Pernah mendengar cinta dalam diam? Pasti dari kalian banyak yang sudah tau bahkan sedang mengalaminya sekarang. Dimana salah satu atau dua belah pihak memendam perasaan tanpa bisa berbuat apa-apa hanya dengan melambungkan do'a-do'a kepada-Nya disetiap sepertiga malamnya.
Tak ada yang tau bagaimana akhir dari banyak cerita cinta dalam diam. Selain sang penguasa alam.
Jika saja kisah cintanya seperti siti Fatimah Azzahra dengan Ali bin Abi Thalib yang menata rapi perasaan cintanya sampai-sampai syaitan pun tak mengetahui hal itu. Dan kisah ini pun berakhir bahagia.
Atau seperti kisah cinta Rasulullah dan Siti Khadijah yang mana sebelum Siti khadijah melamar Rasulullah yang diwakilkan oleh sahabatnya, ternyata Rasulullah telah memendam perasaan yang sama terhadap Siti Khadijah. Walaupun pada saat itu umur nabi sangatlah jauh lebih muda dibanding Siti Khadijah. Tapi apalah arti umur itu? Dia hanyalah angka. Tidak akan berpengaruh dengan rasa cinta. Kisah ini pun berakhir bahagia.
Atau bahkan seperti kisah cinta Siti Aiyah dan Rasulullah? Yang mana kali ini umur Rasulullah lah yang lebih tua dari siti Aisyah. Yang pada saat beliau menikah baru berusia 9 tahun dan umur nabi sudah empat puluhan. Walau terlihat seperti Bapak dan anak tapi nabi memperlakukan siti Aisyah sama seperti istri-istri beliau lainnya. Dan lagi-lagi kisah ini juga berakhir bahagia.
Tapi bagaimanakah akhir dari kisah cinta seorang gadis muda diakhiri zaman ini yang mencintai dalam diam seorang pria bernama "Arzetta Rabbani Al-Khabir"? Akankah berakhir seperti kisah Ali bin Abi Tholib dengan siti Fatimah atau seperti Rasulullah dan situ Khadijah atau situ Aisyah?? Tak ada yang tau.
Arzetta Rabbani Al-khabir. Atau biasa dipanggil "Bani". Sesosok yang nyaris sempurna dengan wajahnya yang tampan, memiliki mata yang indah bening, dengan bulu mata yang lentik, ditambah dengan alis yang tebal, hidung mancung, senyum manis yang selalu terukir indah diwajahnya, bertubuh tinggi yang sempurna dan kulit yang putih. Tak akan pernah membuat orang yang melihatnya kecewa. Meskipun aku tak pernah benar-benar melihatnya sebab aku tak cukup nyali untuk berhadapan dengannya lebih dari seperkian detik. Namun aku mampu mengetahuinya sebab ia terlihat sangat mencolok dari yang lain. Dia berbeda.
Tentang agamanya jangan ditanya lagi. Bacaan Al-qurananya yang membuat siapapun kagum. Dan lantunan shalawat yang sering ia isi setiap ada pengajian umum atau acara-acara lainnya membuat setiap pendengaran bisa meneteskan air matanya. Tak jarang juga aku melihatnya menuju masjid sekitar rumahnya dipagi hari.
Dia sangat cerdas, memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan setia kawan yang lekat dengan dirinya. Ia juga sangat menghormati orangtua. Terutama dengan uminya. Dizaman yang akhir ini sulit menemukan lelaki yang mau mengantarkan uminya untuk sekedar berbelanja di pasar. Banyak gengsi. Tapi tidak dengan dia. Ia malah mengantar sambil membawa bawaan belanja uminya dan akan menunggu hingga selesai. Jarang bukan? Tapi ia melakukannya.
Aku masih bertanya-tanya bagaimanakah akhir dari sebuah kisah perjalanan cintaku ini. Akamkah berakhir bahagia seperti kisah Ali bin Abi Tholib dan Siti Fatimah atau antara Rasulullah dengan siti Khadijah dan Aisyah?? Aku pun tak tau. Tapi aku berharap yang terbaik untukku. Lagi pula apa yang harus aku kawatirkan jika Allah saja telah mengatur semuanya dengan sangat baik? Maka aku menyerahkan semuanya terhadp-Nya sejak pertama kali aku bertemu dengannya.
YaAllah jika memang engkau berkehendak maka aku yakin itu pasti akan terjadi.
Jangan lupa senantiasa bersyukur atas nikmat-Nya dan selalu bershalawat kepada nabi kita. Muhammad SAW.
Jika kalian menyukai bacaan ini apasalahnya untuk ngevote dan komen.
Terimakasih.🙏
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
love in silence
أدب المراهقين[JANGAN LUPA FOLLOW DULU YAA❤] Suka ngareettt soalnya ga disemangatin sama kalian. Huhuhu Menceritakan tentang "Kaila salsabila",wanita cantik yang cerdas dan sholehah menyimpan rasa kepada sesosok pria bernama "Arzetta Rabbani Al-Khabir" biasa dip...