Two

1K 219 49
                                    

— «» —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— «» —

"Kalian gak bercanda kan?" Mulutnya menganga, menatap takjub dengan lima orang yang kini sudah menunggunya di dalam mobil.

"Udah buruan, ini hari pertama kamu masuk sekolah jadi harus dijagain!" Sahut lelaki yang duduk di kursi supir.

"Iya dek, buruan!" Desak yang lain.

Akhirnya, dia masuk ke dalam mobil. Duduk ditengah-tengah para abangnya. Padahal kursi belakang masih kosong satu, tetapi lebih memilih berhimpitan dengan dirinya. Untung, tubuhnya kecil jadi tak membuat ketiganya kesempitan.

"Pulang jam berapa lo berdua ntar?"

"Siang kayaknya."

"Jamber?"

"Ya siang!"

"Yang jelas Juan! Gue gibeng lo ntar!"

Anak bernama Juan mendelik tak suka pada saudara tertuanya itu. Lalu memilih memejamkan matanya sambil memeluk bekal untuk adik bungsunya.

"Jam 13.20 gue sama Juan udah di depan gerbang sekolah nya Biru kok Mas," jawab Tirta, yang sedari tadi diam menyimak keributan yang ada.

"Emang cuma Tirta doang yang berguna."

"Gue bakar ni mobil mampus lo mas." Yang duduk disebelahnya menyahut emosi. Padahal tadinya sedang asyik bermain game.

"Terus lo biarin Biru gue kenapa-napa?" Tanya Juan dari kursi belakang.

"Enak aja Biru lo, Biru cuman punya Jarka!" Kini, giliran pemuda berbadan kekar yang berbicara. Sejak tadi dia sibuk memeriksa ransel Biru, mengeceknya agar tidak ada yang tertinggal.

"Punya Haksa lah, valid!"

"Ih Biru punya kalian semua kok! Jangan ribut terus dong!" Akhirnya, objek yang menjadi korban keributan pun bersuara. Dia sedang menonton film di iPad nya, jadi agak terganggu.

Hening.

Ucapan Biru itu bersifat mutlak. Wajib hukumnya untuk dituruti. Kalau tidak, mereka tidak akan bisa berdekatan lagi dengan si bungsu. Memang sudah begitu kodratnya, semua orang bucin Biru.

Mobil Yasya sampai di sekolah. Bertepatan dengan itu, sebuah motor vespa yang sangat berisik juga masuk ke area sekolah. Sangat berisik hingga beberapa orang yang kebetulan ada disana sampai harus menutup telinga. Termasuk Biru. Dia benci suara bising.

"Ribut banget gila, itu mah definisi knalpot pecah!" Celetuk Juan seraya mengusap kupingnya sendiri.

"Biru beneran mau sekolah? Suasananya berisik dan gak nyaman dek, mending home schooling aja kayak biasanya." Yasya bertanya sekali lagi. Tetapi Biru tetap menggeleng.

"Biru mau punya temen tau, kalo sekolah dirumah sepi!"

"Kan ada kita, kesepian apanya lagi?" Jarka yang nanya.

Aksabiru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang