Orderan Pertama dan Newbie

4.6K 274 23
                                    

Tay Tawan bukan orang yang suka telat, tidak on-time seperti rekan kerjanya Off Jumpol. Ia sangat membenci alasan-alasan yang membuatnya menjadi lambat. Salah satunya adalah macet. Kapan ibu kota terbebas dari macet?

Tangannya terangkat menatap arloji seharga ratusan juta yang terus bergerak meninggalkan waktu. Namun mobil reverton miliknya tidak bergerak bahkan sejengkalpun.

"Apakah kita masih lama, Pak?" tanyanya pada supir pribadi yang sudah menua. Sang supir menunduk meminta maaf, "Maafkan saya Tuan Tay, tapi nampaknya kita akan sampai dalam kurun waktu dua jam lagi."

Tay mendecih.

Ia memutuskan turun di sana juga. Mencari alternative lain yang memungkinkannya untuk bisa mencapai kantor tepat waktu.

Beginilah jika tahun baru dan ia masih memaksa bekerja. Tay itu gila kerja. Dia bisa mati jika sehari saja tak bekerja.

"Bapak silakan mengendarai sampai ke kantor, saya akan... mencari jalan lain." Begitu pintu ditutup Tay langsung berlari menuju trotoar. Ia bisa melihat jalan raya yang bagaikan lahan parkir. Tak ada satupun yang bergerak.

Rekan kerjanya, Lee Thanat, pernah mengatakan solusi dalam mengatasi kemacetan. Yaitu dengan menaiki Go-Jek. Salah satu aplikasi ojek yang bisa di pesan secara online. Kebetulan Tay sudah mengunduh aplikasinya, hanya saja ia belum pernah mencoba. Terima kasih pada Lee Thanat yang tidak pernah membiarkan Tay kudet.

Setelah yakin aplikasinya berjalan dengan lancar, Tay menunggu di depan sebuah minimarket yang tak jauh dari kemacetan. Matanya masih melirik arlojinya. Berharap Go-Jek yang ia pesan akan segera datang.

Kemudian Smartphone Tay bergetar, menandai jika satu pesan masuk melalui aplikaisnya. Lalu langsung mencari si pengirim pesan yang ditenggarai sebagai pengendara Go-Jek.

"Maaf mas." Suara asing yang mengalun masuk ke telinganya, membuat Tay menoleh dengan cepat.

Di sana sesosok pemuda dengan rambut hitam legam, hidung mancung mungil dan senyum manis yang tentunya membuat Tay ikut tersenyum. Tengah membuka kaca helmnya, "Apakah benar ini Tuan Tay Tawan?"

Tay mengerjap pelan, ternyata pemilik suara berat nan asing itu adalah pemuda manis pengendara Go-Jek, tubuhnya hanya di balut jaket biru dan celana pensil hitam. "Go-Jek ya?" Tanya Tay.

"Iya, mas. Saya Go-jek baru, jadi belum punya jaketnya." Jawab Pemuda itu, kembali tersenyum.

Jika saja Tay tidak sedang dalam keadaan terburu-buru, ia akan dengan senang hati mengajak pemuda itu berkenalan. Tapi nyatanya waktu begitu kejam kepadanya. "Jadi, antarkan ke kantor Looper."

Tay langsung naik di belakang pemuda itu, menembus mobil-mobil yang masih enggan bergerak.

Menyewa jasa Go-Jek adalah pengalaman pertama bagi Tay. "Apakah kamu tahu jalannya?"

"Tentu saja, mas. Kami dilengkapi dengan gadget khusus untuk navigasinya." Tay mengerutkan alisnya begitu mendengar dirinya dipanggil Mas. "Tidak usah panggil Mas. Panggil saja Tay."

Perlu diketahui Tay tidak berniat untuk menggoda makhluk manis itu. Hanya saja telinganya begitu gatal saat mendengar dirinya dipanggil Mas.

...

Tay melepas helmnya begitu turun dari motor matic sewarna rambutnya. "Jadi berapa?"

Tay mengeluarkan smartphone miliknya, karena pembayaran dilakukan dengan Link.

"Ngomong-ngomong, Namamu siapa?" Tanya Tay seraya memasukkan ponselnya kedalam kantung jasnya.

"New Thitipoom, mas." Tay mendelik.

MY OJOL - TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang