P R O L O G

152 47 230
                                    

Seorang gadis tampak celingukan di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, kakinya terus melangkah kesana kemari, netranya menelisik segala arah, sebelum akhirnya menangkap seseorang yang tidak asing di sana.

"Ayah!" panggil gadis itu sembari berlari mendekat.

"Bagaimana perjalanan dari Paris kemari, apakah semua baik-baik saja?" tanya pria itu sembari mendekap hangat putrinya.

"Baik, aku turut berduka cita atas meninggalnya Kak Shena, maaf ini sudah tiga hari dan aku baru datang," ujar gadis itu.

"Itu bukan masalah Nak, tapi, maukah kamu membantu Ayah?"

"Tentu saja, katakan apa yang Ayah inginkan," sergah gadis itu.

"Alya sekarang umur berapa?"

"Dua puluh tiga, Ayah lupa?" Gadis itu sontak mencebikkan bibirnya.

"Bukan begitu Nak, Ayah hanya ingin memastikan, apa kamu sudah memiliki kekasih?"

"Aku tidak ada waktu untuk itu Yah, aku benar-benar sibuk mengurus perusahaan Opa, apalagi sejak Opa meninggal tiga tahun lalu," terang Atalya.

"Kalau begitu, menikahlah dengan Kakak Iparmu Nak, gantikan Kakakmu."

Satu kalimat yang sukses membuat Atalya mematung, bagaimana mungkin Ayahnya berencana menikahkan dia dengan seorang duda, apalagi duda Kakaknya sendiri.

"Mana mungkin Yah, aku bahkan baru bertemu Kak Ditya sekali, bahkan tidak pernah mengobrol sama sekali. Lagi pula, Kak Ditya itu suaminya Kak Shena, aku masih cukup waras untuk menikah dengannya Yah," tukas Atalya.

"Kita pulang dulu, nanti Ayah jelaskan dirumah."

__________________

To Be Continue

TURUN RANJANG [ NEW VERSION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang