🌅🌅🌅🌅🌅🌅🌅
#happy reading#
Setelah mendengar sekilas kisah hidup Kanaya dulu, kanaya sungguh tidak punya muka lagi untuk bertemu dengan Alex. Sekilas cerita itu mungkin tidak ditujukan untuknya, tapi sekarang yang menempati tubuh Kanaya adalah dia. Berarti semua yang terjadi atas perbuatan Kanaya dulu, sekarang dia lah yang akan menanggung nya.
Kanaya mendesah berat, sejauh mana pun dia menolak untuk tidak memikirkan itu rasanya selalu gagal. Seakan-akan ada magnet yang menariknya untuk terus memikirkan hal tersebut. Dan itu membuat Kanaya kesal, tak henti-hentinya dia mengumpat i Kanaya dari tadi. Dari sekian banyak nya manusia di dunia ini, kenapa harus dia yang menjadi pemeran antagonis nya?
Kanaya melirik sebentar ke arah jam cantik yang melekat di lengan sebelah kirinya, Sudah pukul 14.20, berarti sudah 20 menit lebih dirinya hanya duduk sendiri di dalam kelas sambil melamun. Semua penghuni kelasnya sudah pulang duluan, bahkan jihan dan adira saja sudah pulang.
Sebenarnya kanaya sudah di ajak pulang oleh kedua sahabat nya akan tetapi dia menolak dengan alasan masih belum siap menyalin catatan yang ada di papan tulis. Sebenarnya itu hanya alasannya saja. Dia hanya mau menghindari alex, Dia tidak ingin bertemu dengan cowok itu untuk sekarang.
Kanaya tersenyum simpul. Kelasnya sudah sepi, semua orang sudah pulang. Berarti cowok itu juga pasti sudah pulang. Pikirnya
Kanaya dengan cepat-cepat memasukkan bukunya ke dalam tas. Menyanderkan pelan ke bahunya, Kanaya berjalan dengan riang keluar kelas. Senyumnya terbit, Semua ide brilian yang dia buat untuk menghindari alex ternyata berhasil.
Kanaya melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kelas, menutup pintu tersebut dengan pelan, seakan takut menimbulkan suara sedikit pun.
Ketika sudah selesai dia berbalik hendak pergi tapi seketika badanya reflek mundur kebelakang mendapati alex yang berdiri di belakang nya dengan ekspresi datar andalannya."Astagaaa!! Lo ngagetin aja!! " Ketus Kanaya mengelus dada kaget.
Alex tidak bereaksi sedikit pun. Matanya hanya melihat cewek itu datar. Kalau bukan karna mamanya yang terus menelepon i nya untuk pulang bareng cewek itu, sudah lama dia pulang tanpa harus memikirkan cewek manja di depannya ini.
"Pulang! " Ujar alex datar.
Kening Kanaya mengerut tidak mengerti dengan perkataan cowok di depannya itu.
Alex menghela napas kasar. "Pulang bareng gue! " Ralatnya, mengetahui ekspresi bingung Kanaya.
Kanaya mendelik, apa? Pulang bareng cowok menyebalkan itu? Sumpah dirinya lebih baik di suruh makan pare aja sekilo. Daripada dia nanti emosi terus menghadapi sikap menyebalkan cowok itu.
"Gak! Gue gak mau pulang bareng lo!" Tolak Kanaya mentah-mentah.
"Gk usah ngebantah! Sekarang pulang bareng gue! " Ujar Alex terkesan memaksa.
"Dih! Apa-apaan sih lo? Kalau mau lo mau pulang, pulang aja! Ngapain ajak-ajak gue?" Ketus Kanaya.
Alex tidak bersuara, cowok itu malah melangkah mendekati Kanaya.
Kanaya menatap bingung cowok itu.
"Mau ngapain lo? " Tanyanya panik.Alex semakin maju membuat Kanaya reflek memundurkan badannya ke belakang.
Sialnya, badannya malah bertabrakan dengan pintu yang dia tutup tadi, sekarang menyesal sudah dirinya menutup pintu itu.
"Lo-, jangan macam-macam !! " Ujar Kanaya merentangkan tangan ke depan seakan menghalau cowok itu mendekat. Bukanya berhenti, cowok itu malah semakin memojokkan nya ke pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm really not antagonis
Teen FictionKanaya pebriana tsabina bangun dari koma, dengan tubuh yang sama tapi jiwa yang berbeda. Di dinyatakan hilang ingatan yang tidak tau siapa dirinya. Kanaya harus menanggung segala konflik yang berdatangan atas perbuatan Kanaya yang asli, termasuk m...