Seperti biasa, Felix selalu bangun pagi. Pukul 07.00, Felix terbangun dari tidurnya berkat alarm di ponselnya. Memang Felix masih mengandalkan alarm, tapi dia bukan type yang susah bangun walau sudah memasang alarm. Pria itu selalu bangun setiap alarm berbunyi tepat waktu.
Felix membuka tirai jendelanya, menyambut sinar matahari pagi dari langit ibu kota. Felix tersenyum hangat seperti mentari hari ini. Beranjak keluar dari kamar dan menuju dapur untuk memasak makanannya sendiri. Hari ini Felix memasak nasi goreng udang.
Sebelum mulai memasak, Felix mengambil air putih dingin yang berada di kulkas, tenggorokannya terasa kering.
Setelahnya, Felix menyiapkan bahan masakan dari kulkas. Ada udang, daun bawang, sosis, bawang putih dan bawang merah. Membawanya ke meja makan untuk memotongnya.
Setelah semua bahan terpotong, Felix mulai memasukkan satu per satu bahannya. Mulai dari bawang putih dan bawang merah, udang, sosis, dan juga nasi. Untuk nasinya Felix sudah menghangatkan nasi kemarin, masih bisa dimakan. Lalu menaruh kecap dan daun bawang dan mengaduknya rata.
Setelah matang, Felix menuangkannya ke atas piring. Walau tidak disusun serapih dan seindah di restoran, toh ini untuk dinikmati sendiri. Bagi Felix yang paling penting adalah rasanya. Dia tidak terlalu mengedepankan penampilan. Felix pun tidak pernah kecewa atas rasa masakan yang dia buat, selalu enak.
Inilah keahlian Felix, memasak. Felix sudah diajarkan memasak dari kecil oleh ibunya. Felix paling suka memasak berbagai macam kue, terutama brownies. Itu juga yang membuatnya membuka usaha Sunshine Bakery.
Sedikit cerita, Felix lahir di Sydney. Anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya hanya berbeda 2 tahun darinya. Felix terlahir dari keluarga sederhana. Tapi Felix sangat bersyukur mempunyai ayah dan ibu yang tulus menyayanginya.
Sayangnya ayah dan ibunya tidak tinggal bersama Felix dan kakaknya. Mereka memilih menetap di Sydney, karena ayahnya mempunyai peternakan sapi di sana. Sekalian menghabiskan masa tua di kampung halaman, katanya. Felix akan mengunjungi orang tuanya 3 bulan sekali.
Kakaknya pun tidak tinggal bersama Felix. Dia ada di kota ini, namun di apartemen yang berbeda. Alasan Felix tinggal sendiri adalah supaya dia mandiri dan tidak bergantung pada kakaknya. Mereka punya pekerjaan yang berbeda. Tapi itu tidak membuat Felix lost contact dengan kakaknya. Felix selalu mengunjungi apartemen kakaknya saat weekend, atau saat dia ada waktu luang. Begitu pun sebaliknya, kakaknya juga sering mengunjungi apartemen Felix untuk mengecek keadaan adiknya.
Setelah selesai makan, Felix meminum kembali air putih dingin dan membawa piringya ke wastafel.
Felix kembali ke kamarnya untuk mengecek data yang diberikan karyawannya melalui laptop. Felix bersandar pada kepala kasur, dan jarinya mengetik dengan anggun di atas keyboard.
Setelah 3 jam berkutat dengan laptop, Felix mematikan benda keras persegi panjang itu. Dia berencana untuk mengecek keadaan langsung ke Bakery nya.
Namun Felix teringat sesuatu, kemarin dia berjanji pada Changbin untuk membuatkannya brownies. Sekarang pukul 10.15, masih ada waktu untuk membuat brownies sampai waktu makan siang.
Felix mengambil ponselnya dan membuka aplikasi chating, membuka roomchat Changbin. Rupanya pria itu mengiriminya pesan yang berisi ucapan selamat pagi. Felix pun membalasnya dan berkata bahwa dia akan mengunjungi kantor Changbin siang ini.
Felix berdiri dari kasur dan keluar menuju dapur untuk membuat brownies special.
Kurang lebih satu jam, Felix sudah selesai membuat brownies. Lalu ia menata browniesnya ke dalam kotak makan berukuran sedang yang bisa memuat kue. Setelahnya Felix mengambil tote bag dan memasukkan kotak makan tersebut ke dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine Bakery [Changlix]
ФанфикHidup Changbin (nyaris) sempurna. Berasal dari keluarga terpandang, pintar, tampan, tanpa ada celah. Hanya sifat mudah bosan ketika menjalani hubungan yang menjadi kekurangannya. Changbin akui dia brengsek. Namun saat bertemu Felix, hidupnya beruba...