Setelah selesai presentasi Gamma masih duduk diam menatap Indira yang telah duduk di hadapannya. Mata pria itu menelusuri wajah cantik Indira dan diam-diam mengutuk dalam hati karena menyadari bahwa Indira masih secantik dulu.
"Hmm, bagaimana keputusan Pak Gamma ?" Tanya pemimpin perusahaan tempat Indira bekerja. Pria itu sudah tidak sabar mendengar keputusan dari Gamma apa proyek ini di terima dan perusahaannya mendapatkannya karena terus terang proyek ini besar dan kalau mereka mendapatkannya tentu saja perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
Indira bukannya tidak menyadari bahwa sedari tadi Gamma selalu menatapnya, wanita itu berusaha untuk tidak memperdulikan pria itu.
Pria yang masih terlihat gagah dan tampan malah menurut Indira semakin tampan di usianya yang semakin matang membuat Indira merasakan setitik desiran di hatinya yang langsung di halaunya.
"Bagus.. Saya suka dengan desainnya !!
Suara Gamma membuat Indira mendongak kepalanya menatap Gamma yang ternyata sedang menatapnya juga.
Mendengar ucapan Gamma yang menyukainya desainnya membuat perasaan Indira dengan bodohnya merasa senang dan bangga karena pria itu bilang suka dengan karyanya.
"Baguslah kalau begitu kerjasama antara perusahaan kita bisa segera dimulai." Kata pemimpin perusahaan Indira bersemangat.
Gamma masih tetap diam dan matanya masih menatap Indira dengan tajam. Melalui tatapannya Indira merasa Gamma seakan menantang dirinya.
Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu tetapi Indira merasakan ada sesuatu yang akan terjadi bila benar proyek ini jatuh ke tangan perusahaan tempat Indira bekerja , wanita itu tidak yakin Gamma akan membuatnya mudah bagi Indira. Entah kenapa Indira merasa Gamma seakan membenci dirinya.
"Saya belum bisa memutuskan sekarang. Beri kami waktu 3 hari, nanti perusahaan saya akan menghubungi Anda," ucap Gamma tenang. Pria itu telah berdiri dari tempat duduknya dan dengan santai sambil mengancingkan kancing jas yang di pakainya.
"Oh, begitu ya," nada kecewa terdengar dari pimpinan perusahaan Indira. Pria itu mengira keputusan bisa langsung di ambil saat itu dan perusahaannya akan mendapatkan proyek besar ini tetapi nyatanya mereka masih harus menunggu lagi yang membuat ketar-ketir dirinya.
Padahal tadinya pria itu begitu yakin kalau Indira bisa menaklukkan Gamma apalagi sedari Indira masuk ke dalam ruangan ini sampai dengan sekarang Gamma terlihat tidak bisa melepaskan pandangan matanya dari Indira. Tetapi rupanya apa yang dia pikirkan meleset. Perusahaannya masih harus menunggu lagi keputusan apakah proyek ini akan di dapatkan mereka atau tidak.
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu , keputusan akan kami sampaikan 3 hari lagi,"ujar Gamma yang telah melangkah kakinya.
"Baik kami tunggu Pak Gamma, Saya harap keputusan yang perusahaan kami dengar adalah keputusan penerimaan atas desain Ibu Indira."
Gamma hanya tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya lalu menyambut uluran tangan pemimpin perusahaan tempat Indira bekerja.
Sampai akhirnya Gamma berdiri di depan Indira yang sedari tadi masib diam membisu setelah selesai melakukan presentasi.
"Saya menyukai apa yang saya lihat sekarang ini. Senang bisa melihat kamu Indira," ucap Gamma dengan nada terselubung sambil memasang senyuman penuh rahasia.
Indira yang mendengar ucapan dan senyuman Gamma, kembali merasakan ada desiran halus yang menjalari seluruh tubuhnya.
Mau tidak mau Indira terpaksa menerima uluran tangan Gamma dan ketika Gamma dengan sengaja meremas pelan tangannya lalu dengan tidak ketara mengelus pelan punggung tangannya Indira segera menarik tangannya dari genggaman tangan Gamma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in The Past (TAMAT)
Romancewarning 21+ !!! Adult Content Cover by : Ara Shop Sinopsis : Gamma Abimanyu mempunyai masa lalu yang tidak banyak orang tahu. Pengkhianatan yang di lakukan oleh wanita yang Ia cintai membuat Gamma menjadi sesosok pria yang tertutup dan dingin, ketik...