Septième (7)

213 9 1
                                    

Hi!
It's been a while since I really hiatus from writing here👀
Actually I really nak sambung sampai habis semua cerita yang ada..but something happens. I was diagnosed with Anemia and I was unwell to focus on two things, study and writing- but! Don't worry, I'm okay💕


Happy Reading•


Mark meringis kecil merasakan cubitan di seluruh area perutnya, tapi ia tetap tidak ingin bangun. Hal ini membuatkan pemuda tan itu mendegus sebal.

"Mark hyung! Ayo bangun nanti aku akan terlewat!" ujarnya kesal sambil mengoyangkan lengan pemuda yang masih memejamkan matanya itu.

"Sebentar lima minit.." bukannya bangun pemuda beralis camar itu malah menarik semakin rapat pemuda tan itu. Sehingga pemuda tan itu memekik kecil. Haechan hanya menghela nafas lalu terdiam memerhati pahatan sempurna di hadapannya. Ia tidak pernah lelah ingin mengatakan pemuda itu tampan. Kerana ia benar benar tampan.

"Jika ingin cium, cium saja hyung tidak keberatan.." Haechan yang terkejut mendorong tubuh pemuda itu kuat sehingga tubuhnya terlepas dari perlukan tersebut dan malah tubuhnya mendarat dengan tidak elit ke lantai dingin itu.

"Ouch! Sakit!" Mark yang terkejut mendengar jeritan itu mula bangkit lalu melihat pemuda tan terse but sudah berada di lantai sambil meringis kesakitan.

"Astaga chan apa yang dirimu lakukan di sana?" Haechan memandang tajam dirinya yang memasang wajah tidak mengerti.

Sudah tentu ini kerana mulut mu dasar Jung sialan!- batin Haechan menjerit.

"Hyung menyebalkan!" lalu ia bangkit berjalan keluar menuju kamarnya yang disebelah kamar pemuda beralis camar itu. Mark hanya mengaruk pipinya lalu bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

***

"Nanti pulang jam berapa?"

"Jam 3 hyung.."

"Tunggu jangan kemana mana hyung akan ambil" pemuda tan itu hanya mengangguk lalu ingin membuka pintu mobil tersebut tetapi malah berkunci.

"Hyung kuncinya buka.." pinta Haechan pada pemuda di sebelahnya.

"Berikan hyung ciuman dulu baru hyung buka.." Haechan membulatkan matanya tanpa sedar pipinya sudah memerah.

"Hyung~ tidak mahu bukaaa~" rengeknya tetapi pemuda beralis camar itu tetap tidak membukanya malah semakin mengoda pemuda tan itu.

"Ayo cepat channie~ atau diri mu akan telat.." kekeh Mark. Ia ingin mengusik pemuda tan itu. Kerana menyerokkan melihat wajah manis itu merengek dan mengerutu.

Haechan yang dipanggil Channie semakin menunduk malu, ia pasti wajahnya sudah memerah sempurna.

"Hanya di pipi kan hyung?"

"Di tempat lain juga boleh.." senyum Mark membuatkan pemuda tan itu ingin memukulnya sekarang juga. Eh jangan nanti wajah calon suaminya itu tidak tampan lagi.

Haechan mendekatkan tubuhnya pada pemuda itu lalu..

chup!

Bibirnya kini mendarat sempurna di pipi pemuda tampan itu.

"S-sudah hyung ayo buka" Mark ingin sekali berteriak senang sekarang. Ia melihat pemuda yang di sebelahnya itu sudah sangat memerah menahan malu.

"Baiklah baiklah jumpa nanti channie, belajar yang rajin.." setelah mengatakan itu ia membuka kunci mobilnya dan membenarkan pemuda tan itu pergi sehingga jejaknya tidak terlihat lagi. Ah ia sungguh bahagia kerana akan bertunangan dengan pemuda tan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐄𝐯𝐢𝐥 «𝐉𝐮𝐧𝐠'𝐬»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang