Bad Pesantren - 2

25 5 0
                                    

-Santri Aneh

"Assalamuallaikum. Preman dari pasar mana? Mas, mbak?"

Mereka berdua membulatkan mata sambil menggeram mendengar penuturan dari lelaki di depannya ini. Pangeran maju selangkah menghadap lelaki berpeci hitam itu. Membiarkan Princces yang sengaja Pangeran suruh untuk hanya menonton di belakang dengan tangan bersedekap.

Pangeran mengangkat wajahnya menantang. "Apa lo bilang? Preman?"

"Lo buta? Gue ganteng gini di bilang preman?!"

"Ngajak baku hantam lo?!"

Lelaki di depannya ini hanya mengerutkan kening heran. Lalu ia menoleh ke arah teman-temannya yang masih menyadarkan Mervin. Ia bersiul memberi aba-aba pada ke empat temannya. "Kalian bawa Mervin ke uks," suruhnya.

"Terus kamu gimana toh, Zan?" tanya salah satu dari mereka.

"Tenang aja. Biar aku yang ngelawan-ngelawan preman ini." jawabnya yang makin membuat Pangeran melotot mendengarnya.

Setelah kepergian temannya yang menggotong Mervin tadi. Lelaki itu kembali menatap Pangeran dengan alis yang ternaik.

"Jadi? Kalian ada perlu apa ke sini mas?"

"Sampean ini preman dari mana toh?"

"Sudah gue bilang gue bukan preman, sialan!!" geram Pangeran kesal.

Lelaki itu terkekeh. "Mas nya kira saya percaya? Oh tentu tidak." katanya lalu memperhatikan seluk beluk pakaian yang Pangeran dan Princces kenakan.

"Noh, baju nya aja orak arik ra karuan. Ayo ngaku aja!"

"Kalian pasti preman dari pasar sebelah kan!"

"Jangan pernah kalian ganggu pesantren ini! Kalo sampai kalian mengganggu pesantren ini, kalian harus berhadapan dengan saya!"

Pangeran hanya mampu berdecih mendengar ocehan yang di lanturkan lelaki di depannya.

"Kalo kalian berhadapan sama saya, pasti kalian juga akan berhadapan dengan bapak saya!"

"Hayoloh! Mas nya gak tau kan siapa saya?"

"Saya ini anak pejabat! Mas nya berani sama saya?"

"Yakali anak pejabat gila begini," gumam Pangeran tertawa.

"Woah! Mas ora percaya toh? Bapak saya ini pejabat terkenal!"

"Apa jabatan bapak lo?" tanya Pangeran remeh.

"Jangan brani-brani nya mas sama saya! Bapak saya itu lurah disini!"

Pangeran menggembungkan pipinya. Tak lama, ia langsung menyemburkan tawanya yang ia tahan. "Hahaha anjirr!! Pejabat?! Itu lo bilang pejabat?!"

"Kampungan banget!"

Lelaki itu melotot. Ia menggulung lengan bajunya dan melakukan gerakan-gerakan silat seperti ingin menyerang.

Melihat itu Pangeran tak tinggal diam. Pangeran meregangkan otot lehernya sekejap. Tangan nya bersiap ingin memukul wajah lelaki di depannya ini habis-habisan. Sayang sekali, lelaki di depannya ini tak tahu siapa Pangeran!

PANGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang