┈─𒀭 Beres-Beres

240 20 10
                                    

BERES-BERES
ft. Kaoru, Chiaki, Izumi
(+) Mao
by : nezyen

Keringat mengalir tanpa henti, kendati tangan berulang-kali mengusap 'tuk mengurangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keringat mengalir tanpa henti, kendati tangan berulang-kali mengusap 'tuk mengurangi. Sedikit mengesalkan lantaran tak ada tanda pergerakan akan berhenti, sejak tadi tubuh yang tengah dilanda oleh lelah belum kunjung dipersilahkan berhenti. Malas, tapi yasudahlah.

Kaoru terus menyapu sembari sesekali mengusap wajah yang berkeringat, walaupun begitu ia tak terlalu masalah dengan keadaan miliknya. Toh, teriakan dari luar kelas tidak akan kabur begitu saja.

Ketika indra pendengaran berhasil menangkap suara yang tentunya begitu dia kenal, segera kepala dia gerakkan guna mencari jawaban pasti. Chiaki, masuk ke dalam ruangan panitia tanpa permisi. Pemuda bersurai pirang itu tak masalah dengan apa yang Chiaki lakukan; bukan tempat yang sudah selesai dia sapu. Netra milik Kaoru melihat sebuah sapu tergenggam erat di sana, setidaknya pemuda dengan surai kayu itu tak bermalas-malasan.

Wajah tampan miliknya mengulas senyum tipis, berhasil mengundang dari para gadis di luar sana. Membuat Sena Izumi yang sejak tadi menunggu diluar harus menutup telinga, bising; mereka bertiga mendapat tugas membersihkan kelas yang sebelumnya dipakai untuk tempat lomba catur. Segera dia gerakkan tangan kemudian ia arahkan pada Chiaki—dengan gerakan memukul—, pemuda itu paham apa niat milik sahabatnya tersebut.

Dalam keadaan sadar dia menjadikan sapu sebagai tameng, dengan waktu yang cukup singkat terjadi perang sapu yang digunakkan selayaknya pedang. "Tenanglah kalian! Red Hero akan menyelamatkan kalian!"

Oh, mulai.

Izumi menatap datar keduanya masih dengan keadaan kedua tangan menutupi telinga, "Gue gak kenal sama kalian seriusan."

Apa yang pemuda itu ucapkan sebenarnya teredam oleh suara teriakan milik para penggemar Hakaze Kaoru. Katanya keren, padahal cuma perang sapu—bagi Izumi itu terlihat seperti anak kecil yang masih berada di jenjang sekolah dasar. 

Kaoru menggelengkan kepala, kemudian tangan kiri miliknya ia gunakan 'tuk menyibak rambut ke arah belakang sembari tertawa layaknya penjahat. Lagi, itu berhasil mengundang teriakan para gadis.

Jujur, Izumi sudah merasa lelah. Terbukti ketika dia membanting pel yang sejak tadi dia sandarkan pada tubuh, lalu berjalan menuju arah kiri; dia pergi ke tempat yang bisa mempercepat waktu pulang dan memberi ketenangan pada suasana sekolah. Suara ramai yang sejak tadi terjadi tak kunjung terhenti, bahkan orang-orang dari kelas kepala sampai tak henti menggelengkan kepala. Tak habis pikir, padahal hanya ulah satu lelaki.

Tidak perlu waktu lama sampai ketua OSIS datang lantaran dipanggil oleh Izumi, sontak para gadis yang berkerumun di dekat jendela kelas segera berlarian pergi. Kaoru dan Chiaki yang sadar pun dengan cepat beralih kegiatan, memilih untuk segera lanjut menyapu. Mao—ketua OSIS—hanya bisa menggelengkan kepala, kemudian menolehkan kepala ke arah belakang. Ia hanya bisa tersenyum simpul sebagai pemberi rileks dari rasa amarah lantaran seorang Sena Izumi menghilang entah kemana.

Iris langit itu pun menyusuri sekeliling guna mencari keberadaan pemilik surai silver, netra miliknya mendapati pemuda tersebut tengah mengobrol dengan Yuuki Makoto yang saat itu sedang menyapu halaman. Kejadian seperti ini bukan yang pertama kali terjadi, bahkan pemuda tersebut telah merasa bosan. Padahal biasanya Izumi yang selalu mengoceh perihal para gadis penggemar Kaoru, ekspresi miliknya pun tak kalah jauh dengan Mao sekarang. Ia hembuskan napas, kemudian menggeleng secara perlahan.

Jadi, penggemar penuh obsesi di sini para gadis atau Sena Izumi?

Tak habis pikir, sungguh.

𝘀𝗽𝗲𝗰𝗶𝗮𝗹 𝗽𝗿𝗼𝗷𝗲𝗰𝘁 ; independence day!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang