Suasana sekitar yang sangat sepi membuat Jimin merasakan kedamaian yang tidak pernah ia dapatkan di kota. Jimin begitu menyukai nuansa alam, oleh sebab itu ia memutuskan untuk tinggal di sebuah mansion yang terletak di pinggir lautan diantara pohon-pohon rimbun yang membentang luas, sekaligus bermaksud untuk melindungi diri.
Jungkook sempat menolak beberapa kali untuk menyetujui ide hyungnya untuk tinggal di pedalaman yang jelas-jelas tak ada manusia satu pun terkecuali hanya mereka yang ditemani beberapa hatu-hantu yang sibuk menggoda dirinya karena paras tampannya. Namun mau tak mau Jungkook harus menurut demi keamanan posisi mereka sebagai seorang agen. Sebelumnya hidup mereka di kota begitu menyenangkan, walau mendapat misi yang beragam mereka mampu mengatasinya tapi tidak dengan misi kali ini, misi aneh yang baru mereka jalankan selama seminggu ini.
Langkah kaki terdengar dari ambang pintu yang terbuka lebar, menampakkan seorang laki-laki yang tengah duduk memakan camilan dan sesekali melemparnya beberapa butir ke kolam ikan hias yang berada tepat di samping Mansion.
"Jungkook, kau kenapa ??"
"Oh Jimin hyung, membuatku kaget saja."
"Haha, maafkan hyung mu ini."
"Gwaenchana, hyung kapan kita tinggal di kota lagi ?? Disini sangat membosankan, hanya ada para hantu-hantu yang menggoda ku"
Tak ada jawaban apapun dari Jimin. Jungkook yang menyadari hal itu langsung berbalik dan menatap atensi mata Jimin, ia terfokus pada sebuah paviliun yang berada tepat di samping mansion. Siapa sangka didalam ruangan itu terdapat alat-alat yang begitu canggih yang mereka rancang sendiri dan beberapa ruangan rahasia yang mereka gunakan.
"Hyung aku bertanya padamu."
Pandangan Jungkook kini teralihkan, ia memandang paviliun dengan tatapan yang Jimin tau apa arti semua itu. Jimin hanya tersenyum simpul sambil memegang pundak Jungkook lalu mengusap rambutnya perlahan.
"Hyung juga tidak tau Kook."
"Aku ingin ke kota besok, hyung mau ikut ??"
"Tidak ada yang boleh kemana-mana besok!"
Suara itu terdengar begitu lembut. Namun penuh dengan penekanan dan sedikit membentak membuat Jimin dan Jungkook memegang kedua dada.
"Wae ??"
"Ada yang sedang mencari kita dan berusaha melacak keberadaan kita disini, untuk itu jangan ada yang keluar dari mansion."
"Ndee Namjoon hyung."
Detik itu juga semua mulai menegang, tak ada canda dan tawa, hanya ada ekspresi datar dan waspada pada mereka bertiga. Jungkook sangat kecewa mendengar penuturan Namjoon barusan, ia tak boleh pergi ke kota. Padahal ia hanya ingin membeli stok susu pisang karena yang ada di kulkas telah habis, tapi mau tak mau demi keselamatan kedua hyungnya ia tak jadi pergi dan kini ikut membuntuti Jimin menuju paviliun yang sudah didahului Namjoon.
Jungkook melihat beberapa orang mulai bergerak, tapi ada pula yang mengikuti mereka masuk ke dalam paviliun, ia tau betul jika seperti ini, pasti akan ada susunan rencana yang akan mereka lakukan untuk pergerakan selanjutnya.
***
"Misi yang kita dapatkan kali ini berasal dari Paman Lee Min Hoo, apa kalian sudah tau ??" Namjoon mencoret kertas yang berisi gambaran sebuah denah lalu menatap Jimin dan Jungkook dan melanjutkan kalimatnya "kalian sudah diberitahu paman atau belum ??"
"Belum, aku dan Jungkook baru membuka kasusnya kemarin."
"Aneh, menurutku paman sebelumnya tidak memiliki kasus apapun."
"Seperti yang kau tulis, paman bilang kasus ini berhubungan dengan kita Namjoon hyung, tapi paman hanya memberi tahu kasus ini bersangkutan dengan orang yang berinisial T kelahiran kota Daegu."
"Paman suka sekali teka- teki kalau memberikan informasi Jimin hyung, jadi sisanya kita sendiri yang pecahkan."
"Baiklah, mari kita mulai dari kota Daegu."
"Mencari tahu siapa itu T dan apa hubungannya dengan kita benarkan Namjoon hyung.
"Benar sekali kook, lusa kita berangkat."
" MWO!! Kau bilang kita tidak boleh keluar."
"Yang tidak boleh keluar itu besok bontot!! Bukan lusa." Tangan Jimin mengambil gumpalan kertas dan melemparkannya tepat sasaran kearah Jungkook yang hanya tersenyum menampilkan deretan gigi kelinci miliknya.
"Kau jangan meledeknya Jim, jika kelinci itu menangis kau Mau mengurusnya." Namjoon melirik Jungkook dengan tatapan menggoda nya.
"Aish Namjoon hyung!! Jangan menggoda ku, kau mirip seperti hantu di sini."
"Wae, memang aku yang mengajari mereka Untuk menggoda mu Kookie."
Detik itu juga Namjoon tertawa terbahak-bahak, bukan menertawakan Jimin. Namun Jungkook yang kalah debat dengan hyungnya dan hanya membalas dengan senyuman gigi kelinci. Senyuman Jungkook berubah menjadi ekspresi datar ketika suara itu terdengar lagi, hanya ada mereka bertiga di ruangan rahasia ini yang lainnya sedang berjaga diruang tengah paviliun.
Jungkook merasakan suara itu sangat dekat sekali dengannya, telinganya begitu sakit membuat ia memejamkan mata begitu erat menahan sakit yang menjalar di area telunga. Namun ketika Jungkook membuka mata secara perlahan-lahan ia melihat sebuah kabut putih yang mengelilingi seluruh ruangan, detik itu juga semuanya berubah. Atensi mata Jungkook melihat seorang pria seumuran Jimin menatap dirinya dengan tatapan sendu, posisinya yang terduduk lalu kedua tangan terikat hingga tubuh dan wajahnya yang penuh dengan luka membuat Jungkook meringis seakan-akan ikut merasakan rasa sakit itu.
Perlahan Jungkook melangkahkan kaki jenjangnya menuju pria tersebut, ia bertujuan untuk membantu melepaskan ikatan pada tangannya dan mengobati luka-luka pria itu. Namun ketika Jungkook hampir menggapai lengan pria itu seorang perempuan paruh baya mendekat kepada pria tadi dan tersenyum penuh kemenangan. Jungkook hanya memandangi mereka berdua dengan tatapan bingung, tersirat beberapa pertanyaan di benaknya, ingin sekali Jungkook mengatakan "siapa kalian dan kenapa aku bisa berada di sini" tapi semua itu tak bisa.
Bibir Jungkook entah kenapa tak bisa bersuara sama sekali, bukan kelu atau semacamnya melainkan suaranya hilang secara tiba-tiba, ia mencoba berjalan ke tengah-tengah supaya mereka tahu bahwa ada Jungkook disini, tapi semuanya sia-sia, Jungkook seperti sebuah angin yang tak terlihat disana, ia memutuskan untuk pergi dan mencari hyung-hyungnya yang entah kemana. Namun disaat Jungkook melangkahkan kaki secara perlahan, ia mendengar pria itu memanggil namanya. Jungkook berbalik dan menatap atensi pria itu sedang menatapnya dengan tersenyum.
"Aku melepaskan ikatan dari mulutmu bukan untuk tersenyum Kim Taehyung!!" Wanita paruh baya itu menggoreskan sebuah cutter di bagian pipi kanan Taehyung membuatnya sedikit meringis.
"OMMO!! Bibi jangan lakukan itu." Jungkook berlari lalu mencengkram lengan wanita paruh baya itu tapi semu, ia semakin bingung ketika ia mencoba memegang sesuatu, kali ini Jungkook beranjak dan ingin melepaskan pria bermarga Kim itu. Namun tetap tak bisa, Semuanya semu.
Lagi-lagi pria itu menatap Jungkook dengan tatapan sendu dan sedikit tersenyum seperti beberapa menit lalu, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Kau, tidak akan pernah bisa menggalkan rencanaku yg sudah tersusun dengan rapi Taehyung.""Sebelum kau melakukan itu, aku yang akan menggagalkan niat burukmu untuk menghancurkan keluargaku."
.
.
.
.
See you next time amii 💜💜💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret World
FantasyBerawal dari sebuah misi aneh yang mereka dapatkan. Baru kali ini misi yang biasanya mampu mereka pecahkan justru membuat mereka sangat tertekan sehingga membuat mereka kehilangan jejak sang adik yang menghilang bersama kegelapan malam.