【CERPEN】
___________________________
Sebelum kalian membaca cerita pendek ini. Izinkan aku memberikan sepatah-dua kata terlebih dahulu.
Cerpen ini kutulis tepat pada tanggal 24 Januari 2021. Di mana keterampilan mengarangku masih benar-benar dangkal dan cerpen ini tertulis karena merupakan "sebuah tugas akhir" dari salah satu Komunitas Kepenulisan Berbasis WhatsApp yang bernama Rumpun Pena Sastra. Singkatnya, cerpen ini harus menggunakan nama tokoh dari dua admin RPS. Lokasinya juga harus berbau RPS. Begitulah cerpen ini terjadi.
Teruntuk seseorang yang begitu kukasihi "Vina Alya Putri" yang saat itu merupakan pembimbing Purple Class (class yang kutempati saat itu), karya ini kupersembahkan. Kata maaf mungkin tidak lagi berarti sebab sosok itu kini telah tiada. Tepat pada hari ini, 15 September 2021, pukul 13.00 WIB, Vina telah berpulang ke alam baka untuk selama-lamanya.
Kak Vina, maaf aku mengingkari janjiku. Maaf karena belum sempat mengubah namamu yang kupinjam kala itu untuk menjadi salah satu tokoh dalam cerpen ini. Dirimu sudah memberi titah, namun aku belum sempat melaksanakannya. Maaf pula karena aku belum bisa menjadi sosok tempatmu melabuhkan lelah. Cerita pendek ini rasanya seperti di-aminkan oleh malaikat maut, ya? Membuatku tak berhenti merasa menyesali segala hal yang telah terjadi. Hari ini, dirimu sudah pulih dari segala derita yang selama ini begitu membelenggu ragamu. Hari ini, dirimu telah mampu tertawa lepas tanpa harus meringis. Hari ini, bebanmu telah sirna. Tugasmu di dunia yang fana ini telah usai dan dirimu telah kembali kepangkuan-Nya. Selamat jalan, Kak Vina. Sosokmu akan kekal dalam relung hati ini selamanya. Meski batin ini masih tidak menyangka, tetapi siapa yang bisa mengelak dari kenyataan yang ada? Hanya bisa berdoa, semoga kelak kita bisa kembali berjumpa di suatu tempat di alam sana. Terima kasih, ya, Marong! Sudah pernah hadir dan mengisi hari-hariku dengan warna-warna cerahmu.
Baiklah, sepertinya cukup. Mataku sudah bengkak, haha. Enjoy, ya! Cerpen ini masih bersifat original sebagaimana sebelumnya. Belum ada perombakan atau penambahan/pengurangan apapun. Mungkin banyak hal yang perlu diperbaiki, tetapi untuk saat ini biarlah dulu seperti ini.
Selamat menikmati sajian yang tersedia!!
___________________________
Suasana Aula SMA Rumpun Pena Sastra terlihat riuh. Banyak orang tua beserta siswa dari berbagai sekolah sedang menunggu pengumuman Olimpiade Matematika Tingkat Nasional yang tahun ini diadakan di sekolah tersebut. Sementara di tengah kebisingan itu, terlihat seorang siswi duduk di sudut ruangan dengan kaki yang gemetaran. Sepertinya perempuan itu sedang cemas.
"Baiklah, saya selaku MC akan mengumumkan pemenang olimpiade matematika tingkat nasional pada tahun 2021 ini."
" ... juara kedua jatuh kepada, Irene Alexandra Sisilia. Kepada saudari Irene, dipersilahkan naik ke panggung bersama orang tua atau yang mewakili untuk penerimaan medali dan piagam penghargaan ...."
Mendengar namanya disebut, perempuan yang sedari tadi duduk di pojokan itu menunduk sejenak dan menghela napas. Kemudian ia bangkit, berjalan seorang diri menuju panggung.
"Mana walinya, Dik?" tanya MC pada Irene begitu ia tiba di panggung.
"Tidak hadir, Pak."
MC hanya mengangguk mendengar jawaban singkat Irene dan kembali mengumumkan pemenang olimpiade.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙚𝙩𝙚𝙨 𝙏𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙎𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝘽𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜
Short StoryBerisikan hal random. Bisa Cerpen, Puisi, Kata-kata/Kutipan, atau mungkin sebuah pandangan dari Bintang. Intinya, ini lapak yang isinya adalah segala sesuatu yang tidak terikat akan ketentuan apapun alias bebas. Jadwal publikasinya pun tak menentu...