Hukuman

28 4 2
                                    

"Arrgghhh!" Naveen menutup telinganya dengan bantal ketika bunyi alarm mengganggu tidurnya.

Alarm terus berulang, akhirnya pemuda itu mencoba meraih ponsel dengan mata terpejam. Benda kecil berbentuk bulat akhirnya berada dalam genggamannya. Naveen mencari tombol untuk mematikan beker kemudian menaruh di samping bantalnya.

Baru saja dia merasakan tidur yang nyaman, sekarang giliran suara bel yang dipencet berulang-ulang, "Astagaaa!!!" Naveen membuka bantal yang menghalangi telinganya, dia bangkit dari ranjang dengan wajah cemberut dan rambut berantakan.

Pemuda ini berjalan malas ke arah pintu, melewati setiap sudut apartemen miliknya.

"Astaga, Nav? Lu baru bangun? Sekarang ujian ulang pelajaran Miss Bo loh," ujar Regan sudah seperti melaju di jalan tol, hajar terus, terobos tanpa ada rambu untuk berhenti.

"Hillih, mo ujian ape kagak juga tetep ntu guru sensi sama gue." Naveen terlihat santai sambil berjalan ke sofa di ruang tamu.

"Helleh, malah duduk. Cepetan mandi kek! Nanti gue tinggal, lu!" ujar Regan setengah mengancam.

"Sono tinggal, kunci mobil aja ada di gue. Lu mo naik taksi?" Naveen tersenyum tipis.

"Oh, iya, ya. Perasaan itu mobil gue saking seringnya yang bawa gue," ujar Regan sambil tertawa.

Naveen akhirnya bangkit dari sofa, dia pergi mandi sementara Regan lebih memilih pergi ke ruangan yang dipakai untuk bersantai sambil bermain game.

Tidak menunggu waktu lama, Naveen terlihat keluar dari kamar mandi kemudian memakai seragam sekolah. Baju putih abu pun telah melekat di tubuhnya. Pemuda yang mempunyai wajah oriental ini memang tampan, jadi tidak heran banyak gadis alay yang berusaha mendekatinya, termasuk Velove --gadis tercantik di sekolahnya.

"Berangkat, Kuy!" Naveen meraih tas ransel warna hitam kemudian menyampaikannya di pundak kanan. Sementara Regan terlihat mematikan gamenya.

Kedua pemuda ini berjalan menuju pintu dengan meninggalkan wangi maskulin segar yang menusuk indra penciuman.

"Tangkap!" Naveen melempar kunci ketika berada di samping pintu mobil pada Regan yang berada di samping pintu sebelahnya.

"Hap! Dapat!" Regan tersenyum ketika kunci mobil itu tertangkap olehnya.

Kedua pemuda ini masuk ke mobil dan Reganlah yang menyetir.

Mobil warna merah itu melesat di antara kemacetan jalanan kota. Hanya musiklah yang menjadi pengobat kemacetan mereka karena tidak ada hal lain yang dapat mengusir kejenuhan ketika macet.

"Tresno kuwi ra koyo instagram
Seng diklik langsung oleh ati
Duh gusti nopo kulo di prank
Ra kuat ati iki pas dee medot janji

Ayumu tenanan ora editan
Seng marai aku kedanan
Pancen salahku dewe ra ono seng ngongkon
Abot sanggane aku Angel move on"

_______Translate______

Cinta itu tak seperti Instagram

Yang di klik langsung dapat hati

Oh Tuhan apakah saya di prank

Tidak kuat hati ini waktu dia memutus janji


Cantikmu asli bukan editan

Yang membuat aku tergila-gila

Memang salahku sendiri tiada yang menyuruh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesona Si BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang