✧༺🍁༻∞
Melodi manis ditengah musim gugur, dikelilingi bunga kuning dengan senja yang memukau, menambahkan luka dalam ingatan manis yang telah gugur.
✧༺🍁༻∞"[Name]-san!!" Ucap sang anak ber-surai blonde itu sembari berlari kearah gadis yang duduk diam ditengah taman.
"Aira jangan—"
'brukk'
Belum sempat memperingati, sang anak sudah lebih dulu terjatuh membuat nya kini masih terdiam dalam posisi tengkurap menghadap tanah.
Mata hijau nya sudah berkaca-kaca menandakan dirinya yang tak lama lagi akan menangis, melihat itu sang gadis pun menghampiri nya.
"Aira jangan menangis, ayo Aira kan anak yang kuat" ucap sang gadis sembari membantu Aira yang sudah menangis dalam diam itu bangkit dari posisinya menjadi duduk.
"Sakit...., Hiks—"
"Tidak apa-apa, hmm bagaimana aku menyanyikan sebuah melodi agar rasa sakit itu pergi ?"
"Melodi ?hiks—"
"Um~ melodi yang merdu dengan lembut akan membawa pergi semua rasa sakit mu, mau dengar ?"
"Um!"
"Baiklah dengarkan ya...," Sang gadis mulai melantunkan sebuah melodi indah, bagai sebuah mantra ajaib semua rasa sakit yang Aira rasakan tadi seakan tersapu oleh nada indah yang dilantunkan sang gadis, perasaan sedih yang berganti dengan perasaan senang mendengar nada yang menenangkan.
"Sudah ga sakit kan ?"
"Um! Apa kah itu sebuah mantra ?? Rasa sakit ku hilang seketika !! Dan seperti biasa suara mu sangat merdu aku sangat menyukai nya!! Rabuiiiiiii~" ucap Aira dengan matanya yang sudah berbinar menatap sang gadis.
"Hmm~ mantra ya~ mungkin saja itu benar-benar sebuah mantra, apa Aira tidak takut ? bukankah yang selalu merapal kan Mantra penyihir ? Dan kebanyakan penyihir kan jahat ?"
"Tidak!! Aku tidak takut!! Lagipula kalau [name]-san seorang penyihir pasti penyihir yang baik hati!! Buktinya [name]-san sudah menghilangkan rasa sakit ku!!"
"Haha~ kau ini benar-benar anak yang polos ya~ kalau begitu tadi kenapa Aira memanggil ku sambil berlari seperti itu ?"
"Oh iya!! Aku hari ini membawa buku cerita!! Aku membeli buku ini bersama ayah ku kemarin dan sepertinya aku merasa [name]-san akan menyukai nya" ucap Aira sembari memamerkan sebuah buku dongeng bergambar yang berjudul 'bunga penghantar melodi musim gugur' dengan wajah bangganya.
"Hmm~ apa Aira sudah membacanya ?"
"Belum!! Aku mau membacanya bersama [name]-san— em [name]-san tidak keberatan kan ?" Ucap Aira merasa sedikit ragu.
"Tentu saja tidak~ mari membacanya bersama" ucap sang gadis mengundang senyuman bahagia yang terpancar dari wajah anak polos itu.
✧༺🍁༻∞
Sang bunga menari mengikuti arahan angin yang berhembus.
Ia menangis dalam diam meratapi waktunya untuk pergi tak lama lagi.
Sang musim gugur yang sudah dekat, menyanyikan melodi perpisahan pada musim panas.
Melodi yang menandakan waktunya yang hampir habis.
Sang bunga yang hanya bisa tersenyum pasrah sebagai pengganti kalimat perpisahan yang tak bisa terucap.
Sang anak hanya bisa meratapi Bunga yang kian kehilangan kelopak nya.
"Apa kau harus benar-benar pergi"
Sang anak menatap sedih pada bunga itu yang akan genap menghilang seutuhnya tak lama lagi.
Bukannya menjawab sang bunga hanya bernyanyi melodi indah namun terasa pahit.
"Sampai bertemu lagi sayangku"
Gadis itu menutup buku yang telah selesai ia baca, kemudian melirik pada anak ber-surai pirang yang telah terlelap disampingnya.
"Maaf Aira seperti halnya sang bunga, waktu ku pun tak akan berlangsung lama, aku harap aku bisa melihat mu untuk selamanya, namun dunia tidak akan mengizinkan itu terjadi"
524 word
❒Yuki Supriadi❒Ya jadi gitu...., Ketebak kan alur nya gimana /run
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight's Reverie [S.Aira x Reader] ✅
Fanfiction"apa kau benar-benar harus pergi ?" "Maaf mungkin suatu saat kita akan bertemu lagi- mmmm... Bukan....., Aku harap suatu saat kita akan bertemu lagi Aira" Ensemble Stars © Hapiel Story © Rikkayuki Cover © Hatsuxc [hatsunudin] Art © 9Jedit on twt