4. About Vollyball

79 38 5
                                    

4. About Vollyball

"Tidak ada perjuangan yang berpotensi menghianati hasil, hanya saja kita lah yang berpotensi menghianati perjuangan itu sendiri" ~Arfhandi Adytama

Bagi Arfhan masa kecilnya adalah sesuatu yang amat berharga untuknya. Perjuangannya untuk menjadi pemain voli handal tidak akan pernah bisa ia lupakan. Yang paling membekas dalam ingatannya adalah ketika ia dilarang oleh kedua orang tuanya untuk bermain bola—terutama bola voli, dengan alasan orang tuanya tidak ingin tangan mungil Arfhan kecil sampai bengkak karena bola voli yang terlalu berat untuk ukuran anak seusia Arfhan kecil—dulu. Tapi karena tekadnya yang kuat dan juga dorongan semangat dari teman perempuan masa kecilnya, akhirnya Arfhan bisa meluluhkan hati kedua orang tuanya untuk menyetujui keinginan Arfhan untuk menjadi pemain voli handal.

Tidak sampai situ, perjuangan Arfhan untuk masuk pelatihan voli tidak kalah berat dibanding meyakinkan hati orang tuanya. Karena postur tubuh yang terbilang kurus juga tidak terlalu tinggi, pada saat kelas 7 SMP Arfhan sering ditolak untuk masuk pelatihan maupun tim voli, sampai akhirnya ia memutuskan untuk berlatih sendiri dengan teman perempuannya itu dengan menggunakan bola yang di belikan oleh ayahnya. Hampir setiap hari ia bergelantungan atau lompat-lompat menggunakan gelang karet yang dirangkai menjadi panjang dan jika ada waktu luang dia akan menonton cara bermain voli yang baik dan benar lalu dia akan memperaktikan teknik-teknik dasar permainan bola voli itu sendiri.

Terbukti dengan perjuangannya itu, Arfhan bisa diterima di tempat pelatihan voli yang sangat terkenal di daerahnya, bahakn ketika ia duduk di bangku kelas 9 SMP ia di percaya untuk menjadi kapten dan membawa timnya menjadi juara Nasional tingkat SMP.

Setidaknya itu adalah kenangan yang tidak akan pernah Arfhan lupakan, karena perjuangannya yang dahulu menciptakan Arfhan yang sekarang. Sekarang, memang Arfhan baru menjadi pemain biasa di SMA nya, kadang ia juga hanya menjadi pemain cadangan, tapi ia selalu mempunyai tekad kuat untuk menjadi seorang kapten dan membawa timnya menjadi juara Nasional atau bahkan Internasional. Jika dulu Arfhan bisa melakukannya, maka sekarang dia juga harus bisa dan juga harus lebih baik dari sebelumnya.

Prit...

Suara peluit menyadarkan lamunan Arfhan tentang masa lalunya, Arfhan yang sedang berada di pinggir lapangan segera masuk ke dalam lapangan. Yup, sekarang adalah giliran Arfhan bermain, tapi bukan pertandingan yang serius, hanya latihan biasa karena 2 minggu lagi SMA Perwira akan mengadakan sparring dengan SMA sebelah. Kali ini Arfhan dipercaya sebagai pemain inti. Meskipun ini hanyalah pertandingan biasa bukan seperti turnamen yang sesungguhnya, tapi Arfhan tetap akan melakukan yang terbaik agar timnya menang.

Setelah setengah jam bermain, latihan pun berakhir. Dengan kepuasan tersendiri, Arfhan tah henti-henti mengembangkan senyumnya karena semakin hari semakin baik saja teknik smash atau pukulan darinya, bahkan pelatih dari timnya terus saja memuji kemampuannya itu. Tapi itu tidak menjadikannya puas begitu saja, walaupun sekarang ia menepati posisi sebagai smasher atau penyerang, ia akan terus mengasah bakatnya hingga ia menjadi pemain voli Nasional yang bermain di tengah lapangan atas nama Indonesia.

***

Arfhan memang anak yang tidak terlalu rajin belajar, tapi sekali ia belajar pasti akan memakan waktu berjam-jam, itupun hanya pelajaran tertentu atau pelajaran peminatan yang ada di jurusannya saat ini. Kali ini ia sedang belajar mata pelajaran Ekonomi, sebenarnya ia lumayan tidak suka dengan pelajaran tersebut, tapi sebagai anak yang patuh pada Papanya, ia harus tetapbelajar dan berusaha agar nilainya pada pelajaran Ekonomi tidak sampai B atau bahkan C, karena papanya menuntutnya menjadi pebisnis juga pengusah sukses. Bukannya Arfhan tidak mau menentang kehendak papanya yang bertentangan dengan mimpinya, tapi Arfhan juga tahu diri papanya sudah berbaik hati mengizinkannya untuk menjadi Atlet voli, jadi ia harus menurut untuk menjadi pebisnis kelak di kemudian hari sesuai kemauan sang papa.

You Can't Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang