Sweet as a Chocolate

340 38 19
                                    

"Ini mah Mitsuya versi cewek gak, sih?"

Beberapa pasang mata menatap lekat, terhadap sosok yang kini tertidur lelap. Nafas lembutnya membuat dada naik turun, terlihat menggemaskan, apalagi dengan pipi gembul yang menempel di sisi wajah.

"Oi!"

Seruan itu mengalihkan perhatian semua orang. Ke tempat satu-satunya ranjang, wanita yang masih menggunakan pakaian rumah sakit itu melipat kedua tangannya, memasang raut wajah tidak suka. "Mitsuya yang mana, nih? Sekarang Mitsuya ada tiga, tau!"

Respon dari teguran wanita itu hanyalah gelak tawa, tak menganggap sebagai sesuatu yang penting, malah kembali sibuk mengganggu bayi kecil yang masih tertidur nyenyak.

Melihat hal itu alis (Name) berkedut emosi, kenapa mereka jadi lebih menyebalkan saat ini? Menghembuskan nafas lelah, ia mencoba sabar, karena jika ceroboh dengan mengajak bergelut, sudah pasti dirinya yang kalah.

"Kashi, mereka kok asik banget sih sama anak kita?!" ketusnya, mengambil satu suapan dari Takashi yang sekarang terkekeh gemas.

"Gapapa kali," gumamnya, menyiapkan sendokkan selanjutnya. "Kasian pada belum nikah, ga ngerasain punya anak." Takashi melanjutkan jawabannya dengan gelak tawa, sementara sang istri hanya memutar bola mata malas.

Menyandarkan punggung pada kepala ranjang, (Name) berusaha beristirahat, ia begitu kelelahan beberapa waktu ini. Untung saja Takashi sangat perhatian, (Name) meminta apapun pasti dikabulkan, termasuk ingin disuapi ketika makan.

Tanpa disadari, makanannya telah habis. Selepas itu Takashi memberikannya segelas air, lantas ia teguk dengan rakus. (Name) mengusap sisa cairan di sudut bibirnya, lalu kembali bersantai, dengan Takashi yang duduk bersandar pada bahunya.

Gadis itu hanya memandangi anaknya yang dikerubungi 'hama' dalam diam. Dengan mata berkedip sayu, ia mengeluh tertahan. 'Berisik,' batinnya.

"Duh gustiii, ini bocah gemes bangett, pengen nyulik!"

"Chifuyu kayak yang ga takut aja sama emaknya ...."

"Wahai adek, selamat datang di dunia yang kejam ini. Maaf kamu harus berjuang keras, kamu harus memiliki tekad kuat untuk bisa bertahan di dunia yang penuh iblis ini!"

"Takemichi stress, malah ditakutin, bisa-bisa adek aku kena mental."

"Idih, Inui ngaku-ngaku, siapa yang adek siapa?!"

"Dek, nyabu dek, sini sama kakak~"

"Mikey tolol banget sumpah."

"Cantik juga ya, kalau udah gede pasti bisa jadi model. Ntar aku nawarin diri jadi manager gitu, ya?"

"Lah terus aku gimana?"

"Ntar kamu dah tua, paling di buang."

"Takemichi, adeknya gemes, kita kapan punya?"

"Nanti ya, nikah aja belum loh kita ...."

"Dek, ayok ikut sama Kakak, Kakak punya kucing gemes loh dek."

"Duhh, kalian, anaknya (Name) baru lahir loh ini, jangan dikasih pengaruh buruk."

"Berisik, Draken! Adeknya mau aku ajak masuk bonten!"

Takashi terkesiap rendah ketika (Name) menggenggam tangannya erat. Menolehkan kepala, ia terkejut mendapati netra berkaca-kaca sang istri. "Kashi, selamatkan anakku," lirihnya, menatap Takashi meminta pertolongan.

"Ahahaha, iya iya."

Takashi segera beranjak dari tempatnya, menghampiri ranjang kecil sang bayi yang masih dikelilingi teman-temannya. Takashi membuka tangan lebar, menyingkirkan orang-orang untuk membuat jalan, yang mana membuat beberapa menggerutu sebab kesal.

Chocolate || Mitsuya Takashi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang