"Jennie yang cinta mati sama gue, bukan gue yang cinta mati sama dia! Kalau dia nggak ngancam mau bunuh diri, gue nggak bakal mau sama dia!" dua gadis di depan Lisa mendengkus keras.
"Temen lo mulai lagi ngarang cerita." ujar miyeon, gadis berambut panjang.
"Tahu ah, pasti sebenarnya Jennie waktu itu minta putus sama lo. Tapi lo mohon-mohon biar dia nggak mutusin lo kan?" sambung mina.
Lisa hanya menghela nafas frustasi. Sudah empat tahun berlalu sejak dia menjadi milik Jennie. Terikat dengan wanita itu, Lisa mencoba membebaskan dirinya dari Jennie dengan menyebarkan fakta, namun tidak ada yang pernah percaya padanya.
Semua orang beranggapan Jennie yang sempurna tidak mungkin melakukan hal bodoh itu hanya demi Lisa, gadis yang cuma punya aset wajah yang cantik bak manusia barbie itu.
Bahkan beredar rumor bahwa Jennie tidak jadi melanjutkan kuliahnya di luar negeri karena Lisa, gadis berponi itu memohon-mohon pada Jennie agar dia tidak pergi meninggalkannya.
Hanya Lisa yang tahu bahwa hal itu adalah kebohongan besar. Faktanya, Jennie membuatnya tetap bertahan di Indonesia, padahal Lisa sudah mempersiapkan kuliahnya di luar negeri mengambil jurusan fotografi.
Daddy nya telah mempersiapkan segalanya, mulai dari apartemen, hingga kartu-kartu pentingnya disana. Dan Jennie dengan mudah mengacaukan nya. Entah apa yang dia lakukan pada daddy Lisa, Jennie berhasil membuat daddy nya berubah pikiran.
Dan membuatnya berkuliah di salah satu universitas terkenal di Indonesia, bersama Jennie namun beda jurusan.
"Tuh, pacar lo datang." Jari telunjuk mina mengarah pada sosok yang berada di balik punggung Lisa.
Gadis berponi itu langsung terdiam, kepalanya menoleh dan benar saja, Jennie disana. Berjalan mendekatinya dengan wajah ramahnya, beberapa orang terlihat menyapa wanita itu. Lisa kembali menghela nafas frustasi lalu, dalam hitungan detik, sebuah tangan sudah memeluk bahunya.
"Hay mina, miyeon." sapa Jennie ramah.
"Lisa-nya saya bawa pergi dulu, ya." mina dan miyeon membalas tersenyum sok manis.
"Bawa aja dia kak, kita nggak butuh dia lagi." Jawab kedua gadis itu mengejek Lisa, Jennie hanya tertawa kecil.
"Ayo, Li." bisiknya, mau tak mau Lisa segera bangkit dan Jennie langsung menggandeng gadis itu pergi dari sana.
.
.
"Aku dengar kamu makan siang sama Jaehyun kemarin." Jennie berujar tenang, membuka pintu mobilnya untuk Lisa.
Gadis berponi itu tampak menelan saliva susah payah. "Aku cuma kebetulan ketemu sama dia." Jawab Lisa gugup.
"Sumpah, cuma nggak sengaja ketemu."
Wajah bersahabat Jennie berubah dingin."Aku orang yang pencemburu, aku sayang banget sama kamu Li, tapi kalau kamu main-main sama aku, aku nggak tahu apa yang kedepannya aku lakukan." ujar Jennie serak dan terkesan mengancam.
Lisa terdiam dengan wajah nya yang terlihat pucat pasi, tiba-tiba mobil Jennie berhenti.
"Aku kangen banget sama kamu Li, udah dua hari kita nggak ketemu gara-gara aku ada acara." ucap wanita bermata kucing itu berubah manja.
"Aku kangen banget sama kamu." ulangnya lagi.
Lisa tahu apa yang Jennie inginkan, dia lalu melepaskan seatbelt miliknya, lalu mencium wanita bermata kucing itu tepat dibibir seksinya. Jennie tersenyum, memeluk pinggang ramping gadis itu.
"Nanti malam kita dinner, mau?" Lisa hanya mengangguk patuh dan Jennie menyukai itu.
-
-
-"Aku bosan sama makanannya." ucap Lisa menatap tak minat potongan daging di depannya, Jennie menghentikan kegiatannya.
"Kamu bosan? Apa kita pindah ke restoran lain aja?" Lisa menggeleng.
"Sebenarnya aku pengen nasi goreng yang kamu buat waktu itu, rasanya enak. Aku bosan kalau makan ini terus." Jawab Lisa terang-terangan, tidak ada raut kesal di wajah Jennie, wanita itu malah tersenyum senang.
"Kamu mau nasi goreng? yaudah, kita ke apartemen sekarang, biar aku yang masak." Lisa mengerjapkan mata saat Jennie sudah ada berdiri dari kursinya.
"K-kita pergi sekarang?"
"Iya, ini udah lewat dari jam makan malam kamu kan?" Lisa menerima uluran tangan wanita itu saat Jennie memintanya untuk berdiri.
.
.
Sebenarnya empat tahun bersama Jennie tidak buruk. Wanita itu memperlakukan nya bak seorang Ratu, tapi tetap saja Lisa belum sepenuhnya terbiasa dengan kehidupan nya saat ini.
Dulu dia bebas melakukan apapun. Pergi kemana pun yang dia mau, berpacaran dengan siapa saja yang membuatnya tertarik dan tidak pernah peduli konsekuensi apapun yang dia perbuat nantinya.
Namun sekarang, dia terikat dengan Jennie. Wanita sepasang mata kucing itu hampir mengatur seluruh hidupnya. Jennie sudah tinggal sendiri di apartemen sejak masih SMA, ini poin tambahan lain Jennie, dia mandiri.
Jennie langsung menuju dapur begitu masuk ke apartemen mewahnya. Lisa mengikuti dan membantu wanita itu memotong beberapa bawang.
Dua tahun terakhir Lisa masuk ke kelas memasak karena kesal dengan orang-orang yang menganggapnya tidak dapat melakukan apapun dan hanya punya keberuntungan di wajah.
Walau itu faktanya, Lisa mengelak dan dia mati-matian bisa memasak. Cukup membantu, setidaknya dia sudah mulai terbiasa dengan kompor dan pisau.
"Kamu nggak mau ganti baju dulu? Pakai kaos aku atau baju aku, nanti dress kamu bau bawang." ujar Jennie yang mengambil beberapa bumbu di kulkas.
"Kekecilan," Lisa cemberut.
Jennie terkekeh. "Pakai aja sana, dari pada bau kamunya, pasti nggak nyaman pakai dress."
"Kamu nggak ganti baju juga?" tanya Lisa balik menatap pakaian yang Jennie kenakan.
"Aku nyaman kok pakai ini, sana ganti bajunya, ya." Jennie mengecup pipi berisi Lisa sebelum mengusirnya dari dapur.
Lisa akhirnya pergi menuju kamar dan dia selalu terpaku melihat ruangan itu walau sudah beberapa kali masuk kesana.
Kakinya melangkah menuju lemari dan mengambil kaos Jennie yang menurutnya paling pas untuk tubuhnya. Sekali lagi, Lisa menatap sekeliling kamar wanita berpipi mandu itu dan dia mengigit bibir bawahnya tak nyaman.
Seluruh ruangan itu hampir dipenuhi foto-fotonya dan sepertinya ada foto minggu ini. Di rak buku, terdapat fotonya yang cemberut di kantin kampus, yang digantung.
Lisa hanya berdecak, segila apapun Jennie toh tidak akan ada orang yang percaya.
To Be Continue 🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Devil [JENLISA]
Fantasy"Jangan pernah ucapkan kalimat mengerikan itu lagi, atau kamu benaran lihat aku mati." Bisik Jennie tepat di telinga Lisa. "Kamu yang buat aku jatuh cinta dan kamu yang harus tanggung resikonya." My Story gxg! [ JENLISA ] 📍Vote & Comment