3. Situasion

4 1 0
                                    

Pagi ini Thalia sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan yuda. Btw Yuda ngambek sama thalia karna kemarin dia telat menjemput. Bukan ngambek sih sebenarnya cuman Yuda memang tidak perduli. Thalia menjelaskan semuanya, tapi Yuda hanya diam saja.

Jadi pagi ini Thalia mencoba membuat makanan kesukaannya dan memberikannya uang saku. Sebelumnya thalia hanya akan membuatkannya bekal, thalia melakukan itu untuk menghemat uang.

Mengingat kondisi ekonominya sedang sulit jadi dia harus menghemat. Setelah semuanya selesai thalia segera Menuju ke kamar adiknya dan membangunkannya.

"Yuda bangun…… Yuda bangun" teriaknya sembari mengetuk pintu.

Pintu terbuka menampakkan Yuda yang sudah rapi dengan baju sekolahnya. Yuda menatap datar kakaknya.

"Aku berangkat sendiri mulai hari ini jadi kau tak perlu mengantarku" ujarnya dan berlalu melewati thalia.

"Tunggu bentar kakak ambilin sesuatu dulu" ujar thalia lalu berlari menuju ke kamarnya. Thalia mengambil uang untuk Yuda. "Nih hari ini kamu kakak kasih uang saku".

Yuda mengambil uang itu tanpa sepatah kata dan pergi ke sekolah. Thalia melihat itu hatinya sedikit teriris mengingat adiknya yang begitu cuek padanya. Pernah sekali saat itu thalia demam adiknya bahkan tidak perduli padanya.

Thalia segera bersiap untuk berangkat ke sekolah. Di meja makan dia sarapan sendiri mengingat Yuda sudah berangkat tanpa sarapan. Jadi thalia menyimpan makanan untuk Yuda di kulkas.

Setelah selesai thalia segera berangkat ke sekolahnya. Di dalam bus thalia terus memikirkan Yuda, sebenarnya apa salah dirinya. Thalia hampir saja menangis jika saja kondektur bus tidak menyebutkan halte sekolahnya.

Setelah turun dari bus thalia segera menuju ke kelasnya. Ah, rupanya dia terlalu cepat ke sekolah nyatanya sekarang sekolahnya masih sepi.

Saat sampai di kelasnya thalia melihat masih kosong. Ia segera menuju ke bangkunya dan menenggelamkan kepalanya pada kedua tangannya di atas meja. Thalia berfikir dia harus bagaimana agar adiknya itu bisa menjadi seperti dulu.

Lexan hari ini Berangkat sangat pagi atau memang hari ini libur. Pasalnya sekarang sudah setengah tujuh tapi sekolahnya masih sepi. Ah, dia baru Ingat jika hari ini adalah hari Jumat biasanya hari ini sedikit bebas.

Lexan menuju ke kelasnya dengan santai. Saat sampai dikelasnya dia melihat thalia seperti sedang menangis. Dengan langkah yang santai lexan berjalan menuju ke bangkunya.

Thalia merasakan pergerakan di sampingnya lalu mendongak menatap wajah lexan dengan wajah sembabnya. Lexan mengerutkan keningnya, thalia segera menghapus sisa air matanya dan menyibukkan diri.

"Kenapa lo?" Tanya lexan.

Thalia hanya menggeleng.

Skip

"Tes...tes... pengumuman untuk seluruh siswa dan siswi Senior High School of Neo Culture untuk segera menuju ke lapangan sekolah karna tema kita Minggu ini adalah senam bersama. Sekali lagi diharapkan seluruh siswa SHS Neo Culture untuk segera menuju ke lapangan terimakasih atas perhatiannya".

Thalia segera menuju ke lapangan bersama Tania. Entah sejak kapan mereka berdua menjadi akrab. Namun lexan hanya diam di bangkunya.

"Lexan, gak ikut ke lapangan?" Tanya thalia.

Lexan hanya menggeleng dan kembali fokus membaca.

Thalia mendengus dan menuju ke bengku lexan. "Ayok ikut" sembari menarik tangan lexan.
Tania hanya memperhatikan interaksi mereka berdua. Selama ini tidak ada yang berani berbuat seperti itu ke lexan. Akhirnya mereka bertiga menuju ke lapangan untuk senam pagi.

Skip selesai senam.

Lexan sedang membaca buku dikelas. Sedangkan thalia sedang dikantin bersama Tania. Saat dikantin mereka berdua memesan makanan dan mencari bangku kosong tapi sepertinya semua bangku sudah terisi semua kecuali bangku paling pojok.

"Tan, tuh ada bangku kosong" ujar thalia.

"Tapi, itu bangku khusus kita nggak mungkin duduk di sana thal" ujar Tania.

"Lah kok bisa emng knp?. Cuman itu bangku kosong lho atau lu mau makan sambil berdiri" ujar thalia.

"Iya tau tapi nggak mungkin kita duduk di situ, ntar yang punya marah" ujar Tania.

"Ya elah emng ad yang punya tuh bangku, udahlah keburu ditempatin lho" ujar thalia.

"Tuh udh ditempatin sama yang punya" ujar Tania menatap bangku yang tadinya kosong yang sudah ditempati oleh pemiliknya. Thalia melotot masalahnya itu adalah geng Kevin dkk.

"Kok elu nggak bilang klo itu bangkunya Kevin dkk" ujar thalia.

"Kok lu bisa tau namanya?" Tanya Tania.

"Dia temen gw, dikelas yg dulu. Itu lah alasan gw pindah kelas" ujar thalia. "Udahlah,tuh disebelah sana ada bangku kosong".

Mereka berdua menghabiskan makanan mereka dengan khidmat. Bel sudah berbunyi lima menit yang lalu. Thalia melihat punggung lexan dan menepuknya, lexan hanya menoleh sebentar sebelum kembali melihat ke arah depan.

Thalia yang merasa terabaikan segera menarik tangan Tania dan menuju ke kelasnya dengan langkah terburu-buru. Lexan hanya menggeleng dan segera menuju ke kelasnya. For info lexan sebenarnya di minati semua siswi di sekolah ini, tapi dia tak menggubris atau memperdulikan mereka semua.

Sepanjang perjalanan menuju ke kelasnya, thalia terus menggerutu. Tania yang melihat itu hanya tersenyum gemes pasalnya thalia menggerutu sembari menghentak hentakan kakinya.

Muna14/11/21

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LexanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang