Bagian 3 ~An Accident Season

48 4 1
                                    

Hendra melangkah gusar menuju markas geng Victor, dia menendang sofa didepannya. Membuat teman-temannya melirik kearahnya, tetapi sungkan untuk bertanya. Kebetulan Sasa dan Rafi juga berada disana, mereka tengah duduk di sofa panjang dengan tangan bermain game di ponsel. Masih tidak peduli dengan tingkah Hendra yang kini sudah duduk di sofa kecil.

"Sa! Buru kesinii! Gue dikeroyok anjing." Ujar Rafi heboh.

"Bentar anjir, gue juga lagi ngekill." Balas Sasa santai.

"Sa tolongin elah, saaaaa... Yah gue matii!" Rafi berdecak melirik kearah Sasa yang masih sibuk bermain tak membalasnya.

"Bentar, nah kan udah menang." Sasa menunjukkan game di ponselnya pada Rafi, tim mereka yang menang.

"Males gue, gak jadi ikut nghancurin turet nya. Gak MVP lagi! Benci bangett, gue kayaknya cuma dijadiin umpan sama tim." Sasa tertawa kecil dia mematikan ponselnya. Rafi memutar bola matanya. Tak sengaja dia melihat Hendra yang tengah terdiam.

"Kenapa lagi si Endra, Sa?" Bisik Rafi pada Sasa, Sasa menoleh kepada Hendra yang dimaksud Rafi.

"Lo tanya gue?" Balas Sasa malas.

"Ekhem! Lo kenapa Hen?" Hendra menoleh kepada Rafi dengan tatapan datarnya.

"Gue pengen pulang." Balas Hendra seperti gauman.

Rafi menyingit, "pulang tinggal pulang aja kali, pake pengen-pengen segala. Emang ada yang larang?"

"Bukan kerumah."

"Maksud lo?" Sahut Sasa.

"Jangan bilang lo mau pulang ke sisi Tuhan." Ucapan Rafi langsung mendapat tatapan tajam dari Sasa dan Hendra. "Enggak canda gue boskuu!"

"Gue kangen sama bokap gue di Amerika." Rafi menjentikkan jarinya.

"Ya ke sana aja lah, lagian udah lama juga lo gak ke sana. Sekali-kali kek lo yang ke sana." Balas Rafi.

"Tapi oma gue..." Rafi dan Sasa menghela nafas, mereka sudah tahu masalah yang ada di keluarga Hendra.

"Tunggu aja sampai bokap lo balik." Balas Sasa, Hendra mengangguk-angguk.

"Bay the way, gue pengen beli es campur yang ada di depan." Perkataan Hendra membuat Sasa dan Rafi saling tatap, semoga ini tidak bahaya.

"Terus?" Tanya Rafi.

"Yok kita keluar, gue yang traktir." Rafi dan Sasa menghela nafas, sepertinya Hendra yang dulu sudah kembali. Ya walau sedikit berbeda.

"Woi mau di traktir sama si Hendra nih! Es campur didepan, skuy lah keluar!" Teriak Rafi semangat, semua anggota geng menyoraki kemudian bersemangat keluar bersama Hendra Rafi dan Sasa.

....

Alra membuka buku kemudian mulai belajar, mengulang apa yang tadi diajarkan oleh guru. Cewek itu tengkurap di karpet ruang tamu miliknya. Rumahnya cukup untuk di tempati 2 orang, ada kamar satu dan kamar mandi. Dapur dan ruang tamu tidak ada pembatas tembok, di ruang tamu pun tak ada kursi atau meja. Hanya ada karpet untuk lesehan, televisi? Tidak ada jangankan itu ponsel saja Alra tidak punya. Hidupnya sangat pas-pasan.

"Alraa! Kakak pulang." Teriak seseorang masuk kedalam rumah, Alra tersenyum dia berdiri menyambut orang itu.

"Kakak, tumben siang-siang pulangnya." Orang itu adalah kakak Alra, Sera namanya.

Sera berhenti sekolah sejak SMP, demi menghidupi Alra. Orang tua mereka sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu, jadi Sera lah tulang punggung keluarga. Alra sangat menghormati kakaknya itu, dia tidak akan mengecewakan jerih payah kakaknya.

ALDRA | An Accident SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang