Hampir tiga bulan ini Jennie Ruby Jane, gadis yang menjabat sebagai ketua osis di sekolahnya menyandang status menjadi kekasih Lalisa. Baik kedua orang itu sama-sama terkenal. Jennie dengan posisi pentingnya di sekolah, serta Lisa, seorang gadis cantik yang menjadi incaran para laki-laki.
Hubungan keduanya jelas menimbulkan kegemparan awalnya. Kini, dalam waktu yang bisa dibilang sebentar. Lisa mulai bosan dengan hubungannya dan Jennie.
Digilai banyak pria membuat Lisa terkenal sering gonta-ganti pacar, gadis itu menikmati apa yang saat ini terjadi pada dirinya. Dan kini, kebosanan melanda gadis berponi itu.
Jennie Ruby Jane, seperti semua orang tahu. Dia baik, tegas, possessive, kejam, agresif dan dikenal pintar. Namun, wanita itu terlalu misterius, terlalu overprotective dan Lisa jengah. Hari ini, gadis itu akan memutuskan hubungan nya dengan Jennie.
Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kaki jenjang gadis itu menelusuri koridor, berjalan menuju ruang osis, tempat Jennie biasa berada.
Dan benar saja, wanita itu berada disana, tampak sibuk dengan laptopnya. Jennie mendongak, tersenyum melihat pacarnya datang. Disana, tak ada orang lain selain mereka.
"Hay, mau pulang sekarang?" Jennie berdiri, langsung merengkuh tubuh gadis berponi itu.
Lisa tersenyum canggung, setelah Jennie menjauhkan tubuh mereka, dia membuat wajah sesedih mungkin.
"Jane?" Jennie menatap gadis itu hangat.
"Ya?" Lisa menghela nafas berat, lalu menunduk.
"Aku berat banget buat bilang ini sama kamu. Tapi, kita harus mengakhiri hubungan ini---" gadis itu menjeda kalimatnya sebentar, menatap sesaat Jennie yang terdiam kaku mendengar kalimat ucapannya.
"Maaf, Jen." lalu dia berbalik, meninggalkan Jennie tanpa mau tahu ekspresi wanita bermata kucing itu saat ini.
"Berakhir?" suara berat dan tajam Jennie membuat langkah Lisa terhenti dan menatap wanita itu waswas.
"Iya. Jen, aku—" nafas Lisa tercekat saat melihat Jennie sudah mengambil gunting di mejanya, lalu menodongkan ke lehernya sendiri.
"Jennie!" mata Jennie yang biasanya terlihat tenang saat ini terlihat menajam.
"Tarik ucapan kamu, atau kamu bakal lihat aku mati!" suaranya benar-benar berat, nafas Lisa mulai tak beraturan, kebingungan dan ketakutan sekaligus.
"Kamu pasti bercanda 'kan?" beberapa mantannya memang tidak terima ketika diputuskan dan reaksi Jennie lebih agresif.
Jennie tersenyum, menusukkan ujung gunting itu pada lehernya, membuat sebuah luka yang mulai mengeluarkan darah.
"Aku nggak lagi bercanda, sayang."
"Jane! lepasin gunting itu!" Lisa benar-benar panik, seumur hidup ia tidak pernah melihat sesuatu semenakutkan ini.
"Aku bilang lepas!"
"Tarik dulu ucapan kamu!" Lisa merasa otaknya buntu sekarang.
"Iya! Kita nggak jadi putus! Lepasin gunting itu Jane!" teriaknya panik.
Jennie akhirnya melepaskan gunting itu dari tangannya, dia menatap Lisa yang tubuhnya mulai bergetar, tampak shock. Jennie segera mendekati gadis berponi itu, merangkum tubuh Lisa erat dan gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa.
"Jangan pernah ucapkan kalimat mengerikan itu lagi, atau kamu benaran lihat aku mati." bisik Jennie tepat di telinga Lisa.
"Kamu yang buat aku jatuh cinta dan kamu yang harus tanggung resikonya"
Jennie tersenyum manis dan Lisa menatap ketakutan wanita itu. Namun tubuhnya tidak dapat bergerak, saat Jennie mengecup bibirnya, memberikan tanda kepemilikan.
Sejak hari itu, Lisa tidak dapat lagi melepaskan dirinya dari Jennie. Sudah terlambat untuk pergi.
To Be Continue 🌟
VOTE & COMMENT JANGAN LUPA YA SAYANG :))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is a Devil [JENLISA]
Fantasía"Jangan pernah ucapkan kalimat mengerikan itu lagi, atau kamu benaran lihat aku mati." Bisik Jennie tepat di telinga Lisa. "Kamu yang buat aku jatuh cinta dan kamu yang harus tanggung resikonya." My Story gxg! [ JENLISA ] 📍Vote & Comment