BAGIAN SATU

8 2 1
                                    

Falisha Andhira. Memiliki arti nama kebahagiaan dan juga kuat. Namun perempuan yang tengah duduk sendirian itu tak pernah merasakan kebahagiaan. Sedikitpun. Terdengar menyedihkan? Memang.

Bagaimana dia bisa hidup tanpa merasakan kebahagiaan? Falisha sudah kebal dengan hidupnya sekarang. Bahkan dia jarang mengukir senyum diwajahnya.

Kedua orang tua yang mungkin tak menyayanginya, ah, bukan 'mungkin' lagi. Tapi memang orang tuanya itu tak menyayanginya. Falisha bukan anak tunggal, dia memiliki seorang kakak laki-laki. Apa kalian berfikir bahwa kakak laki-lakinya ini menyayangi Falisha?  Berharap bahwa setidaknya ada satu orang berada disisi cewek malang ini.

Jawabannya, tidak. Kakak laki-laki Falisha sama saja dengan kedua orang tuanya. Bahkan lebih parah. Hampir setiap hari laki-laki itu meminta uang pada Falisha. Memeras gaji milik Falisha untuk berfoya-foya. Ya, tentu saja Falisha bekerja meskipun dia masih duduk di bangku SMA. Demi dirinya untuk bertahan hidup.

Pasti kalian bertanya-tanya apa orang tuanya tidak memberi uang? Jawabannya tidak. Mereka berdua sama sekali tak memberikan Falisha uang. Bahkan untuk uang saku sekolahpun tidak.

Lantas, bagaimana dia membayar uang sekolah? Tentu saja Falisha membayarnya dengan uang sendiri. Dari hasil kerja paruh waktunya. Falisha tidak bekerja di satu tempat saja, tapi dia bekerja di beberapa tempat agar bisa mendapatkan uang yang banyak.

Bahkan di sekolahpun dia sama sekali tidak punya teman. Orang-orang seperti merasa jijik jika berdekatan dengan Falisha. Dibully. Hampir setiap hari Falisha merasakan itu. Bahkan sudah tiga tahun selama dia bersekolah di SMA Brawijaya ini. Tapi Falisha lebih memilih untuk diam dari pada harus melaporkannya pada guru BK. Karena jika Falisha melapor, teman-temannya akan semakin membenci dan semakin gencar membully dirinya.

Saat ini pun dia sedang dibully, padahal sedari tadi Falisha hanya diam dan menikmati makanan bekal yang ia bawa dari rumah. Seolah-olah dengan mereka membully dirinya adalah kesenangan mereka.

Falisha masih terdiam sampai bekalnya habis. Seseorang terus menerus menyemprotkan es batu kecil-kecil dengan menggunakan sedotan. Falisha menoleh kearah orang yang terus menerus mengganggunya.

Sedangkan orang itu? Hanya tergelak tertawa puas bersama teman-temannya. Cowok itu, adalah yang paling setia membully Falisha.

Dan lebih menyakitkannya lagi, bahwa dia adalah cowok yang disukai oleh Falisha.

💠💠💠💠

Falisha menaruh kembali tempat bekal didalam loker miliknya. Dan tiba-tiba seorang perempuan menutup lokernya dengan sangat kencang membuat Falisha terkejut. Hampir saja jarinya terjepit jika dia tidak segera menghindar.

"Lo tuh kemana aja sih? Capek tau gak gue nyariin lo!" Bentak cewek itu dengan sangat keras. Kemudian cewek itu melempar buku yang ia bawa tepat pada wajah Falisha.

"Kerjain tuh tugas gue, cepetan. Sebelum bel istirahat selesai, lo harus udah kelar ngerjain tugas gue. Faham?!" Titahnya kemudian berlalu pergi bersama dengan kedua temannya.

Begitulah hidup Falisha disekolah. Dibully, disuruh mengerjakan tugas orang yang bahkan sebenarnya itu wajib dikerjakan sendiri-sendiri. Tapi lagi-lagi Falisha lebih baik diam dan mengerjakannya sesuai yang sudah diperintahkan.

Memasuki kelas, Falisha terdiam ketika melihat meja miliknya ditempati oleh segerombolan para geng cowok-cowok. Padahal ia ingin cepat-cepat mengerjakan tugas sebelum bel istirahat selesai.

Dengan memberanikan dirinya, Falisha menghampiri cowok-cowok yang tengah asik duduk di bangku miliknya.

Falisha mengetuk pelan mejanya. "Permisi, bisa kalian pindah ketempat lain? Gue mau duduk ngerjain tugas"

FALISHA | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang