Seorang gadis duduk termenung di kursi taman kota memperhatikan beberapa anak kecil yang sedang bermain.Angin sore menerbangkan Khimar yang di pakai sang gadis membuat mata indahnya tertutup menikmati udara sore itu.Meski mata terbuka tapi hati dan pikiran tak lagi di tempatnya,terbukti saat bocah laki-laki yang menghampirinya tak Dia hiraukan.
"Ummiii."panggil bocah laki-laki itu membuyarkan lamunan sang gadis.
"Eh...."Kaget gadis itu ketika bocah laki-laki memanggilnya dengan 'Ummi' sembari memeluk kakinya.
Aqila Az-Zahra.Gadis bercadar,ceria,sopan,lemah lembut dan pekerja keras.Aqila kini berusia 21 tahun.Memiliki tinggi 160 cm,bulu mata lentik,mata bulat dengan iris mata coklat terang.Hidup sederhana bersama kedua orangtuanya.Pemilik Toko Bunga Az-Zahra yang terletak di pinggiran kota Jakarta.Toko yang baru berdiri selama 3 tahun itu di bangun dengan hasil tabungannya semasa SMA.Aqila merupakan putri tunggal dari pasangan Ahmad Hambali dan Siti Fatimah.
Gadis bercadar itu celingak-celinguk mencari orang yang datang dengan bocah itu.Tetapi nihil tidak ada yang menghampiri mereka.Aqila berjongkok menyamakan tingginya dan memegang bahu bocah laki-laki itu.
"Ummiii...."panggilnya lagi dan memeluk gadis yang ada di depannya dengan sangat erat.Aqila membalas pelukan hangat itu.Dapat di rasakan bahu Aqila basah dan Aqila segera melonggarkan pelukannya.Aqila terkejut saat melihat linangan air mata di pipi gembul bocah itu.
"Adek siapa? Kenapa nangis hm?"ucap Aqila lembut sembari menyeka air mata bocah berpipi gembul itu dan mengelus rambut lebat bocah itu, membuat air mata yang sempat berhenti kini meluncur lagi.
"Ummi kemana aja,Bizal kangen ummi.Kata Abi Bizal nggak boleh nakal kalau pengen ketemu Ummi dan sekalang Bizal udah ketemu Ummi."ucap bocah itu dengan wajah berseri-seri dan binar di matanya meski bekas air mata masih tersisa.
"Saya buk---."
"Abizaarr!!!."
Ucapan Aqila terhenti karena teriakan seseorang yang sedang menghampiri mereka.Terlihat seorang pria dengan memakai kaos polos berwarna hitam lengan panjang di padukan dengan celana santai berwarna biru dongker dan jangan lupakan sendal jepit yang di pakainya.
Kedua cucu Adam berbeda generasi itu sama-sama melihat ke arah sumber suara.Aqila berdiri tetapi bocah itu masih memeluk kaki Aqila erat.
Setelah pria itu berdiri di hadapan Aqila,Aqila langsung menundukkan pandangannya seraya beristighfar dalam hati karena tadi sempat mengagumi sosok yang ada di hadapannya.
"Abizar kemana aja,Abi cariin daritadi loh."Ucapnya sambil menarik lembut tangan bocah itu yang di yakini bernama Abizar.Sang pria mensejajarkan tingginya dengan Abizar dan dapat pria itu lihat ada bekas air mata yang sudah mengering pada pipi gembul putranya.
"Abizal tadi jalan-jalan sebental kalena Abi lagi ngoblol sama temen Abi."Ucapnya dengan cadel dan suara pelan namun masih bisa terdengar sambil menundukkan kepala karena takut Abinya marah.
"Huhhh."Helaan nafas khawatir bercampur lega terdengar dari sang pria yang di yakini Ayah dari bocah yang menyebut dirinya 'Abizal'.
"Lain kali kalau mau jalan-jalan jangan sendiri lagi ya."Ucapnya dengan lembut sambil mengangkat dagu kecil itu dengan telapak tangannya yang besar.Karena Dia tahu pasti putranya takut padanya karena pergi tanpa izin.
"Iya Abi."ucapnya merasa bersalah karena pergi tanpa izin dari ayahnya.
"Abi,Abi tau nggak Bizal udah ketemu Ummiii."ucapnya dengan semangat dan jangan lupakan binar di matanya yang terlihat sangat menggemaskan, berbeda dengan ekspresi dari beberapa detik yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UMMI UNTUK ABIZAR
Spiritual"Ummiii" jerit anak kecil yang menghampiri seorang wanita bercadar. "Eh..." kaget wanita itu yang tiba-tiba kakinya dipeluk oleh bocah laki-laki.