Woo Dohwan, ia tahu jika Kim Jennie sangat suka mendengarkan radio. Maka dengan itu, dengan tekad bulatnya, ia akan menumpang untuk membuat kekasihnya itu pulang. Ia yakin, Jennie akan mendengar suaranya dan memutuskan untuk kembali.
Ah, dua minggu lalu..
Dohwan dan Jennie sudah menjalani hubungan selama 2 tahun, dan ada 1 hal yang baru Dohwan ketahui. Jennie memiliki alter ego. Dia akan seolah-olah menjadi orang lain dalam waktu yang lama. Wajahnya Jennie, tubuhnya juga Jennie, namun kepribadiannya berbeda jauh seperti Jennie yang Dohwan kenal.
Alter ego nya adalah seorang psikopat. Dia tidak akan ragu untuk membunuh siapapun yang menjadi incarannya, lalu semenit kemudian dia akan menangis karena alter ego nya tertidur dan dirinya yang lain bangun.
Seperti saat ini,
"Katakan, apa permintaan terakhirmu sebelum kepalamu kutebas? Ah, meminta untuk dilepaskan bukan salah satu list dalam permintaan yang akan aku kabulkan." katanya sambil terus menyayat boneka beruang merah muda didepannya.
Didepannya kini ada seseorang yang diikat olehnya, matanya ditutup supaya tidak melihat wajah Jennie. Meskipun dia akan mati, tetap saja.. wajahnya adalah privasi.
"A–apa maumu? To–tolong lepaskan aku.. aku mohon.."
Pisau yang daritadi Jennie genggam kini ia lempar, gotcha! Tepat mengenai tumit seseorang yang ia ikat.
"AH!"
"Oops! Kan sudahku katakan bukan? Akan aku kabulkan semua permintaanmu kecuali minta dilepaskan? Aigoo kaki indahmu jadi terluka, padahal belum waktunya darahmu mengalir." katanya lalu kembali menarik pisau itu.
"AH! Sa–sakit.."
"Uh, mianhe. Cepat katakan apa permintaanmu. Waktumu hanya tersisa dua men—"
"Lepaskan aku!" teriaknya.
Jennie tersenyum tipis, lalu dengan segera menyayat bibir seseorang itu. Darah segar mulai keluar dari pipi gadis itu, ya.. Jennie menyayat kedua ujung bibirnya hingga tulang pipi.
Jennie menyeringai, "Ah.. lukisan yang indah. Itulah yang kau dapatkan jika memotong ucapanku." katanya.
"Waktumu tersisa satu menit, katakan apa permintaanmu dan aku akan mengabulkannya." ucap Jennie sambil menatap pisaunya yang kini memerah.
"Buka penutup mataku, aku ingin melihat siapa kau sebenarnya." ucapnya menahan perih.
Jennie tersenyum, "Permintaan yang bagus. Dikabulkan," lalu tangan terampilnya mulai membuka ikatan tutup mata yang ada pada mata gadis itu.
Jennie tersenyum lebar, "Annyeong!" katanya ramah.
Si korban bersumpah, Jennie menakutkan dengan senyum itu.
"Bagaimana dengan wajahku? Apakah terlihat cantik?" tanyanya.
Jennie kembali melihat arloji tangannya, "Lima, empat, tiga, dua.. satu.."
"Say good bye to world Heejin-ah." kata Jennie lalu dengan cepat menusuk mata gadis itu dengan perkakas yang dia punya.