No Definition

2.6K 203 44
                                    

"Mas Tay, makanlah dulu." Seperti biasa, hanya gumaman tidak jlas yang didapatnya sebagai balasan.

"Sebentar lagi malam, mas Tay belum makan apa-apa kan dari siang?"

"Kata siapa?"

"Off. Dia laporan padaku. Katanya mas Tay tidak mau makan apapun karena rapat pemegang saham sudah dekat."

Tay menghela nafas dalam. Dasar off cepu.

"Sebentar lagi, New. nanggung."

"Delapan kali mas, jawabannya selalu sama."

"Iya Sayang. Setelah yang satu ini, aku benar-benar akan makan, sayangku."

New cemberut, otaknya melarang berdebat dalam hal sepeleh dengan Tay Tawan. Ia pun meninggalkan Tay untuk menuju dapur.

Sudah enam bulan mereka bersama. Tentu saja ada bumbu-bumbu pemanis di dalamnya. Tak jarang New akan mengamuk hingga ngambek jika Tay terus-terusan meninggalkan makan hanya untuk kertas-kertas tak bernyawa itu. Atau Tay akan cemburu dan marah jika saja New menolak makan malam mewah di sebuah restoran hanya karena alasan hemat. Astaga, keluarga Vihokratana bisa shock jika tahu Tay Tawan berusaha berhemat.

Namun begitulah hubungan, akan terasa indah dengan pertengkarang kecil yang ditutup dengan damainya ciuman.

Sesampainya di dapur, jemari seputih susu milik New dengan cekatan membuat nasi omelette dengan sup tahu sebagai tambahannya. Tak lupa ia juga menyeduhkan jus kale kesukaan Tay. Memang rasanya sedikit pahit, tapi segelas jus kale mampu mendinginkan isi kepala Tay yang akhir-akhir ini di penuhi dengan kertas.

Tidak ada kopi, ya, karena selama di kantor—atas aduan dari Off—Tay selalu meminum kopi. Jika saja Tay berani meminta kopi di rumah, maka nampan besi ini akan melayang ke kepalanya.

Dua puluh menit berikutnya, New sudah siap dengan hidangan makanan di tangan. Namun Tay sama sekali tidak menyadarinya saking sibuknya ia pada layar Macbook. Tidak mendengar jika New sudah berdeham dua kali.

New pun menunduk, meletakkan nampan di samping meja kerja Tay. Lalu menutup layar itu dengan kecepatan kilat.

"NEW THITI—"

"MAKAN SEKARANG ATAU KU SIRAM DENGAN KUAH SUP TAHU, TAY TAWAN!"

Tay kicep.

New duduk di sampingnya, bersiap menyuapi Tay, si bayi besarnya.

Tay tidak sanggup berkata apapun. Ia hanya menarik nafas tersenggal seraya mengelus dada. Hampir saja New membuatnya mati muda. Tay memutar tubuhnya ke samping seraya menumpukkan lengan kirinya pada dudukan sofa. Dalam posisi seperti ini, memudahkan dirinya untuk memandangi wajah sang kekasih sampai puas.

New menyendok pelan, lalu mengarahkan sendoknya pada mulut Tay. Pemuda itu menerima suapan demi suapan dengan lahap. Tak ada yang tau apa yang ada dipikiran pemuda itu kecuali dirinya sendiri.

"Mas Tay." Panggil New.

Dijawab oleh Tay dengan gumaman serta kunyahannya yang tenang menatap lamat-lamat sosok manis di hadapannya.

"Jangan menyeringai."

"Salahkan dirimu yang terlihat 'ingin' diterjang." Jawab Tay dengan seringai yang makin mengembang.

"Terjang saja kalau tidak mau piring ini mendarat di kepala mas Tay."

Tay tersedang mendengarnya, setengah tahun bersama membuat New sedikit banyak mencontoh sikap-sikap setan dari Tay.

Ia jadi mengerti perasaan Off saat menghadapinya.

"Sudah habis." ujar New sambil tersenyum kecil. Kedua tangannya kembali meletakkan piring kosong kembali ke atas nampan. Merasa puas karena Tay menghabiskan makanannya dengan porsi yang sengaja New buat dua kali lipat karena Tay belum makan siang.

MY OJOL - TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang