2. We Are The Best Friend

111 39 1
                                    

2.We Are The Best Friends

"Berdiri sama tinggi, duduk sama sejajar. Mungkin itu perumpamaan yang pas untuk menggambarkan sebuah persahabatan" ~Nayra Sarasyahniza

2 minggu berlalu dengan sangat cepat, padahal serasa baru kemarin mereka berkenalan tapi sekarang mereka sudah sangat dekat bagaikan saudara. Bahkan setiap hari mereka selalu bersama, entah itu ke kantin, perpustakaan atau ke manapun. Setiap harinya bergantian untuk menyusul di salah satu kelas mereka dan sekarang giliran Nayra dan Alysa yang menyusul Fany di kelasnya. Tapi kelihatannya Fany agak kurang enak badan, sehingga ke-duanya urung ke kantin dan lebih memilih untuk menemani Fany sampai pelajaran ke-5 nanti dimulai, karena Fany tidak mau dibawa ke UKS.

"Udah kalian balik aja! Gue nggak papa kok" Fany mulai bicara.

"Tapi kamu kan nggak enak badan, kami mau balik kalau kamu mau ke UKS" Nayra memberi pilihan.

"Setuju" Alysa menambahi.

"Yaudah gue mau ke UKS, tapi gue nggak mau di sana. Setelah gue diperiksa gue balik ke kelas" Fany menyetujui.

Mereka bertiga pun pergi ke UKS, tanpa disadari ada seorang siswa yang sedari tadi memperhatikan Nayra hingga tidak menghiraukan lawan bicaranya.

Sesampainya di UKS Nayra dan Alysa langsung mengatakan pada dokter tentang keadaan Fany, Fany hanya diam karena sudah sangat lemas sekali. Seorang dokter yang memang bertugas di UKS tersebut memeriksa Fany setelah mendengarkan penjelasan dari Nayra dan Alysa dan menyarankan Fany untuk tetap berada di sana, tetapi Fany menolak dengan segera.
Fany tidak ingin ketinggalan pelajaran, jadi Fany hanya meminta obat dan memilih untuk kembali ke kelas. Permintaannya langsung disanggupi oleh dokter tersebut dengan syarat dia tidak boleh sampai kelelahan—kadang-kadang dokter juga aneh, yang namanya sekolah apalagi di kelas palingan cuma duduk diam mendengarkan penjelasan dari seorang guru, terus di mana letak kelelahannya? Kecuali kalau disuruh mengerjakan 100 soal matematika, pasti otak yang bakal lelah.

Setelah itu Nayra dan Alysa mengantar Fany untuk kembali ke kelas.

"Baru tau gue kalo elo punya anemia" ungkap Alysa.

"Kan lo nggak pernah nanya" sangkal Fany.

"Ya juga sih" balas Alysa sambil nyengir mirip kuda.

"Terus, kenapa juga bisa kambuh?" tanya Nayra.

"Kan tadi udah gue bilang, kemarin kecapean ngerjain tugas terus semalem juga gue kurang tidur" jelas Fany ke-dua kalinya—pertama di UKS saat ditanya dokter yang bertugas.

"Oh iya, lupa" ucap Nayra yang disusul tawa dari Alysa.

"Nggak mampir ke kantin dulu?" tawar Nayra.

"Untuk apa?" tanya Fany balik.

"Kan kamu mau minum obat, harus makan dulu. Iya kan, Alysa?" Nasehat Nayra.

"Nggak perlu, lagian tadi pagi gue udah sarapan kon" tolak Fany.

"Ya udah, sekarang kita langsung ke kelas Fany aja, supaya dia bisa cepat minum obatnya!" saran Alysa.

Mereka bergegas menuju kelas Fany yang terletak lumayan jauh dari UKS tapi dekat dengan perpustakaan dan itu membuat Fani menyukainya, mengingat pribadi Fany yang senang membaca, dari novel yang berbentuk buku atau novel yang berbentuk E-book-novel online.

You Can't Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang