DewaTa 2

7 2 1
                                    

Happy reading luv ...

-Putu Bambu-
Si yang paling putu

***

"Kak mau makan putu bambu" Letta menggerakan tangan Dewa bermaksud mengusik tidur Dewa, lelaki itu pun mendesah dengan kuat karena merasa terganggu

Sudah 15 menit dia mencoba membangunkan Dewa tapi hasilnya nihil,  lelaki bertato itu tidak kunjung membuka kedua matanya malah dia menarik tangan Letta lalu menyimpannya di bawah bantal kemudian menimpahnya dengan kepalanya sendiri

"Ihh kok tangan Tata di tahan, bangun kak aku mau putu bambu" tak juga menghiraukan rengekan itu Letta jengah dia menarik tangannya kemudian turun dari tempat tidur

Kalau Dewa tidak mau membelikannya tenang Letta masih punya dua kaki untuk membawanya kedepan komplek perumahan mereka

Tak main main pukul 1 dini hari ibu muda tersebut sudah siap dengan jaket yang menghangatkan tubuhnya bibirnya menyinggungkan senyum sambil memikirkan putu bambu yang segera di beli ini , tanggannya bergerak mengelus perut ratanya

"Bentar ya dek sabar dikit pasti kita makan putu bambu" lalu dia mengambil sendal berbulunya di bawah meja, sendal pemberian Dewa karena dirinya merenggek ingin sekali memakai sendal berbulu gambar kelinci tapi bukan kelinci Dewa malah membelikan yang bergambar monyet sempat juga dia menangis dan dengan kasarnya Dewa mengusap wajahnya kuat hingga kepala terdonggak kebentur tembok dibelakang

Dewa iblis

"Putu bambu, putu bambu, putu bambu saudara" senandungnya sambil berjalan kearah pintu keluar baru saja ingin mengeluarkan tubuh tangannya di tahan seseorang dari belakang

"Mau kabur kemana lo?!" Dewa disana menatap tajam dirinya rambut yang acak acakan membuat Letta terdiam sebentar kemudian tersadar saat Dewa menatap penampilannya dari atas kebawah

"Mau putu bambu" cicitnya jaket kebasaran milih Dewa serta kupluk milik laki laki itu juga melekat ditubuh Letta Dewa mengusap wajahnya kasar bermaksud menghalau kantuk yang masih menderai dirinya

"Bisa gak sih ga ngerepotin sehari aja. Tunggu disini jangan kabur"

-PATTERN-

"Putu bambu putu bambu putu bambu" gumam Letta bahkan dengan seenaknya wanita itu memasukan satu tangannya pada kantong jaket yang dikenakan dewa untuk menghalau rasa dingin

Dewa membiarkan saja toh tidak ada ruginya, selama dirinya tidak rugi Dewa masih bisa tenang berbeda dengan Letta yang seakan berani dengan Dewa jujur kalau kalian tanya Letta sangat takut akan sosok Dewa tapi emang dasar bawaan sang jabang bayi malah dirinya selalu menempeli Dewa bahkan saat cowok itu selesai memarahi dirinya

Toh Letta  tidak bisa marah dengan Dewa berlama lama

"Itu putu bambunya kak" tunjuk Letta dengan semangat kemudian tangannya menarik Dewa sehingga jalan keduanya harus dipercepat

"Sabar anjing lo neken luka gue!" pekik Dewa membuat Letta berhenti lalu meringis menatap Dewa

"Maaf kak" sesalnya kemudian Dewa hanya melewatinya tanpa membalas ucapan maaf Letta

Setelah ibu muda yang sedang mengidam itu mendapatkan apa yang dia inginkan, mereka berdua pulang kembali dirumah dengan tak sabaran Letta memakannya tanpa kepikiran untuk menawarkan Dewa yang sedari tadi menatap wanita itu tanpa ekspresi. Entahlah apa yang sedang difikirkan oleh pria bertato itu sekarang

Setelah dirasa kenyang Letta menguap matanya sudah mengantuk karena waktu yang menunjukan angka 2 lewat 15 menit sudah jauh dari jam tidur wanita berbehel itu, kaki kecilnya mengarah ke tempat pembuangan sampah bermaksud untuk membuang sampah makanannya masih tidak menyadari Dewa yang masih menatapnya kemanapun wanita itu bergerak

PATTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang