08

4 8 0
                                    

"Kebiasaan ngaret."

"Ngga mirror ya anda!"

"Bahasa lo kurang tambahin cincau."

"Ngga like cincau dia."

"Kok lo tau?"

"Becausee~ lupa lanjutan nya gue."

Tawa menguar di antara mereka, namun tidak dengan gadis berambut brown gelap yang memandang malas para sahabat nya.

"Yang lo inget apasii Rev, lupa mulu lo," Ujar Cla yang sedang memegang coffe latte serta mengaduk nya pelan.

Sore ini, mereka ber-lima berkumpul di Caffe Swandipta.
Caffe yang selalu menjadi tempat berkumpul serta berkeluh kesah, caffe yang tepat menghadap ke arah pantai.

Sangat indah, dan damai.
Tak ada kebisingan, hanya debur ombak pantai yang mendominasi.

Jikalau ditanya, siapa yang menemukan tempat ini. Tanyakan kepada pecinta swastamita, yang tidak lain Putri senja.

"Gue capek," Celetuk Calvin yang langsung mendapat angguk an dari Chandra.

"Gue juga."

"Sama." Ujar Sil dan Cla bersamaan

"Seandainya gue bisa ngerubah takdir," Ucap Rev sebelum tangan nya meraih gitar di samping nya, mereka pun berjalan bersama keluar caffe dan memandang bagaskara yang sudah berwarna jingga.

Tak ada suara yang keluar dari mulut masing-masing, sebelum Putri senja memetik satu per satu senar gitar yang menimbulkan melodi indah.

"Ku terbangun lagi di antara sepi
hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri tak bisa kembali
tuk mengubah alur kisah"

Sil yang pertama bernyanyi, dan dalam lirik tersebut seolah Ia mengungkapkan alur kisah kehidupan nya yang tak bisa Ia ubah.

Disusul Chandra yang mengutarakan suara hatinya, "Ketika mereka meminta tawa ternyata rela tak semudah kata"

Setelah nya mereka menyuarakan isi hati dengan melodi.

"Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah sekali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri"

"Ketika kau lelah, berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu"

Dalam lirik selanjut nya, Rev yang menyuarakan isi hati nya sendiri, Ia yang dipaksa bersyukur saat Ia harus merelakan seseorang, "Mereka bilang, syukurilah saja
Padahal rela tak semudah kata"

Dan di lagu ini, mereka meluapkan emosi yang mereka pendam, berpura-pura baik-baik saja. Nyatanya, semua senyum itu palsu.

"Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah sekali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri"

"Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah sekali saja ku menangis?Ku tak ingin lagi membohongi diri"

"Ku ingin belajar menerima diri ..."

🎶 Runtuh oleh Feby Putri dan Fiersa Besari 

•••

"Tapi pada akhirnya semua yang bertemu pasti akan berpisah." Ucap gadis yang sedang duduk diatas pasir dengan memangku gitar, sesaat pandangan ke-empat sahabat nya berfokus pada dirinya.

"Kita mungkin ngga bakal bisa sama-sama terus kaya gini, kita punya kehidupan masing-masing."

"Dan terima kasih berkat kalian aku tau, keluarga itu ngga cuma tentang satu darah."

"Andai kita berlima bisa bareng- bareng terus." Sahut gadis berambut pirang yang sedang bermain ombak, siapa lagi kalau bukan Cla.

"Ngga dewasa dewasa dong kita beb." Jawab laki laki yang sedang membaca komik, itu Calvin, tadi Ia juga meminjam komik kepada Cla agar dirinya tidak gabut, Katanya.
           
"Aish, berhenti panggil gue beb deh babi."

Sore itu, mereka belajar.
Belajar bersyukur, belajar mengikhlaskan, belajar menerima diri sendiri.

•••

(i) Lagu Runtuh adalah lagu kolaborasi penyanyi tanah air Feby Putri dan Fiersa Besari yang dirilis pada 1 Oktober 2021.

•••

Di part ini cuma ada 526 kata
Tapi, ini bukan tentang berapa banyak kata yang aku ketik. Namun, berapa banyak hikmah yang bisa kamu ambil dari ketikan sederhana ku ini.
Terima kasih dan Semangat teruntuk kalian yang sedang berada di titik terendah kalian.
Aku yakin kalian bisa melewati itu semua, karena dibalik hujan deras dan awan yang hitam, akan ada warna-warni indah setelahnya.
Belajar lah menerima diri sendiri!

See u next part.
Salam hangat dari Cucu Ratu Ell♡

SWÄSTAMÏTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang