04. ~

11 6 7
                                    

Happy reading
Kalo ada typo tandain yaa
Terimakasih <3

********


"Gila keren juga temen lo, nanti lese istirahat gue panggil lagi" ucap Aidan yang merupakan fotografernya sekaligus pemilik dari studio ini.

Nama lengkapnya Aidan Prawira, cuman kata Lia biar cepet makanya dipanggil Aan aja, khusus lia lo yaaa. Toh orang yang punya nama gak masalah. Kalo soal umur, jelas Aidan lebih tua beda dua tahun doang sih.

"Yoii, pilihan gue gak pernah salah"

"Cih sombong lo"

Lia mendelik tak terima "lo kira gampang apa, gue harus ngeluarin seribu jurus rayuan gue dulu anjirr baru tu anak mau"

"Dan ini semua gara-gara lo" tunjuknya dengan tatapan tajam.

Aidan mengernyit heran,"Lah kenapa dia gak mau sih?, Kan lumayan dapet duit cuman pose doang"

Drttt drttt

Suara ponsel Aidan membuat percakapan mereka berhenti, Aidan beranjak menjauh, mencari tempat yang lebih sepi, "Bentar ya" ucapnya, dibalas dengan deheman saja oleh Lia.

"Mel" lia mengangkat kepalanya saat namanya dipanggil. Mengernyit heran ketika Aidan tengah membereskan semua barangnya.

"Mau kemana lo? Kan belom lese" tanyanya.

"Duhh gue buru-buru nih, nanti sepupu gue yang gantiin ya." Sahut aidan, langsung meninggalkan tempat. Tapi sebelum itu ia sudah memberikan arahan ke anak-anak lainnya.

Lalu pandangannya beralih ke pemuda yang kini tengah berjalan kearahnya. "Gimana gampang kan jadi model?"

"Lumayan, kenapa harus gue?" Tanyanya, kemudian ikut duduk disebelah Lia.

Lia menggaruk kepalanya yang tak gatal "Ya kalo bukan lo siapa lagi?, Yakali Samudra, bisa-bisa gak lese ni kegiatan. Apalagi kembaran lo Arka beuhh tambah parah."

Arga mengangguk tanda mengerti.
"Ga thanks ya udah mau bantuin gue, ya walaupun harus gue rayu dulu" Lia menyerahkan Nasi kotak yang memang sudah disediakan, "oh iyaa, nih makan punya lo sih tapi udah gue ambil ayamnya hehe"

"Yee elo maruk banget jadi cewek." Ucap Arga tertawa, heran aja ni cewek suka makan tapi gak gemuk-gemuk, cacingan mungkin, pikirnya.

"Jangan mikir gue cacingan ya, gue diett" jawabnya seolah paham isi pikiran temannya ini.

Arga mengacak gemas rambut lia, membuat sang empunya mencebik kesal, "Arga ihh rambut gue berantakan kan"

"Sengaja wlee"

Hening

Arga yang sibuk dengan makanannya, sedangkan lia yang sibuk dengan handphonenya. Suara derap langkah kaki membuat mereka berdua, eh bukan, semua orang yang ada didalamnya menoleh ke arah pintu.

Dimana seorang pemuda tampan bak dewa, tubuh atletis dengan sebuah kamera yang berada di atas tangannya, Kini berjalan memasuki studio Pemotretan.

"ATTENTION PLEASE" suara Rani membuat yang lainnya menghentikan aktivitasnya, "okee  jadi kita kedatangan tamu baru, Kenalin namanya Kenar Mahaputra. Dia adalah adik sepupunya pak bos Aidan, sekaligus dia yang gantiin pak bos sementara, soalnya si doi mendadak ke luar kota, PAHAM?"

"HAM"
"PA"

Sahut mereka serentak, membuat Rani mendengus kesal. Masalahnya jawaban mereka gak ada yang bener, kompak dibalik semua.  Rani adalah asisten pribadinya Aidan sekaligus teman kampusnya. Rani itu baik, agak jutek sama orang baru kecuali buat para cogan yee, paling menonjol dia tu tegas. Sekian..

"Melia nanti siap-siap ya giliran lo." Lia yang tengah menatap Kenar seketika tersadar dari lamunannya, "Eh iya kak hehe"

"Gue duluan ya" sambungnya, menepuk bahu Arga pelan yang dibalas anggukan kepala.

Kenar yang melihat Arga segera menghampirinya dan duduk disebelahnya. "Makan Ken"

"Yoii" Kenar menoleh ke Arga yang tengah menyuapi makanannya,"Lo kenapa bisa disini, bukannya paling anti kamera?"

Arga mendongakkan kepalanya" Lia yang minta, kasian gue liat muka melasnya" jawabnya diiringi kekehan geli.

Kenar mengangguk sebagai jawaban, mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing. Kan udah tak bilang kalo mereka sama-sama kaku, jadi jangan heran kalo mereka cuman ngomong beberapa kata doang.

*******

"Duhh kok gue deg-degan yaa" Nana yang tengah merapikan rambut lia menunduk melihat wajah gelisahnya, "sante aja, kayak biasa. Tumbenan gini biasanya gimana juga."

"Ck, hari ini beda tau kak soalnya ada-"

"Na, gimana dah lese?, Udah ditungguin Kenar tuh, cepetan ya kasian" ucap Rega. Salah satu staf disini, teman kampus Aidan juga cuman beda jurusan aja.

"Lagi dikit ga bentar" balas Nana.

"Oke nanti kalo udah langsung keluar ya"

"Yoii"

Nana kembali merapikan tatanan rambut lia, setelah selesai ia menuntunnya keluar ke tempat pemotretan berlangsung.

Lia yang baru keluar dari ruang rias membuat Kenar tertegun,  pertama kali melihat Lia tanpa menggunakan pakaian sekolah, juga melihat wajah dengan polesan make-up serta dress berwarna merah muda yang cocok ditubuhnya. Kenar berdehem sebentar, membuyarkan lamunannya, beranjak lalu memulai melakukan tugasnya.

Sepasang mata tak luput melihat raut wajah Kenar yang dari awal menatap si gadis dengan tatapan berbinar, tak lupa seringai kecil tercetak di bibir manisnya.

Cantik

Hanya kata itu yang diucapkan seseorang dalam batinnya. Dia Kenar, yang baru menyadari kecantikan lia sekarang.

Lia yang tengah melakukan pose model berusaha untuk tetap fokus, mencoba menetralkan detak jantungnya yang tak terkontrol akibat melihat wajah Kenar yang tengah memotret dirinya.

Wajah tegas itu terlihat serius, mata indah dengan tatapan tajam berhasil menghipnotis dirinya. Memandangi wajah itu tak akan pernah ada habisnya, andai saja si pemilik wajah itu mau membuka hatinya dan menerimanya.

Mungkin dia tak akan melepasnya dengan mudah.

"Ekhem"

Deheman seseorang membuat Lia tersentak, menggelengkan kepalanya guna membuyarkan lamunannya. Lalu kembali fokus ke kegiatan awal.

Terkadang kenyataan itu menyakitkan.

*******

Gimana part ini?maap rada garing ceritanya

Jangan lupa vote kawan ⭐🌟

See you next chapter 🤘

CAMELIA'S {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang