sadar akan hal tersebut fajar langsung mengalihkan tatapannya

"Gw ga liatin lu"

"Ouh..."

"Assalamu'alaikum"

"Wa"alaikumusalam ummah"ucap  mentari senang.

"Jadi Kenapa bisa seperti ini sayang"tanya ummah lalu mencium kening putrinya.

"Ma'af om tante ini semua karna saya" ucap fajar lalu mencium punggung tangan ayah mentari

"Terimakasih telah menjaga putri saya"ucap ayah mentari

"Samasama om...sekali lagi saya minta ma'af "

"Saya faham namanya juga darah anak muda"ucap ayah mentari

"Hhehe...sekali lgi saya minta maaf ya om"

***
"Fajar liburan ini ayah mau ke pesantren ayah dlu"

"Ikut dong yah..."

"Boleh"

"Jangan yah, nanti abang genit genit sama santri sanah"

"Enak ajh,al nih yah masih kecil udah pacarin anak tetangga sebelah"

"Apaan si abang"

"Emang ya...buktinya kemarin ngasih boneka"

"Itu dari ibu huuu"

"Udah udah jangan ribut,besok pagi kita berangkat oke"

"Siap ayah"jawab fajar dan al kompak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

fajar untuk mentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang