Nempel Seperti Perangko

36 5 0
                                    

Lotta berjalan ke arah Yuchi. Rekan kerjanya melihat aneh pada Lotta, mereka saling berbisik dan tersenyum sinis ketika melihat Lotta.

 Rekan kerjanya melihat aneh pada Lotta, mereka saling berbisik dan tersenyum sinis ketika melihat Lotta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adita, tolong kamu pimpin rapat ini. Saya ada perlu sebentar sama Lotta," ujar Yuchi pada asistennya yang dibarengi anggukkan dari Adita yang menyanggupi perintah dari bos cantiknya itu.

Tanpa ada kata, Yuchi menarik Lotta kemudian membawa ke ruangannya dengan terburu-buru.

"Kenapa sih, Chi? Jangan kenceng-kenceng juga, sih."

Yuchi tidak bergeming, dia tetap menyeret Lotta hingga ke ruang kerjanya.

"Lo duduk di sini!" perintah Yuchi.

Tanpa banyak kata, Lotta pun menurut walau seribu tanya telah menghinggapi pikirannya. Sementara Yuchi terlihat mengambil sesuatu dari dalam tas branded importnya. Ternyata Yuchi mengambil kaca kemudian kembali ke arah Lotta.

"Lu tengok!"

Mata Lotta membulat ketika ada sesuatu berwarna merah di leher bawah dekat pundak.

"Apa ini?" ujar Lotta sambil menyipitkan matanya ketika melihat leher putihnya dari cermin.

"Mana gue tau! Lu kalau mau cipoxan yang bener deh, jangan ninggalin bekas kayak gitu."

"Astaga, siapa juga yang cipoxan? Sebentar, ini sepertinya spidol deh. Tapi, kenapa spidol bisa pas di leher gue, ya?"

"Spidol? Yakin bukan bekas bibir lelaki?" tuduh Yuchi dengan alis yang dia angkat sebelah.

"Astaga, Chi! Gue punya pacar aja enggak, gimana caranya bibir laki-laki meluncur di leher gue? Lagian, hingga detik ini gue belum pernah punya pacar."

"Hah? Serius? Di usia lu yang saat ini menginjak dua puluh emat tahun?" tanya Yuchi dengan mata membulat.

"Kalau lu gak percaya, ya udah."

Yuchi tidak menjawab, dia hanya memegang dagunya dengan mata yang melirik ke arah Lotta seolah mencari kebenaran atas ucapan yang meluncur dari bibir sahabatnya.

"Emangnya tadi lu habis ketemu sama siapa? Kok bisa meninggalkan bekas merah di tempat yang membuat orang berpikir enggak-enggak terhadap lu."

"Nah, ini yang gue mau ceritain sama lu," ujar Lotta yang akhirnya menceritakan tentang pemuda bau kencur yang dia temui beberapa hari yang lalu.

Lotta menceritakan ketika bertemu pemuda itu di acara pernikahan sahabatnya. Entah bagaimana caranya Berondong itu terselip di antara orang-orang yang sudah dewasa daripada dia. Dari awal mula bertemu, entah kenapa pemuda itu seolah mengikuti Lotta ke manapun dia pergi. Bahkan, untuk alamat kontrakannya saja, pemuda itu mengetahuinya. Hingga tempat kerja dan yang lainnya pun telah diketahui pemuda yang dia anggap menyebalkan.

"WoW ... extrime syekaleee," goda Yuchi dengan senyum-senyum seolah meledek.

"Extrime kok malah ngeledek, sih?"

Pesona Si BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang