Ephemeral; Come Into My Arms

17 1 0
                                    

dia kembali ke tempat yang sama. tempat dimana seseorang yang tanpa ia sangka akan ia cintai sedalam ini. tempat ternyaman, karena disana ia bisa bercerita apapunーtempat dimana kekasihnya tinggal.

"kak, aku datang lagi!" ujarnya girang, "aku bawa bunga. satu bucket bunga mawar, kamu suka kan?" lanjutnya tanpa menghilangkan senyum manisnya.

ia tersenyum sangat manis. sangat teduh. layaknya pohon rimbun yang menutupi dua insan yang sedang berkencan dibawah teriknya matahari. hanya saja, entah senyumnya itu benar-benar diulas dengan tulus atau hanya sandiwara belaka agar sang kekasih tak khawatir.

lelaki berkulit putih pucat, doe-eyesnya yang sangat polos, hidung bangirnya yang menggemaskan, senyumnya yang teduh, dan gerak geriknya yang terlihat sangat tenang, saking tenangnya, rasanya alunan lagu John Mayer berjudul You're Gonna Live Forever In Me terputar dikepala begitu saja. ia adalah wujud nyata dari sisi indahnya dunia.

tetapi seindah apapun itu, pasti saja ada sisi kelam dalam kehidupan seseorang, bukan?

"kak, apa kamu sudah bahagia? apa kamu masih merasakan sakit? dunia jahat sekali ya, kak."

ia mendudukan diri disebelah tempat kekasihnya tinggal, "kak, aku akan baik-baik aja disini. jadi, jangan khawatir, ya?" senyumnya memudar, kini air mukanya berubah menjadi begitu pilu. terlalu sakit baginya untuk merasakan semua ini. ia merasa sangat sendirian, karena setiap kali ia jatuh, kekasihnya akan disampingnya kemudian memeluk dengan erat. menyalurkan kekuatan, cinta, dan kenyamanan. Namun kali ini ia hanya bisa merasakan bagaimana hangatnya pelukan itu, didalam memorinya. ia merindukan dunianya.

"kak, sudah dua tahun kamu meninggalkanku, tetapi rasanya masih sakit seperti menit pertama aku mengetahui kamu tidak akan pernah dipelukkanku lagi. kak, permintaanku mungkin egois, tetapi bisakah kamu kembali lagi?" ujarnya, "semua terlalu menyakitkan, kak" hatinya berbicara dengan suara serak serta isak kesakitan.

ditinggalkan adalah sesuatu yang ia benci. dan kini, ia merasakan itu lagi, oleh seseorang yang tak ia sadari sedang berjuang untuk hidupnya, dulu.

"maaf aku terlambat, kak. aku terlambat menyadari bahwa semuanya terlalu menyakitkan. maafkan aku tidak sempat menyelamatkanmu disaat dunia sedang sangat kejam kepadamu. aku gagal menjadi pelindungmu, maaf." ucapnya sambil mengusap batu nisan yang tertulis nama kekasih tercintanya disana.

gadis yang selalu terlihat baik-baik saja, gadis yang tak pernah menunjukkan rasa sakitnya, gadis yang kerap kali menjadi penyelamat bagi semua orang, gagal menyelamatkan dirinya sendiri.

di malam yang dingin, gadis itu memilih untuk mengakhiri semuanya, meninggalkan jejak terakhir kepada semua orang dengan salam terakhir menggunakan surat dan peluk yang sangat hangat kepada sang kekasih.

kepergiannya tanpa disangka-sangka memberikan duka yang berlebih kepada semua orang, terutama kekasihnya.

gadis itu terlalu baik untuk tinggal di dunia yang kejam ini. maka dari itu, ia memilih surga sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. tempat yang lebih baik untuknya.

"kak, terima kasih sudah menjadi alasan untukku bertahan hidup, terima kasih sudah menjadi cahaya bagi hidupku, terima kasih sudah bertahan dikala itu, terima kasih telah menjadikan aku seseorang yang menjadi pasanganmu di bab akhir hidupmu. terima kasih telah menjadi kekasihku, kak. kekasih yang paling aku cintai. kekasih terbaik yang pernah aku miliki."

ia bangkit, setelah memberi kecupan singkat kepada batu nisan yang tertulis nama kekasihnya disana, "kak, aku tidak akan pernah melupakanmu. you're gonna live forever live in me." rasanya terlalu berat untuk beranjak dari sana, ingin menetap karena masih banyak kisah yang ingin ia sampaikan. hanya saja, semua itu mustahil, sebab keberadaan mereka kini sudah berbeda. tidak dalam satu semesta yang sama lagi.

"i will always love you, kak. kamu punya tempat spesial dihatiku. tenanglah disana, ya?" ujarnya seraya beranjak dari sana.

dengan itu, ia akan terus berusaha untuk merelakan cahayanya, hanya untuk menciptakan cahaya sendiri yang lebih terang, bersama dengan kenangan sang kekasih, tanpa merasa sesak jika diputar kembali. ia akan berusaha mengubah tangisnya dengan senyuman, sesuai dengan apa yang kekasihnya sampaikan untuk terakhir kali.

hingga pada saat yang tepat, mereka akan bersama kembali, dengan dekapan hangat menyuarakan rindu yang akan selalu kekal.

NATSUKASHII | TAEHYUNG FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang