Bonus Chapter

100 27 2
                                    

"Terima kasih sudah mengantarku pulang."

Sehun mengangguk. Tangannya sudah bergerak untuk melepas sabuk pengaman namun buru-buru Luhan menghentikannya.

"Aku turun sendiri saja." kata Luhan. Ia tersenyum pada Sehun sebelum ia melepas sabuk pengamannya dan bersiap-siap turun dari mobil. "Sudah larut malam juga. Kau harus kembali ke rumah sakit untuk menemani Ibumu."

Sehun menghembuskan napas sembari menatap Luhan. Sehingga Luhan urung turun dari mobil ketika menyadari tatapan Sehun.

"Kenapa?" tanya Luhan.

Sehun diam sejenak‚ kemudian menggeleng. "Tidak jadi." katanya. "Pulanglah."

Luhan mengerutkan kening. Tiba-tiba ia enggan untuk beranjak dari dalam mobil. "Adakah yang ingin kau katakan?" tanyanya lagi. Sehun yang menggeleng dengan wajah tak rela seperti itu membuat Luhan semakin mengernyit heran. Ia berpikir sebentar‚ sebelum berkata‚ "Haruskah aku bilang kalau aku akan merindukanmu lagi?"

Lantas Sehun tergelak karena penuturan Luhan yang terdengar lugu itu. Oh‚ astaga... Sehun ingin sekali menculik Luhan kalau tidak ingat tentang betapa lucunya Ibunya Luhan saat sedang marah-marah padanya karena putrinya diculik Sehun. Sehun bukannya anak yang nakal. Tapi dia hanya tidak ingin saja terlihat menahan tawa disaat Ibunya Luhan marah karenanya. Ibu dan anak ini memang sama-sama lucu.

Melihat Sehun yang tertawa‚ Luhan pun bertanya‚ "Kenapa kau tertawa?"

"Lucu saja." jawab Sehun. Lelaki itu berhenti tertawa setelahnya. "Aku tak pernah ingin kau bilang seperti itu padaku."

Luhan melipat bibirnya karena ia sadar kalau pertanyaannya tadi jadi terdengar menggelikan. Ah‚ Sehun bukan tipe lelaki yang ingin mendengar kata-kata seperti itu.

"Tapi kalau kau ingin mengatakan apa yang kau rasakan padaku‚ ya katakan saja." Sehun menggidikkan bahu ketika berkata demikian.

Luhan masih mengulum bibirnya dan kepalanya mengangguk sekali. "Aku keluar saja kalau begitu." katanya dan Sehun mengangguk sebagai jawaban. Dengan cepat Luhan membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Saking malunya ia‚ Luhan tak ingin Sehun tahu bagaimana rupa wajahnya. Perempuan itu sudah hendak membuka pagar rumah namun terhenti. Ia tahu Sehun sedang mengawasinya sekarang ini. Mobil lelaki itu belum pergi dari depan rumahnya. Karena mungkin ia kesal Sehun membuatnya malu tadi‚ atau mungkin lagi ia ingin giliran Sehun yang salah tingkah karenanya‚ Luhan jadi kepikiran ide yang sesungguhnya‚ ia juga malu untuk melakukannya.

Luhan berdeham kecil‚ berbalik sembari memasang senyum yang membuat Sehun mengangkat kedua alis di dalam mobil saat melihatnya. Perempuan itu menghampiri lagi mobilnya. Ia mengetuk kaca pintu mobil‚ dan memberi isyarat pada Sehun untuk menurunkannya. Pun Sehun menuruti kemauan Luhan saat itu. Sebenarnya ia hanya heran kenapa Luhan terlihat begitu sumringah dan sedikit salah tingkah secara bersamaan.

"Ada apa?" tanya Sehun setelah ia menurunkan kaca mobil.

Masih dengan senyumnya‚ Luhan meletakkan lipatan kedua tangan di atas bingkai jendela mobil‚ lalu berkata‚ "Aku hanya ingin bertanya." dan Sehun mengangguk kecil supaya Luhan meneruskan kalimatnya. "Haruskah aku bilang kalau aku menyukaimu?"

Sehun mengerjap. Lidahnya kelu dan bibirnya sulit terbuka untuk membalas pertanyaan Luhan.

Sementara Luhan sendiri sudah tersenyum-senyum karena ia rasa‚ Sehun mulai salah tingkah karena pertanyaannya. Jadi Luhan melanjutkan‚ "Sehun. Aku menyukaimu."

Dan Luhan bisa melihat wajah Sehun memerah dalam diamnya. Luhan tertawa menyadari hal itu dan ia merasa puas karena bisa melihat Sehun salah tingkah karena pengakuannya. Oh‚ benar. Luhan mengaku pada lelaki ini bahwa ia menyukainya. Luhan membuka pintu mobil‚ masuk kembali‚ dan memberi Sehun hadiah kecupan singkat di pipi. Sehun sampai tersentak karena terkejut dengan hadiah Luhan. Lelaki itu mengerjap‚ dengan wajah lucu yang membuat Luhan ingin tergelak sepuasnya di depan wajah Sehun.

"Aku pulang. Sampai jumpa!" kata Luhan sembari menahan tawa dan ia segera berlari menjauhi mobil. Dalam hati Luhan merutuki refleksnya saat mencium pipi Sehun karena gemas. Luhan yang tak ingin kesalahtingkahannya dilihat Sehun‚ akhirnya masuk ke dalam rumah cepat-cepat. Ia hanya mengawasi mobil lelaki itu dari balik tirai jendela.

Sementara Sehun sendiri. Ia jadi tak bisa berkata-kata. Setelah Luhan menghilang dan ia mendengar suara pintu rumah perempuan itu tertutup‚ Sehun tersadar. Wah‚ perempuan itu. Sehun tak menyangka Luhan juga bisa membuatnya gila seperti ini.

"Aish... Dasar." gumam Sehun dan ia tertawa karena tingkah kekanakan Luhan dan salah tingkahnya barusan. Kemudian ia menyalakan mesin mobil dan pulang menuju rumahnya.

Ia jadi tak sabar untuk bertemu Luhan lagi di hari esok.

.
.
.
Tapi abis itu selesai wkwkwkwk
Makasi ya buat yg udah baca cerita ini hehehehehhe see you at my next story!!!

FragmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang