"Minggir lo!"
Lotta menyuruh pada pemuda berseragam putih abu untuk menyingkir dari motornya. Pemuda itu hanya melirik sekilas kemudian kembali menyesap rokok.
Kepulan asapnya mengepul ke udara dan aroma khas rokok telah menguar menusuk indra penciuman wanita yang kini berusia 24 tahun. Dia baru lulus kuliah sekitar 3 bulan lalu.
"Ck! Dasar, siswa zaman now, masih pakek seragam sekolah aja udah berani ngerokok. Padahal, jajan aja masih ngerengek sama emaknya." Lotta masih terus menyindir pemuda yang masih duduk manis di atas jok motor matic miliknya.
"Heh, Lo denger gak sih, ucapan gue?" Lotta kembali bertanya.
Pemuda itu melirik. Dia menyesap rokoknya hingga menjadi pendek kemudian dia lempar dan menginjaknya dengan sepatu.
"Lu ngomong sama gue?" tanya bocah SMA.
Lotta memutar bola matanya.
"Ya iya lah sama lo, masa sama setan?"
"Oh ... kirain. Lagian, lu gak ada panggil nama gue. Jadi, ya, maaf gue gak respek tadi," jawab bocah itu.
Jawaban bocah yang beranjak dewasa membuat Lotta kesal. Kedua telapak tangannya dia genggam dan seakan siap untuk meremas atau bahkan memukul bagi siapa saja yang ada di depannya saat itu.
"Kenalin, gue Naveen Mor--" ucap pemuda itu terjeda. "Panggil aja nama gue Naveen," ujar pemuda itu dengan wajah menggemaskan. Matanya berkedip genit membuat Lotta semakin muak.
Sabar... Lotta... dari kemarin ini bocah nyebelin banget, Tuhan... Batin Lotta.
"Okay, Naveen. Kamu minggir dari motor saya, ya? Saya mau kerja, nanti telat dimarahi bos. Bos saya cerewet soalnya," ujar Lotta dengan lembut.
"Oke! Tapi antar gue pulang dulu ya, Mbak?"
"Apa lu bilang? Emang gue Mbak-mbak?!" seru Lotta dengan mata membulat sempurna.
"Yee ... gue udah sopan juga, malah melotot. Mau kagak antar gue balik?"
Ya Tuhannn... Tolong!!! Jerit hati Lotta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Si Berondong
Novela JuvenilNaveen bocah SMA yang sedang mengejar cinta wanita yang baru saja meniti karier berusia 7 tahun lebih tua dengannya. Akankah Naveen mendapatkan cintanya?