06

11 14 3
                                    

Ada kisah dimana Sang Purnama kehilangan cahaya-nya.

Tentang Ia yang berjuang dengan seluruh rasa sakit, dunia nya kelabu.
Sampai di titik Ia kehilangan segala-nya.
Namun Tuhan tidak pernah mengecewakan hamba-nya.

5 tahun yang lalu . . .
21.48

"Lakuin perintah Ibu sekarang Sil!" Teriakan bercampur tangis itu menggema di dalam ruangan.

"Ngga mau bu, Sil ngga mau ninggalin Ibu sendirian"  Ujar Sang Anak sembari menggenggam erat tangan sang Ibu.

"Mereka sedang mencari kamu, Ibu mohon sama kamu. Kamu pergi dari sini Sil"

"Mereka ngga bakal ngapa-ngapain Sil Bu, Kalo mereka jahat sama Sil, Sil bakalan tampar mereka satu per-satu, kaya yang sering Ibu lakuin sama Sil"

Kekerasan dari Sang Ibu tidak membuat dirinya benci kepada Ibu-nya.
Karena Ia tidak memiliki siapapun di dunia ini kecuali Sang Ibu.
Sang Ibu yang telah mengandung nya dan melahirkan nya, serta merawat nya walau kadang Ia menjadi tempat pelampiasan Ibu-nya.

"Ngga bisa Sil, tangan kamu kecil ngga bakal bisa tumbangin mereka" Ucap Ibu-nya sembari menggenggam tangan Sil

"Sil mau pergi, kalo Ibu juga mau pergi sama Sil!"

"Keras Kepala Kamu!"

Plak . . .

Satu tamparan mengenai pipi kanan Sil, dari sekian banyak-nya tamparan.
Tamparan inilah yang paling menyakitkan.
Dimana Ia dipaksa pergi, meninggal kan dunia nya.

"Pergi Nak, Pergi, Ibu ngga mau kamu jadi korban kekerasan Ibu" Ucap Ibu-nya yang tetap dijawab gelengan kepala oleh Sil.

Bunyi senjata api mengagetkan kedua-nya,
Sang Ibu dengan cepat menarik Putri nya kearah pintu belakang bangunan dan menyuruh putrinya pergi.

"Pergi atau Ibu ngga mau anggap kamu anak Ibu lagi!"

Setelah Ibu mengatakan itu, Sil pun berlari meninggalkan semua-nya.

Dan di bangunan itu, jelas teriakan putus asa Ibu nya terdengar menyayat hati, suara tembakan dan mobil polisi pun berdatangan.

•••

"Kalo kata Rev, Pelangi itu warna-warni yang bertengkar"

"Heh! Mimpi banget, gue ngga pernah bilang gitu ya, itu mah kata Jarjit"

"Ngarang nya keterlaluan itu kata Mail tau!" Ucap Resitha sembari mengupas kacang.

"Ck! Diem deh kalian, kalo ngga pernah nonton kartun tuyul kembar itu bilang aja!"
Ucap Sisca kesal mendengar perdebatan mereka ber-3

"Emang Lo tau? Siapa yang bilang pelangi itu warna warni yang bertengkar" Tanya Erin dengan nada tak santai.

"Taulah, t-tapi lupa hehe"

Sisca, Rev, Resitha dan Erin sedang berada di kantin bersama, karena kebetulan kelas mereka sedang jamkos.

"Hai Everybody!" Teriak Darren dari arah pintu kantin

"Bukan Hai dodol, tapi Hallo" Celetuk Erin membenarkan.

"Sama aja kali"

"Beda!"

"Iyain" Setelah mengucapkan itu, Darren pergi mengambil minuman dingin di lemari pendingin dan tak lupa membayar nya.

"Nah gitu dong, cewe tu selalu benar!" Teriak Erin karena Darren sudah menjauh.

"Sis, tanya tante google coba" Pinta Erin kepada gadis di depan nya.

"Nyari apa emang?" Tanya Sisca dan mulai mengeluarkan handpone aple gigit milinya.

"Yang bilang Pelangi itu warna-warni yang bertengkar itu siapa, gue masih kepo ini."

"Sangat tidak bermutu sekali kawan" Celetuk Rev kepada Erin.

•••

"Revalina!" Teriak seorang gadis dengan rambut kucir kuda dan menepuk bahu seseorang yang Ia panggil

"Ha?" yang di tepuk pundaknya mengerutkan kening tak faham.

"Lo? Revalina kan?"

"Ngarang banget lo, gue Revitta!"

"Nah iya, I'm sorry keseleo tadi lidah gue"
Jawab nya dan dibalas decakan malas oleh Rev.

"Tadi Silvanka bilang sama gue, lo disuruh dia ke parkiran." Setelah mengucapkan amanah yang temannya berikan Ia pun pamit dari hadapan Rev.


•••

Baginya menunggu itu hal yang sangat buruk, lebih buruk dibandingkan apapun yang ada di seluruh alam semesta.

"Sil, ayolah lama banget ini"

Ucap nya melebihi lima belas kali, tadinya Ia ingin ke gramedia membeli salah satu novel yang terbit tahun ini.
Eh, malah terjebak di toko shoes bersama Sil.

Sebenarnya Sil tadi menunggu Rev di parkiran karena ingin mengajak Rev ke toko, daripada alone.

"Sabar Putri Senjaaa." Ucap nya sembari melihat sepatu ber-merk berjejer rapi di rak.

"Udah Sil, ambil semua aja. Ngga bakal bikin Om Wisnu bangkrut kok," Cerca Rev yang sudah sangat-sangat lelah sekali menunggu gaiss.

"Nah! Ini keren, Rev Rev coba liat cocok ngga?"

"Iya he'em Sil buagus banget gilak!"

"Tapi warnanya agak mencolok gitu ngga si?"

"Bagus yaampunn, udah itu aja cocok di Lo"

"Em, Oke Lo tunggu dulu gue mau bayar bentar." Ucap Sil yang hanya dijawab angguk-an pelan oleh Rev.

Dan jika kalian tanya dimana Cla, gadis itu sedang ada latihan ekskul yang membuat dirinya tidak bisa pulang pada jam pulang school.

"Tuan Putri, Ayo heh! Ngapain jongkok disitu," Panggil Sil melihat sahabat nya berjongkok di dekat pot bunga.

"Ada rebuan gaiss! Mayan buat parkir hehe"

"Cape gaiss, cape" Sil menyeret tangan sahabat nya yang jiwa memalukan nya kambuh.

•••

Memori masa lalu kembali dibuka guys haha ( tertawa jahat ).
Cuma mau bilang siapin mental hehe♡

Salam hangat dari Cucu Ratu El

SWÄSTAMÏTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang