1. Kau Anggap Aku Siapa?

132 23 9
                                    

WARNING!!

Bagi yang tidak suka Yifan-Luhan‚ mending langsung lompati aja chapter ini. Terserah kalian juga sih mau tetep baca atau ngga. Tapi yang pasti‚ jangan kesel sama Yifan yang sedikit bangsat ke Luhan setelah ini. Emang karakternya gitu. Makasih buat yang udah ngerti. :')

...

Baru pukul dua belas malam‚ dan baru pula Sehun memejamkan mata selepas menyelesaikan beberapa tugas. Lelaki itu mendengar seseorang menekan-nekan tombol password apartemennya‚ lalu membuka pintu begitu saja. Sehun mengernyitkan kening‚ dengan malas duduk dan turun dari tempat tidur. Ia sudah tahu siapa yang masuk ke apartemennya semalam ini. Tidak ada yang tahu password apartemennya kecuali dirinya sendiri‚ juga perempuan itu.

Sehun baru memakai sandal apartemen namun pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Sehun membuka sebelah matanya‚ mengintip dengan mengantuk. Dapat ia lihat perempuan itu datang kepadanya dengan bayangan yang buram.

Ah‚ ya Tuhan... Sehun terlalu mengantuk untuk mengumpulkan kembali kesadarannya.

"Sehun‚" suara perempuan itu terdengar parau. Lantas si pemilik nama mengerjap pelan‚ bebarengan dengan menyalanya lampu. Butuh sepersekian detik untuk menyadari keadaan perempuan di depannya sekarang.

Matanya merah berair‚ dengan eyeliner yang luntur mengotori sekitar kelopak dan kantung matanya. Sementara riasan wajahnya berantakan karena air mata membasahi wajahnya. Rambutnya sedikit kusut‚ basah‚ dan berantakan. Sehun mengernyit kebingungan melihat betapa kacaunya perempuan ini. Apakah diluar sana sedang hujan sampai-sampai wajah cantiknya bisa terlihat mengerikan seperti ini?

"Kau dari mana‚ eh?" tanya Sehun serak. Ia menguap sekali‚ hendak melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Supaya Sehun bisa sadar sepenuhnya‚ dan bisa mengerti situasi sekarang ini.

Tapi kemudian tubuhnya terdorong hingga jatuh kembali ke tempat tidur. Perempuan ini tiba-tiba memeluknya‚ sehingga membuat tubuh mereka berdua terbaring di atas tempat tidur.

Mata Sehun sudah sepenuhnya terbuka‚ terkejut lebih tepatnya. Oh‚ astaga. Haruskah ia melompat dari balkon apartemennya setelah ini? Ia rasa semakin ke sini perempuan yang berada di atas tubuhnya sekarang semakin membuatnya sinting.

"Sehun..." si perempuan kembali menyebutkan nama Sehun dengan parau. Sedetik setelah itu‚ Sehun bisa mendengar suara isak halus si perempuan yang memeluknya.

Sehun menghela napas kasar. Bukan karena kesal karena tiba-tiba perempuan ini mengganggu acara tidurnya. Melainkan marah karena ia sadar‚ seseorang sudah menyakiti perempuannya.

Hah‚ perempuannya.

...

Perempuan yang kini duduk di kursi komputer Sehun sembari membersihkan make up nya yang berantakan itu bernama Luhan. Statusnya sebagai seorang mahasiswi teknik kimia semester akhir. Umurnya sama seperti Sehun‚ hanya berbeda delapan hari lebih muda dari Sehun. Tingginya kurang lebih seratus enam puluh satu koma sekian sentimeter. Dia bahkan protes karena tingginya tidak bisa mencapai seratus enam puluh lima sentimeter karena masa pertumbuhannya sudah berhenti. Sehun selalu menggosok puncak kepala Luhan dengan gemas untuk menggodanya‚ atau memanggilnya dengan sebutan‚ "Pendek." sehingga Luhan akan kesal padanya. Selain itu Luhan suka es krim rasa strawberry‚ tidak terlalu suka menggunakan rok mini tapi ia akan memakainya untuk memikat kekasihnya sendiri. Luhan juga tidak suka memakai make up. Wajahnya sudah cantik tanpa riasan. Tapi Luhan juga akan menggunakannya saat ia berkencan dengan seseorang.

FragmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang