01 ; Toko Buku dan Hujan Deras

48 3 0
                                    

***

Vote dan komentarnya jangan lupa, yaaa~ Happy reading!

***





RENAN

Lo nanti pulang bareng Gavin, ya?
Gue nggak bisa nganterin lo hari ini

Lo mau kemana?

Nganter Helena ke toko buku

Oh..
Gue mau pulang sendiri aja
Tolong bilang ke Gavin

Jangan, dia udah ngeiyain gue

???

Dia udah nunggu lo di parkiran
Jangan pulang sendiri!

Ya udah, iya..




***

"Al!"

Gavin memanggil Alya ketika ia melihat gadis itu sudah berada di jangkauan mata.

Lalu tanpa harus menunggu, Alya pun segera menghampiri Gavin yang sudah memegang helm untuknya. Ia langsung mengenali helm itu saat pertama kali melihat, helm yang sering ia gunakan ketika pulang sekolah bersama Renan.

Sepertinya laki-laki bernama Renan itu telah merencanakan semua sejak pagi tadi. Terbukti benda itu sudah ada di depan mata Alya sekarang, pasti Renan sengaja membawa helm itu agar dirinya bisa pulang bersama Gavin, teman dekat laki-laki itu.

Renan dan Alya memang sering pulang bersama, mereka sudah berteman sejak tahun pertama di sekolah menengah pertama. Bahkan bunda Alya sudah menganggap Renan sebagai salah satu keluarganya. Tak heran jika Renan kerap dipanggil 'kakak' oleh ibunda gadis itu—padahal tanggal lahir Alya hanya berjarak beberapa bulan dengan Renan.

Sedangkan Gavin, Renan bertemu dengannya di bangku SMA sebagai teman pertama yang ia ajak bicara selama masa orientasi sekolah. Sekarang Renan, Gavin dan Alya memang berada di jurusan yang sama, namun Alya di kelas yang berbeda.

Untuk beberapa alasan, Renan berhasil membuat Gavin dan Alya juga saling berteman. Salah satunya dengan kegiatan mendadak yang entah bagaimana awalnya bisa terjadi seperti hari ini.

"Sorry, hari ini lo pulang bareng gue dulu," tutur Gavin ketika hendak memasang helm ke kepala Alya. Tapi sebelum helm itu terpasang, Alya malah memundurkan badan menolak aksi laki-laki itu. Gavin pun mengerutkan dahinya tanda bingung.

"Bentar, Vin! Sorry, gue kesini cuma mau bilang ke lo kalo gue mau pulang sendiri,"

Mendengar pernyataan Alya, Gavin menghela napas panjang dan menatap agak kesal gadis di depannya ini. Bukannya bagaimana, langit sudah begitu gelap, sebentar lagi pastu akan turun hujan.

"Emangnya lo mau pulang pakai apa?" tanya Gavin sabar. "Gue.."

Sudah Gavin duga, Alya menolak tanpa menyiapkan sebuah alasan.

Kerap sekali gadis itu membuatnya berada diposisi seperti ini. Tidak bisa meninggalkan Alya sendirian meski dirinya juga tak keberatan untuk pulang lebih dahulu, bagaimana pun Gavin telah diberi tanggung jawab oleh sahabatnya, Renan.

"Al, gue udah janji sama Renan buat anter lo balik, dan ini.. liat, deh, langitnya udah kaya gimana?" ujar Gavin seraya menunjuk langit yang semakin gelap.

Gadis itu terlihat berpikir sejenak, ia berpikir tentang dirinya yang tiba-tiba menjadi agak bodoh hari ini. Sebenarnya pulang bersama Gavin sama sekali bukan ide yang buruk, tapi mengapa ia mencoba menolaknya?

Grand Escape : Across the LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang