~~~
Drian adalah sosok yang tak banyak bicara meski ia cukup pandai berbahasa Korea. Pembawaannya memang cuek dan tertutup, ia juga tak suka orang-orang memasuki ranah pribadinya. Ia tak suka orang-orang bersikap sok akrab padanya.Tapi Jehan dan Ares berbeda, meski mereka lebih dulu mengajaknya berteman, ia merasa cukup nyaman. Cara Jehan ataupun Ares memperlakukannya tak begitu mencolok. Peduli namun tak mengikat dan membuatnya merasa diganggu.
Sore ini mereka bermain basket dengan tenang di lapangan sekolah. Drian baru selesai memasukkan bola ke dalam ring ketika sosok itu datang mendekat.
Suit suit!
Drian hanya menatap dalam diam ketika beberapa pria di lapangan bersiul kecil. Ia mengikuti arah pandangan para pemuda, ada tiga pemuda berjalan mendekat, tapi satu yang bertubuh sedikit lebih pendek melangkah mendekat ke arah mereka.
"Annyeong, Ren ah," Jesoo, salah satu pemuda di dalam tim basket menyapa lebih dahulu.
"Um, hai, Jesoo ya," Ren menjawab sapaan itu, melambaikan tangannya pada namja tinggi itu.
Drian sedikit heran melihat reaksi para namja, hanya dirinya dan Ares yang nampak tak peduli pada keberadaan sosok itu.
Ia mendekat pada Drian, menatap lekat pada sosok yang lebih tinggi, seulas senyum manis dikirimkan.
"Hallo, Drian ah," sapanya pelan.
Drian tak menjawab, ia menatap sekilas pada pemuda berpenampilan aneh ini lalu kemudian melangkah ke arah tepi lapangan, meraih tasnya lalu pergi dari sana tanpa basa-basi, menyisakan orang-orang yang menatap dalam diam serta Ren yang memajukan bibirnya kesal.
*********
"Jangan mendekatinya atau kau akan terkena masalah!"
"Berada di sekitar Ren adalah masalah!" Jehan berbicara, sekilas ia melirik pada Ares yang nampak seakan tak mendengarkan.
"Hmm!"
"Dia memang cantik tapi kau akan berurusan dengan semua namja di sekolah ini!"
"Cantik?" Drian bertanya, satu-satunya kata yang membuatnya tergelitik adalah kata cantik. Itu agak asing baginya menyebut pria dengan kata yang seharusnya ditujukan untuk seorang gadis itu.
"Ya, Ren Kim itu adalah siswa tercantik di sekolah ini, bahkan anak gadis saja kalah cantik, kau tidak lihat?" Jehan bertanya di ujung kalimatnya.
Drian menggeleng, ia tak mengerti apa maksudnya, apa itu yang disebut flower boy? Apa sama seperti Jehan ini?
"Dia pria!" Drian mendengus.
Jehan sejenak terdiam, ia nampak seperti berpikir, "kkkkk!" ia terkekeh, membuat Drian ataupun Ares kini menatap kepadanya, "biar kutebak, kau tidak mengetahui jika seorang lelaki juga bisa terlihat cantik?" tanyanya.
Drian mengangguk, "tidak tahu!" jawabnya.
"Kau benar-benar tak tahu ada hal semacam itu?" Jehan bertanya lagi, Drian mengangguk mengiyakan.
Jehan dan Ares kini saling tatap, Jehan seakan ingin memastikan sesuatu, kini ia menepikan alat makannya dan melipat kedua lengannya di meja, menatap serius pada paras tampan namja kaukasia di depannya ini.
"Kau pernah mendengar istilah pria yang menyukai sesama ... pria?" Jehan bertanya dengan raut serius.
Drian menghentikan kunyahannya, menatap aneh ke arah Jehan, "tentu saja! Kau pikir aku tinggal di mana? di negaraku bahkan sudah legal hal semacam itu sejak beberapa tahun yang lalu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Pretty Boy
FanfictionDrian Matthew, pemuda tampan pindahan dari Inggris, dipertemukan dengan Ren Kim, seorang siswa berparas cantik di sebuah sekolah asrama. Drian yang menurut issue adalah seorang homophobic harus berurusan dengan sang uke idaman. Apa yang terjadi keti...