05...

1.4K 226 46
                                    

Sorry for typos

<>
<>
<>
<>
<>

"Kau berkata, kau berada di kamarmu semalaman" suara berat Sehun terdengar, ia berada di ruang tengah. Duduk di sofa sambil menatap tajam Yibo yang melangkah dengan santai menuju kamar.

Yibo tetaplah Yibo, ia selalu merasa tidak perlu menanggapi sesuatu yang sepele hingga menjadi begitu besar. Ia lebih memilih membuka pintu kamarnya namun suara Sehun dengan nada meninggi terdengar lagi. "JAWAB AKU, KEMANA KAU?" nyaris berteriak.

Yibo menghentikan pergerakannya. Ia menoleh, membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan sang ayah yang tak pernah menganggapnya. "Tumben kau peduli"

"Tentu saja aku peduli"

Berdecih. Yibo bisa lihat raut khawatir yang begitu kental di wajah Sehun. Tapi ia bertanya-tanya juga, tumben sekali lelaki ini ada di rumah akhir pekan ini. Bukankah ia suka pesta dengan teman sesama artis dan model? Apa ia sudah sadar bahwa sudah saatnya ia berubah?

"Untuk apa kau peduli?" Yibo balas menatap Sehun. Tatapan tajam yang siapapun tahu kalau mereka benar benar memiliki darah yang sama. Sehun—ayah muda yang tak pernah mengakui dirinya itu menjadi bingung sendiri ketika dihadapkan pertanyaan aneh Yibo. Bukankah itu konyol, jawabannya jelas karena Sehun adalah ayah Yibo. Wang Yibo adalah anak seorang Oh Sehun.

Tapi—

Tidak ada ayah anak yang memiliki marga berbeda.

"Karena—" lidah Sehun terasa pilu untuk berkata. Yibo tak ingin berharap ia akan diakui sekarang. Ia selamanya adalah yang ke dua. Dia nomor dua dalam hidup ayahnya itu. Nomor dua atas segala hal yang ada.

"Eh, kau sudah pulang Yibo! Aku sudah bilang pada Sehun kalau kau pasti olah raga pagi, tapi dia tak percaya" seorang lelaki muncul dari kamar mandi. Ia berlari menghampiri Yibo, membolak balik tubuh Yibo dan ia memeluknya erat kemudian.

Yibo membungkukkan tubuhnya. "Selamat pagi paman" sapanya dan Wang Yizhao—manager Sehun itu hanya mengacak rambut Yibo. Asal mula nama Wang adalah nama Yizhao. Yibo adalah keponakan dari Wang Yizhao, itu adalah scenario yang diciptakan oleh Sehun.

"Kau lihat pakaiannya, bagaimana mungkin dia berolahraga dengan pakaian seperti itu"

"Kau cerewet sekali Sehun!" Yizhao menepuk punggung Sehun. "Bersihkan tubuhmu Yibo, agar kita bisa makan bersama"

Yibo membungkuk lagi dan kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar.

Blaam

Pintu tertutup. Menyisakan Sehun yang mengusap wajahnya kasar, Yizhao hanya menggeleng melihat kefrustasian Sehun. "Kau lihat ulah anak itu? Benar benar seperti tidak dididik" Sehun itu orang yang selalu mengucapkan apa yang tidak sesuai dengan hatinya, oleh karenanya ia sering sekali menyakiti hati seseorang yang mendengar perkataannya itu secara tak sengaja.

Yibo menghempaskan ranselnya ke atas tempat tidurnya. Ia merebahkan tubuhnya di sana. "Kan yang tak mendidikku adalah kau" gumamnya. Dia benci Sehun tapi dia selalu ingat kalau Sehun adalah seseorang yang baik. Seseorang yang menghadirkannya ke dunia ini. Sehun pantas marah padanya dan tidak menginginkannya, tapi jika seperti ini, ia ingin memilih ibunya mengantarkannya ke panti asuhan saja. Agar ia tak perlu kecewa memiliki ayah yang bentuknya seperti Sehun.

SPECTRUM (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang