Bab 5

1.4K 122 1
                                    

Kring...

Bunyi bel istirahat berbunyi. Kanaya membereskan bukunya ketika pak fajar guru matematika mereka berjalan keluar kelas.

" Kantik yok" Ajak adira

Jihan mengangguk kepalanya
"Lo ikutan gak nay" Ajak nya

" Boleh deh" Kanaya tersenyum sambil menggandeng tangan jihan dan adira berjalan keluar.

" Semangat banget sih lo nay"  Kata jihan sambil tersenyum.

" Gue udah dari tadi udah nahan lapar lo han. Gara-gara Alex tadi gue gak sempat sarapan" Kata kamua kesal. Mengingat kejadian tadi pagi. Dimana dia hanya minum segelas susu cokelat pemberian calista. Tanpa menyentuh sedikit pun makanan yang telah tersedia di meja. Padahal makanan itu kelihatannya sangat enak.

" Alex? "

" Iya. Tadi pagi Alex datang jemput gue"

Jihan dan adira terbatuk pelan.

' Kanaya udah tau tentang alex?' pikir mereka bersamaan.

" Lo udah kenal Alex? " Tanya adira penasaran.

" Gue gak sepenuhnya kenal sih. Tapi gue kesel banget sama dia. sok kenal banget sama gue"

Jihan dan adira mengangguk seolah paham, tapi dalam pikiran mereka sedang bertanya-tanya.

Lagi-lagi mereka jadi pusat perhatian, saat berjalan menuju kantin. Membuat Kanaya kesal sendiri, dia tau dia cantik tapi gak usah sampai seperti itu oke.

"Risih banget sih dilihatin begitu"

" Biasanya lo paling senang di liatin kayak gitu" Jelas adira.

"Gue? Yang benar saja,"

"Lo gak percaya? Wajar sih lo emang gak ingat apa-apa sekarang. Tapi yang pasti itu memang kenyataan nya, " Kata adira lagi.

" Sekarang gue merasa kalau gue dulu sungguh tidak tau malu, " Kata kanaya. Dia memijat kepala pusing. Hari pertama sekolah saja dia sudah seperti ini. Gimana untuk hari kedua, tiga, empat-atau sampai dia lulus nanti?

" Gpp. yang penting lo sekarang jangan begitu lagi. Mungkin ini kesempatan kedua buat lo untuk memperbaiki diri, " Ujar jihan.

Kanaya mengangguk. Matanya melirik ke arah jihan dan adira.

"Iya. Dan kalian harus bantu gue oke!"

"Aman itu. Tapi, pertama-tama lo harus minta maaf sama teman sekelas kita. Lo liat kan tadi. Saat lo masuk kedalam kelas gak ada yang nyapa lo kan? Gak ada yang nanyain kabar lo? Yang sudah dua minggu lebih gak sekolah. Itu karena mereka gak suka sama lo. Bahkan saat lo koma aja mereka gak ada yang datang jengukin lo!"

Kanaya terdiam. Nafasnya tercekat. Penjelasan adira sedikit menusuk ulu hatinya. Tapi itu memang benar. Teman-teman sekelasnya hanya melirik singkat ke arahnya ketika dia masuk kedalam kelas. Tidak ada yang menyapanya, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Berlagak tidak mengenal dirinya. Entah apa kesalahan yang di perbuat Kanaya yang membuat mereka seperti itu.

"Gue gak tau harus bilang apa lagi. Semua yang kalian bilang buat kepala gue pusing. Sebenarnya apa yang telah gue lakuin selama ini? " Tanya Kanaya histeris sendiri.

"Kanaya. Mungkin ini sulit lo percaya. Tapi itu adalah keputusan lo, gak ada campur tangan orang lain. Ini murni lo pelakunya, " Terang jihan.

Rasa penasaran semakin menggerogoti kanaya. Dia menatap penuh tanya jihan dan adira. Menghela napas sebentar, "  Kesalahan Apa yang telah gue perbuat? " Tanyanya final

i'm really not antagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang