~~Perpisahan~~

750 70 36
                                    

Warning 🔞

Sebenarnya story ni G pke NC gtu..tp,mo nyoba aja mudahan feel nya dapet🤭.

Happy reading..

Dengan mengumpulkan semua kesiapannya,ia datang menghampiri dokter yang berada di ruangan itu..
Baru saja menapakkan satu kakinya, tiba-tiba langkahnya tertahan dan belum sempat melangkah mundur, dokter itu lebih dulu menyerukan namanya.

Dengan langkah berat ia menghampiri dokter yang sedang mengecek keadaan Perth,namun ia masih berdiri di belakang dokter itu.

"Mendekatlah..!"pinta dokter itu kembali.

Keringat dingin keluar memenuhi pelipisya dan dengan jantung yang berdegup kencang,menuntun kakinya yang melangkah.

Setelah dokter menerangkan dan menjelaskan tentang semuanya,dokter lalu memberikannya satu buah daftar yang berisi catatan atau rutinitas yang  Saint harus kerjakan setiap harinya dan Saint harus mengisi perkembangan Perth tiap harinya,supaya dokter memudahkan tuk pemeriksaan.

Malam pun tiba..setelah membersihkan dirinya ia merasakan pikirannya lebih baik lagi.Tapi,ada sesuatu yang masih mengganjal dalam hatinya yang harus ia ketahui.Ia pun keluar dan berjalan menuju dapur mencari maid yang sudah ia panggil bibi.
Sifat yang ramah dan rendah hati, membuatnya mudah bergaul dan disenangi oleh orang lain.

"Makanlah..."ucap maid yang sudah menyiapkan makanan di atas meja.

"Terima kasih,bibi."lirihnya,lalu memulai memasukan suapan pertama ke dalam mulutnya.

"Waaah,Masakan bibi enak sekali.." ucapnya dengan mulut yang penuh.

"Sebab itu,makanlah yang banyak.." maid menimpalinya dan tersenyum.

"Aaah,kenyang.."terima kasih bibi atas masakanmu!"ucapnya mengusap-usap perutnya.

Maid itu hanya terkekeh melihat tingkah Saint seperti anak kecil..
Setelah membantu maid itu membereskan dapur,Saint pamit kembali ke kamar dan ini juga waktu tuk mengontrol keadaannya Perth.
Dan tak lupa juga ia membawa daftar yang dokter itu berikan tuk nya..

Dia melakukannya penuh degan ketelitian,walaupun ia bukan seorang perawat umumnya,bahkan ia pun tak pernah bekerja merawat orang lain sebelumnya.

Usai mengontrol semuanya dan saat akan keluar dari ruangan itu,ia menatap wajahnya Perth lalu mengurungkan dirinya tuk ke luar dari ruangan itu..
Dia mengambil kursi dan duduk di sampingnya Perth,ia kembali menatap lekat wajah itu tanpa berkedip,ia menyentuh dan membelai wajah yang menirus dan terasa dingin itu..tak terasa buliran bening menetes ke luar dari pelupuk matanya yang lambat laun menjadi tangisan.

"Jadi,ini sebabnya kau menghilang tanpa sepatah katapun?"

"Tapi,Kenapa harus seperti ini?"dan apa yang harus aku lakukan dengan perasaan ini?"ratapnya,sesenggukan dalam tangisannya seraya meremat dan memukul dadanya.

"Sshhh.."desisnya,meregangkan badannya yang terasa pegal.Ternyata, semalaman ia tertidur dengan posisi terduduk di samping Perth yang terbaring.
Ia menumpu wajahnya dan menatap  wajah itu kembali tuk keberapa kalinya.

Setelah membersihkan dirinya,ia kemudian menemui maid yang masih sedang memasak..

"Selamat pagi,bibi..."sapa Saint menghampiri maid itu.

"Selamat pagi nak Saint!"apakah kau tidur dengan nyenyak?"dan kenapa kau bangun sepagi ini?"ucap dan tanya maid itu.

"Tidurku nyenyak,bibi!"aku ingin membantumu.."sahutnya

"Tidak apa-apa.."kau duduk saja,sampai bibi selesai memasak."

"Aku tak suka berdiam,"biarkan aku membantumu!"kau kira aku tak bisa memasak?"sela Saint yang sudah mengaduk-aduk masakan yang ada di atas kompor.
Maid itu hanya menggeleng..

Pesan Terakhir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang