"Saya baru tau kalo Minho kakak kamu"
"Aku juga baru tau kalo kak Minho deket sama kakak"
"Dia temen kuliah saya"
"Oh ya? Kok aku gak pernah liat ya, kak Minho gak pernah ngenalin temen-temennya ke aku. Tapi aku selalu ngenalin temenku ke dia, termasuk Jisung yang sekarang jadi pacarnya"
"Jisung temen kamu?"
Felix mengangguk, "Huum, sahabat dari SMP"
Changbin ber-oh ria, lalu dia merapihkan kembali kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya.
Bertepatan dengan suara pengingat otomatis dari kantor yang berbunyi menandakan saatnya jam makan siang.
Felix hampir lupa dengan apa yang dibawanya, "Oh iya, sesuai janji kemarin. Ini brownies buat kakak" Felix menyodorkan tote bag nya pada Changbin.
Changbin menerimanya lalu mengambil kotak makan yang berada di dalam, membukanya dan melihat beberapa potong brownies terjejer rapih di sana.
"Saya cobain ya"
Felix menganggung antusias.
Changbin mengambil satu potong brownies buatan Felix ke dalam mulutnya, mengunyah, merasakan di lidah, lalu menelannya.
"Gimana kak?"
Rasanya seperti kontes memasak saja. Felix yang jadi peserta sedangkan Changbin menjadi chef juri yang biasanya akan galak ketika makanannya tidak sesuai selera.
Raut Changbin datar, memandang sisa brownies yang ada di tangannya lalu beralih menatap Felix yang masih dengan wajah antusiasnya.
"Makanan apa ini?"
Hah? Felix gak salah dengar? Apa Felix terlalu banyak memberi gula tadi ya? Atau brownies nya gosong? Tapi perasaan Felix sudah mencicipinya sebelum dibawa ke sini, dan masih enak seperti biasa. Apa selera lidah Changbin berbeda?
"Kok bisa ada brownies seenak ini"
Mata Felix langsung berbinar.
"Ini enak banget Fel, serius"
"Kakak suka?"
Changbin mengangguk lalu melanjutkan memakan beberapa potong lagi.
"Gak salah saya pesen kue di Bakery kamu, pasti rasanya gak ngecewain"
Felix kembali tersenyum.
"Kamu udah makan?"
"Udah kok tadi sebelum ke sini"
"Emangnya gak sibuk?"
"Gak, tadi pagi udah ngerjain beberapa data Bakery. Habis dari sini aku juga sekalian mau ngecek ke sana"
Changbin mengangguk, "Btw, minggu ini mau ke rumah saya buat ngerayain mama ulang tahun? Gak ngundang orang banyak kok. Cuma ada saya, adek saya, sama sepupu paling"
Eh?
Felix menimang jawaban sebentar lalu akhirnya menyetujui, "Boleh kak"
"Ke sini naik apa?"
"Mobil kak"
Dan beberapa obrolan lain yang menghiasi ruangan Changbin kurang lebih selama 1 jam. Keduanya asyik berbincang.
Sampai jam masuk tiba, Felix berpamitan pada Changbin karena ingin mengecek Bakery nya, juga tidak mau mengganggu pekerjaan Changbin. Padahal Changbin sendiri tidak masalah jika Felix mau berlama-lama.
.
.
.Changbin terus memandangi ponselnya yang menampilkan aplikasi chating. Ragu, Changbin ingin memencet chat dari Yeri yang berjumlah 10 buble chat itu. Sudah sekitar 5 hari dia tidak membalas chat dari Yeri. Walaupun sibuk, biasanya keduanya menghabiskan waktu bersama saat weekend.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine Bakery [Changlix]
FanfictionHidup Changbin (nyaris) sempurna. Berasal dari keluarga terpandang, pintar, tampan, tanpa ada celah. Hanya sifat mudah bosan ketika menjalani hubungan yang menjadi kekurangannya. Changbin akui dia brengsek. Namun saat bertemu Felix, hidupnya beruba...