Aku hanya diam, video sudah ku putar, mas yono sudah mulai asik dengan video dan penisnya, kaus yang masih setengah terbuka, celana nya bahkan tidak ia lepaskan masih tegantung di lutut.
Aku tidak mau merusak hubungan ku dengan mas yono, apalagi kami satu tempat kerja, jadi kuputuskan untuk keluar kamar dan duduk disofa meninggalkan mas yono dikamar. Memang membosankan, aku membuka handphone ku dan mengecek notifikasi masuk, ada pesan masuk dari nomor tidak ku kenal
" Dek, nanti minta tolong bantuan mu ya! "
Bunyi pesan yang masuk, aku balas " Maaf ini siapa? "
Tak berselang lama bunyi pintu di luar, seseorang mencoba mebuka pintu, aku tidak terlalu ingat tapi ku yakin itu Andi, anak pak Yono. Kami sudah lama tidak ketemu, terakhir aku bertemu andi saat dia masih kecil, andi menyapaku. Dan aku teringat bahwa ayah nya masih di kamar dan sedang coli, untung nya andi langsung ke kamar mandi.
Aku reflek masuk ke kamar untuk memperingati pak yono, tampak kaget mas yono melihat ku masuk ke kamar lagi, ntah kepalang tanggung atau sudah mau klimaks, dia tetap coli, andi yang sudah selesai dari kamar mandi masuk ke kamar. Aku yang berdiri di belakang pintu kamar terdorong karena andi, jatuh tepat di atas mas yono, penis nya tak sengaja aku pegang dan bersamaan, muncratan sperma keluar ke wajahku dan tumpah di baju ku dan mas yono.
Andi yang berdiri di depan pintu hanya terdiam, mencoba mencerna apa yang dia lihat. Aku masih sibuk membersihkan sperma mas yono, masih teringat di benakku betapa keras dan hangat nya batang licin itu. Aroma sperma yang khas dan lengket dengan situasi yang tidak jelas ini benar benar membuat ku merasa malu di depan Andi.
Aku pamit ke kamar mandi untuk benar2 membersihkan sperma, dan membiarkan ayah dan anak itu menyelesaikan masalahnya. Seusai dari kamar mandi, aku hendak pamitan pulang.
" Andi, aku kesini cuma mau bantu bapakmu untuk memang komputer ini, semoga kamu bisa pakai untuk kebutuhan sekolah mu dengan baik, untuk selebihnya yang kamu lihat itu salah paham dan tidak sengaja. "" Iya ko, tadi bapak udah jelasin, makasih sudah bantu bapak"
" Baik lah kalau pak yono sudah jelasin, saya harap gak ada salah paham disini, saya mau pamit pulang juga ya sama bapak. "
" Iya ko, hati hati di jalan ya"
" Maaf ya dek Ardy, atas kejadian tadi, saya khilaf di usia yang sudah tua ini, niat minta bantu malah jadi ngerepotin dek Ardy. "
" Iya pak gak apa, gak usah di pikirkan, saya mau pamit pulang dulu pak, sudah di tunggu ayah saya dirumah."Aku segera cabut pulang ke rumah, dan tak mau memikirkan nya lebih jauh. Sesampainya dirumah aku merasa rumah lebih sepi, ya karena hari ini ayah dan ibuku mendapat undangan untuk acara pernikahan anak teman mereka, dirumah hanya ada Alvin, dia menungguku pulang karena ada janji nonton film one piece yang sedang tayang dengan teman teman sekelasnya.
"Ko, aku mau pergi nonton red sama teman kelas, tadi udah izin juga sama mama, katanya nunggu koko pulang baru boleh pergi, itu di meja ada nasi sama lauk mama tinggalin buat kita, tapi tadi nih sih Juan ( teman sekelas nya) numpang makan jadi tinggal sisa sedikit nasi nya. Aku pamit dulu ya! "
Bergegas Alvin pakai sepatu dan pergi meninggalkan ku. Aku keruang makan dan mengecek meja makan, dan ternyata bukan sisa seedikit, tapi benar habis makanan di meja, pantas saja adik ku langsung lari keluar.
Mencoba bersabar, karena terasa gerah aku memutuskan untuk mandi, baru saya aku melepas pakaian dan membasahi tubuh, dari luar terdengar orang mengetuk pintu. Cukup keras dan berulang, aku pun bergegas karena sepertinya orang ini sangat buru buru.
Dengan tubuh masih basah, aku keluar hanya dengan handuk yang kulilitkan di pinggang, saat ku bukan pintu samping ternyata itu mas Baya.
" Waduh maaf ganggu mandi nya lagi ko, ini saya mau minta tolong, tadi pagi sudah ngomong ke bapak, tapi katanya sore ini dia ada acara keluar jadi suruh minta ke ko ardy"Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste - Kisah Ardi dengan dengan nasi goreng
Historia CortaArdy adalah pemuda yang masih bingung mencari jati dirinya. Tidak memiliki bakat khusus namum selalu tergugah untuk mecoba hal baru. Dalam pencariannya, Ardi bertemu Baya, Pria berusia 32 tahun yang penuh percaya diri dan semangat. Pertemuan y...