Lexan pov.
Hidup dengan kemewahan adalah impian semua orang. Namun tidak denganku.
Hidup bergelimang harta hanya membuatku semakin tertekan. Setelah kematian bundaku, aku menjadi kepribadian yang pendiam dan dingin.
Aku tak banyak bergaul dengan orang² sekitarku. Bahkan aku tak memiliki seorang teman. Bukan karna aku tak ingin berteman hanya saja mereka terlalu berisik untukku.
Hidup dengan kesendirian dan kesepian berhasil membuatku menjadi Seorang yang dingin. Ayahku selalu mengekangku dia merebut masa kecilku.
Selama aku bersamanya aku diperlakukan seperti bonekanya. Aku muak dengan kehidupanku, akhirnya aku memutuskan untuk kabur dari rumah dengan membawa semua tabungan milik bundaku.
Diumurku yang masih terbilang muda, aku sudah bekerja paruh waktu di sebuah kafe. Sudah empat tahun semenjak aku kabur dari rumah.
Hingga saat ini aku tak pernah tau kabar ayahku atau pun dimana dia. Aku tak perduli lagi dengannya, yang harus aku pikirkan sekarang adalah bagaimana aku bisa bertahan hidup.
Aku berumur 17 tahun, aku siswa di Senior high school of Neo Culture. Tinggi badanku sekitar 172cm. Aku ketua tim basket. Tapi itu tidak berlangsung lama karena aku memilih untuk keluar dari ekskul.
————————***————————
Pagi ini aku harus berangkat ke sekolah lebih awal karna hari ini jadwal piketku. Aku tinggal di sebuah kost murah. Untuk menghemat uangku.
Sekolaku tidak terlalu jauh dari tempat kostku. Begitupula dengan kafe tempat aku bekerja tidak terlalu jauh.
Setiap hari aku berjalan kaki menuju ke sekolah. Terkadang anak kelas lain jika melihatku akan mengejekku. Namun aku tak terlalu perduli bukankah berjalan lebih sehat dari pada menggunakan kendaraan.
Menggunakan kendaraan hanya akan membuat polusi. Lagi pula aku tidak terlalu perduli dengan mereka. Sudah ku katakan aku tidak terlalu perduli dengan sekitarku.
Setelah sampai aku segera menuju ke kelasku dan piket. Tak berselang lama temanku yang bertugas piket hari ini datang.
"Eh, lexan sorry sorry gw telat tadi kena macet" ujar Mila.
Aku hanya melihat dan mengangguk.
"Sisanya biar gw aja yang kerjain sorry ya" ujar Mila. Namun hanya kubalas dengan deheman saja.
Lexan end pov.
———————****———————
Pagi ini Thalia berangkat sedikit terlambat karna angkutan umum menuju ke sekolahannya dan adiknya sedikit terlambat.Sesampainya di sekolah adiknya, Thalia segera menyuruh adiknya agar bergegas ke kelasnya. Anyway sekolah adiknya tidak terlalu jauh dengan sekolahnya.
Jadi dia tak perlu menggunakan bus lagi untuk sampai ke sekolahnya.
Hari ini Thalia harus pindah kelas karna dia mengeluhkan kelasnya terlalu ricuh alias berisik. Thalia termasuk murid teladan dirinya tak pernah telat mengumpulkan tugas ataupun masuk kelas.
Berbanding terbalik dengan teman-teman kelasnya. Mereka semua urak urakan. Maka dari itu thalia mengeluhkan untuk pindah ke kelas yang sedikit lebih tenang atau setidaknya sedikit rajin.
Sekarang thalia sedang menuju ke kelas barunya. Namun sebelum dia masuk ke kelas barunya thalia harus ke kantor guru untuk bertemu dengan wali kelas barunya.
Saat ingin kekantor thalia malah bertemu wali kelas barunya di depan Kantor guru. Dan akhinya thalia pergi kekelas barunya.
11 Neo-1
"Selamat Pagi anak², kali ini kalian kedatangan murid Pindahan kelas, thalia silahkan perkenalkan diri kamu" ujar bu Seli.
"Em, Hai semua perkenalkan nama saya Nathalia Anderson Panggil aja Thalia, Saya Pindahan dari kelas 11 Neo-4. Salam kenal Semuanya" ujar Thalia Sedikit gugup.
"Nah, Thalia kamu bisa duduk di sebelah Lexan. Lexan angkat tangan kamu" ujar bu Seli.
Lexan mengangkat tangannya.
Lexan duduk di bangku belakang Pojok dekat jendela."Nah, Thalia kamu bisa duduk disitu" ujar bu seli lembut.
Thalia hanya mengangukkan kepalanya dan menuju ke tempat duduk di sebelah Lexan.
Bu Seli segera menerangkan pelajaran kimia hari ini.
Skip
Pelajaran bu Seli Sudah Selesai dari lima menit yang lalu. Thalia sibuk merapikan buku bukunya.
Thalia binggung kenapa teman sebangkunya ini seperti tidak suka dengannya. Lexan sibuk membaca bukunya tanpa memperhatikan bangku sebelahnya. Thalia pikir temannya ini sedikit pemalu jadi dia berinisiatif untuk memulai perbincangan.
"Em, Hai gue thalia nama lo siapa?" tanyanya.
"lexan" jawabnya.
Irit omong banget dia hem, batin thalia. Setelahnya thalia memperhatikan wajah Lexan dengan mata bobanya. Lexan hanya melirik sebentar lalu memalingkan wajahnya kearah lain.
Imut, batin lexan.
————————***————————
Muna18/09/21

KAMU SEDANG MEMBACA
Lexan
Novela JuvenilWhy you love me? ~ Lexan I don't know but I'm always be there for you if you need me~ Thalia Nb : foto hanya untuk realisasi tidak ada unsur pencocokan dri cerita terimakasih. Btw ini cerita emng gw bikin enggak niat serius klo nggak suka nggak usah...