5. Me and My Memory of Vollyball

58 28 13
                                    

Ha-i,,,
Pertama, makasih untuk semua yang masih mau baca cerita aku,
Kedua, maaf belum bisa nepatin janji aku,
Ketiga, semoga suka dengan up aku kali ini
Selamat membaca...
.
.
.

5. Me and My Memory of Vollyball

"Menjauh dari masa lalu? Sepertinya tidak bisa, karena semakin hari rasanya semakin dekat dengan hal yang ingin ku jauhi"
~Nayra Sarasyahniza

Hari semakin malam, tidak biasanya Nayra masih terjaga di jam segini. Biasanya Nayra selalu tidur tepat waktu setelah sesi belajarnya selesai, yakni pukul sepuluh malam. Namun, kali ini berbeda, ada yang mengganggu pikiran Nayra setelah tadi ia menyaksikan Arfhan yang sedang latihan.

Bagaimana tidak, Nayra sebenarnya ingin sekali untuk terlibat langsung dengan apapun yang berhububgan dengan voli, terutama pertandingan voli. Tetapi, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi merasakan nikmatnya menjadi pemain di lapangan yang ditonton banyak orang bukan hanya menjadi penonton.

Bohong rasanya jika Nayra tidak ingin mengikuti club vollyball yang ada di sekolahnya hanya karena tidak mempunyai teman yang akrab ia kenal. Nyatanya, alasan Nayra bukan hanya itu. Ada trauma tersendiri ketika ia menyentuh bola voli dan itu sudah menjadi masa lalu, sekarang Nayra akan mencoba untuk melupakan alasan dari timbulnya trauma tersebut.

Namun, setelah terlibat lagi dengan permainan voli--walau hanya menjadi penonton, rasa ingin tahu lebih banyak tentang perkembangan voli secara langsung kembali dirasakan oleh Nayra. Padahal biasanya Nayra hanya mengikuti perkembangan voli dari berita di internet.

"Kalau seperti ini, bagaimana aku bisa menjauh dari voli?" batin Nayra kala ia memikirkan permainan dari Arfhan siang tadi.

☆☆☆

Suasana perpustakaan hari ini sedikit ramai dibandingkan saat Nayra mengunjunginya untuk meminjam Novel lalu.

Karena kedua temannya--Alysa dan Fany, masih ada urusan di kelas masing-masing, Nayra memutuskan untuk pergi sendiri ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam untuk penelitian 3 hari lalu.

Setelah Nayra menyelesaikan administrasi pengembalian buku, ia tergerak untuk mencari Novel yang serupa dengan Novel yang pernah ia pinjam--tentang voli. Sebab kurang hati-hati, seorang siswa berperawakan sedikit gembul menabrak Nayra yang sedang memilah-milah Novel hingga terpental. Tak disangka lengan atas Nayra berdarah lantaran tergores paku yang sedikit timbul pada pinggiran rak buku.

"Maaf, gue buru-buru" setidaknya itulah yang dikatakan seorang siswa tersebut sebelum meninggalkan Nayra.

"Iya gapapa" jawaban Nayra yang belum menyadari ada cairan merah yang mengalir dari lengannya.

Nayra masih sibuk mencari apa yang menjadi keinginannya tanpa memperdulikan lengannya yang semakin lama semakin terasa perih hingga seorang siswa lain mengejutkannya dengan pertanyaan "ya ampun! Tangan lo kenapa?" tak lain dan tak bukan itu adalah suara dari Arfhan.

Refleks Nayra melihat lengannya yang terasa perih.

"Akh..." Nayra mengadu "kok bisa berdarah, ya? Pantesan perih"

"Ayo gue anter ke UKS!" Bukan penawaran dari Arfhan melainkan perintah.

"Gak usah, nanti dibasuh air aja" tolak Nayra, "gak perlu ke UKS" lanjutnya.

"Gak perlu? Nanti kalau infeksi, gimana?" Arfhan dengan nada khawatir "darahnya banyak banget itu"

"Eung..." Nayra menahan perih kala Arfhan mencoba meraih lengannya yang berdarah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Can't Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang