Im Falling In Love

2.8K 267 44
                                    

Tay Tawan menyukai New Thitipoom itu adalah mutlak. Tidak terbantahkan. Bahkan Off Jumpol sudah bekerja keras mencari informasi sang pujaan hati.

Semua orang terdekatnya sudah tahu jika Tay sedang kepentok cinta pada driver manis yang tak bisa diraihnya dalam waktu dekat. Tapi ambisi itu terlihat jelas pada matanya. Off berkali-kali mengingatkan Tay untuk berhenti berambisi pada pemuda itu. namun ia masih sayang nyawa, ia masih mau punya masa depan secerah lampu jalan milik tetangga.

Tay duduk sambil melipat kedua lengannya di depan dada. Wajahnya tanpa ekspresi tapi di dalam hati ia masih sibuk memikirkan Pemuda manis bernama New Thitipoom itu. "Off." Suara panggilan yang membuat seisi meja rapat merinding mendengarnya.

"Aku ingin berbicara empat mata dengan Off Jumpol. Rapat berakhir. Yang lain, silahkan keluar." Perintah Tay yang langsung dibalas dengan anggukan cepat dari seisi meja rapat, kecuali Off. Ia meneguk salivanya berkali-kali.

Tay menyerahkan sebuah benda persegi yang terbuat dari plastic tebal. Sebuah bayaran untuk Off Jumpol.

"Lamborghini Veneno milikmu yang sudah ku janjikan. Kau tahu kan aku tidak suka membual?"

Off mengangguk dan memandang serius kepada Tay. Ia tahu bosnya itu tidak pernah main-main.

"Lalu apa hasil kerjamu?"

Off hampir mati karena serangan jantung. "Um.. OH, ya..." Off membenarkan letak bokong dan kacamata yang sama-sama miring.

"Namanya New Thitipoom, lahir di keluarga miskin. Ayahnya dulu hanyalah seorang buruh, ibunya ibu rumah tangga."

"Dulu? Memang sekarang tidak?" Tanya Tay polos.

"Ayahnya meninggal karena kecelakaan kerja lalu ibunya meninggal dua tahun kemudian karena sakit. Bisa dibilang, New yatim piatu. New di rawat oleh paman dan bibinya. Sayangnya, paman dan bibinya tidak terlalu baik padanya. Rumah yang New tempati sekarang adalah rumah neneknya. Paman dan bibi serta saudara lainnya berniat menjual rumah itu dan membagi rata uangnya."

Satu gebrakan di atas meja, membuat Off melonggarkan dasi karena tiba-tiba salivanya susah tertelan.

"Lalu apa yang di lakukan Newwie thayang! New Th—" Tay menampar pipinya sendiri sebelum melanjutkannya, "New THITIPOOM."

Sang sahabat, Off masih setia dengan wajah datar setengah ketakutan setengah khawatir ia akan menjadi gila sebentar lagi.

"Tahan dulu emosi menjijikanmu Tay, ah, maksudku simpatimu itu. Karena tidak hanya itu. Ayah New terlilit hutang dua ratus lima puluh juta. Sebenarnya bukan ayahnya yang berhutang, tapi adiknya, bibi New. hanya saja ia menggunakan nama ayah New. Maka secara tidak langsung New lah yang menanggung hutang yang bahkan tidak pernah ia cicipi uangnya sepersenpun."

Pemuda bermarga Vihokratana super kaya raya dan wibawa itu menghela nafas kusut. Ia membuka dua kancing kemeja teratasnya dengan kasar lalu membanting tubuh di atas kursi putar tak jauh dari Off.

"Bagaimana mungkin ada orang yang begitu jahat di dunia ini?" Tay merengut tidak suka, seolah-olah dia benci jika ada yang menyakiti New-nya.

Itu menurut Off.

Off geleng-geleng kepala, hampir tersedak salivanya sendiri.  Pikirnya, sedang kemasukan setan apa Tay yang minim ekspresi cenderung kejam bisa sampai bersimpati seperti ini? Sahabat kesayangannya itu memang sudah masuk taraf setan, tapi mengeluarkan terlalu banyak emosi khas manusia bukanlah pribadi alami Tay Tawan.

"Ah, Maka dari itu, New menjadi pengemudi Ojek Online untuk menyambung hidup dan membayar hutang ayahnya."

Off mendongak memandang sang sahabat sekaligus bosnya.

MY OJOL - TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang