2. Jung Eun Woo - Vampire Man

35 3 3
                                    

Aku benar-benar tak mengerti tentang sesuatu yang telah terjadi, saat ibu mengatakan dunia luar sangatlah berbahaya, sesekali aku tertawa karena tidak tau apa yang harus aku bayangkan saat ibu mengatakan "berbahaya" pada topik pembicaraannya kala itu. Karena sikap ibu yang selalu membuatku  merasa terlindungi dan aman saat bersamanya.

Tapi, tak lama aku merenung.

Memang ada apa dengan sesuatu di luar sana? Lalu bagaimana keadaan mereka yang telah menghuni di dunia luar? Bukankah aku harus menyelamatkan mereka kalau begitu?

Tidak.
Ibu akan langsung menolak saat aku berkata demikian. Ibu berkata, "Jangan membuatku khawatir."

Suatu hari aku bertanya padanya apa perlu aku terus di kurung di dalam rumah yang sempit seperti ini?

Setidaknya aku butuh penjelasan, kemudian ia membawa tubuhku ke dalam kamar. Memegang erat bahuku dengan iris matanya yang berubah menjadi warna api, panas, tapi aku tak tau warna apa itu. Karena ibu hanya mengajarkanku tentang rasa, dan sifat.

"Kau harus tau bahwa sampai kapanpun bangsa vampir tidak akan mampu hidup berdampingan dengan bangsa manusia. Kita berdua berada di dalam benang kehidupan yang berbeda."

Setelah mendengarkan penjelasan darinya aku pun mulai mengerti dan tidak pernah memperdulikan kekhwatiran itu lagi.

2 bulan berlangsung begitu sangat lama bagiku. Hanya kamar teman terbaikku hingga saat ini. Bahkan perlahan satu per satu mulai rusak termakan rayap. Dan ibu bilang tidak perlu menggantinya.

Hahaha, miris.

Tuk!

Tuk!

TUK, TUK, TUK!

Suara ketukan kencang dari jendela kamar membuat ku terlonjak kaget. Samar-samar aku melihat sebuah objek tegap dan tidak terlalu jelas, karena ibu telah menambahkankan besi penghalang, sehingga membuatku sedikit curiga akan sesuatu apa yang telah mengusik ketenanganku ketika sedang menyeruput darah segar dalam plastik.

"Ibu?" panggilku. "Ibu, apakah ada masalah pada pintunya?"

Senyap dan tak kunjung ada jawaban dari luar. Aku berfikir keras, kemudian memutuskan untuk perlahan membuka pengait kunci pada jendela tersebut.

Seorang lelaki membawa koran dalam dekapannya. Ia menatap tajam seolah menyuruhku untuk membawa masuk.

Kala itu matahari bersinar sangat terik hingga cahaya tajamnya mulai membakar kulitku. Aku khawatir akan terjadi sesuatu pada lelaki itu juga, membuatku mengiyakan suruhannya. Meski, aku sendiri tidak yakin.

Ibu tidak pernah memberi tahuku bagaimana caranya untuk bersikap terhadap orang dari dunia luar. Tapi, apa mungkin dia adalah seseorang yang memiliki kehidupan sama seperti kami, sehingga aku harus menyelamatkannya?

Aku terburu-buru membawanya masuk ke dalam rumah. Lelaki itu menganyunkan tangannya tepat ke hadapanku. Memberikan salah satu koran dan menyuruhku untuk mengambilnya.

"Oh, ini sama seperti apa yang ibu dan aku baca. Aku mengetahui semua hal dari sini," ujarku mengatakan jujur. Tidak tau harus membalas apa dari perilakunya.

"Tapi ibumu tidak pernah menunjukan sesuatu yang kamu inginkan," balasnya menatapku datar

"Apa?"

"Buka saja!" suaranya meninggi membuatku mundur beberapa langkah sebelum ia menarik lenganku dan memaksa untuk membaca sesuatu yang ada di dalam koran tersebut.

Aku ragu dan sangat takut. Hatiku mulai bimbang karena ibu tidak ada di sini sekarang.

Fokus matanya yang sedikitpun tidak beralih saat menatapku, membuatku terpaksa membuka koran tersebut dan mulai membacanya. Mengeja kata per kata seperti seorang anak kecil. Terdapat beberapa kalimat ganjal dan asing yang membuat ku diam tak berkutat.

"Seorang anak kecil berumur 6 tahun menghilang semenjak ... polisi menduga bahwa seseorang telah membawanya ke dalam hutan dan ...." Aku membacanya lagi sekilas. Di sana tertera tahun pencetakan sekitar 15 tahun yang lalu, tepat pada tahun 2006.

Aku menatap heran pada lelaki itu. Mengapa dia menyuruhku untuk membaca berita tentang kehilangan seseorang? Dan juga ini berita lama.

Aku terlalu terlena pada sesuatu yang tengah aku baca hingga tak menyadari ibu yang telah sampai di rumah. Ia menyeret anak laki-laki itu keluar dan membanting pintu sekeras mungkin.

Ibu merebut kasar koran yang berada dalam genggamanku. Merobeknya hingga menjadi butiran kecil dan menatapku dengan penuh amarah.

Aku sangat takut. Ini pertama kalinya ibu bertingkah seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Aku akan meminta maaf jika telah melanggar janjiku pada ibu. Tapi apakah ia harus bertingkah kasar seperti ini hanya untuk hal kecil?

Ibu mendorong bahuku. Ia mengeluarkan taringnya. Kejadian itu persis ketika terakhir kali ia memergoki diriku yang tengah bermain riang dengan anak manusia.

"Bertingkahlah seperti tidak tau apa-apa dan jangan pernah mencoba untuk pergi dari rumah ini. Kamu ... adalah sesuatu yang tengah aku pertahankan."

"A-ahk, ibu," lirihku sesak karena ibu mencengkram leherku dengan sangat kuat.

"Jangan membuatku repot jika kamu mau orang tuamu mengetahui bahwa anak yang mereka cari kini telah menjadi bangsa vampir sepenuhnya!"

DEG!

"Apa, Bu?" Aku menepis telapak tangannya yang memegang bahuku erat. "Tidak. Apa maksud dari semua ini?!"

"Jangan munafik, karena kamu juga telah menikmati kehidupan yang telah aku berikan padamu."

Nafas Eun Woo memburu kala mendengar penjelasannya. 15 tahun dirinya hidup dalam atap yang sama dengan makhluk lain.

Seseorang yang mengatakan padanya bahwa dunia luar dan manusia adalah sesuatu yang harus dirinya jauhi. Tidak! Sesekali dirinya sangat menyesal karena percaya pada hal itu.

"Aku bukan anakmu. Aku bukan bagian dari kalian! Bukan! Bukan ...!" bentaknya mendorong berbagai barang untuk memberikan sekat antara ia dan wanita itu.

Lelaki tersebut tidak meninggalkan Eunwoo.

Ia diam-diam bersandar di balik pintu, mendengarkan keributan besar yang mulai terjadi di dalam rumah mereka.

Senyumnya menyungging dengan alis yang terangkat. Berlalu meninggalkan Eunwoo dan berjanji akan membawa anak itu kembali pada keluarganya.

Eunwoo merupakan alat bagi Jaehyun untuk memancing bangsa vampir agar takluk pada dirinya.

Karena dengan begini, rahasia mereka yang sudah mengasuh anak manusia untuk di tumbalkan menjadi pangeran kelak saat usianya menginjak 20 tahun, akan dapat Jaehyun permainkan.

"Terkadang, kamu harus mengambil alih monitor suara saat ingin mengendalikan panggung."

Sebentar lagi dirinya akan kedatangan tamu yang sangat ia kagumi. Bangsa vampir akan memohon padanya dan Jaehyun yang telah bersiasat untuk mengambil alih kepemimpinan mereka.

Selesai.

Various dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang